Chapter 17 - Masa Lalu <3>

1.3K 112 13
                                    

Sudah semenjak lima tahun lalu, Jongin memutuskan untuk tidak lagi menjadi dirinya. Setelah kejadian yang teramat sangat melukai tak hanya hati tapi juga tubuhnya, Jongin memutuskan untuk menyingkirkan semangat dalam hidupnya. Ya, itu pilihannya. Yang meskipun teramat menyakitkan untuknya, tapi tetap saja dia jalani bahkan tanpa bantahan. Namun di sisi lain justru membuat seseorang merasa diuntungkan. Beruntung karena sikap pasif Jongin, membuatnya bisa memperlakukan dan melakukan tindakan apapun pada Jongin semaunya tanpa mempedulikan perasaan pemuda itu.

Sang ayah, yang tiba-tiba berubah menjadi sosok pria menakutkan yang bahkan sanggup melakukan apapun demi melancarkan apapun tujuannya. Tak peduli segala macam hal yang sekiranya mampu menghalangi rencananya, akan langsung beliau singkirkan. Dan memaksakan kehendak yang entah sejak kapan mulai menjadi hobinya yang tanpa sadar selalu menyakiti orang-orang di sekitarnya. Dan dalam hal ini, yang sering menjadi korban adalah Jongin. Putra satu-satunya dalam keluarganya.

Bermula saat dengan tiba-tiba sang ayah memutuskan kepindahan keluarga mereka ke Seoul. Dengan tanpa menanyakan pendapat anggota keluarga lain, sang ayah seolah memaksa seluruh keluarga untuk pindah. Jongin yang saat itu berusia empat belas tahun dan baru saja memulai masa SMP-nya sempat membantah keputusan sang ayah yang mengharuskan semua anggota keluarga pindah ke Seoul.

"Appa, aku bahkan baru memulai masa SMPku beberapa bulan. Masak sudah harus pindah?" Jongin mencoba memohon, mengungkapkan ketidak setujuannya pada sang ayah.

Tuan Kim yang tengah berkonsentrasi pada pekerjaannya di atas meja hanya mengabaikan keberadaan Jongin.

"Appaa.!" Rengek Jongin berharap mendapat perhatian dari sang ayah.

"Ini sudah keputusan appa!" Kata tuan Kim masih fokus pada pekerjaannya.

"Baiklah, bagaimana kalau appa dan eomma saja yang pindah, dan aku tetap di sini paling tidak sampai kenaikan kelas."

"Tidak Jongin!" Jawab sang ayah.

"Atau, paling tidak biarkan noona bersamaku di sini." Penyampaian alasan dari Jongin masih belum dapat membuat anak lelaki itu mendapat perhatian dari sang ayah.

"Tidak!"

"Ayolah appa. Apa appa tega memisahkanku dari Soojung. Bagimana dengan Soojung kalau aku meninggalkannya nanti?" Jongin masih saja merengek menolak kepindahan mereka ke Seoul.

BRAAKK!!!

Tuan Kim terlihat bersungut. Dia yang tak lagi dapat menahan emosinya, akhirnya menggebrak meja kerja yang membuat Jongin terlonjak.

"Kau tidak lihat appa sedang bekerja!!" Seru lelaki itu mengagetkan Jongin. Ini pertama kalinya sang ayah berteriak padanya.

"A-aku hanya-

"Keputusan appa sudah bulat! Kita sekeluarga termasuk kau, pindah ke Seoul akhir bulan depan!" Suara lelaki itu masih bernada tinggi.

"A-appa...

Hampir seumur hidupnya, tak pernah sekalipun sang ayah berbicara kasar terhadapnya. Bahkan sang ayah merupakan sosok bijaksana yang tidak akan menggunakan nada tinggi saat berbicara terutama pada anak-anaknya. Namun, akhir-akhir ini beliau jadi sering uring-uringan dan tak jarang anggota keluarganya di rumah yang menjadi sasaran kemarahan beliau.

"Menggelikan saat kau memikirkan nasib anak perempuan dari lelaki menyedihkan itu." Lanjut sang ayah. Suaranya sedikit lebih rendah dari sebelumnya. Beliau menatap dengan tatapan remeh pada Jongin.

"Masa depanmu masih panjang, berhenti mengurusi hal-hal tidak berguna! Tinggalkan semua yang tidak bermanfaat untukmu!"

"T-tapi appa...

INSANE  #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang