Chapter 14 - Their First Kiss

1.7K 137 6
                                    



Soojung langsung saja berlari begitu dia mendengar berita yang disampaikan oleh sang ibu. Bahkan tak mempedulikan kondisi cuaca yang tengah hujan lebat saat ini, serta hawa dingin yang begitu menusuk hingga ke tulang, Soojung terus berlari sekencang-kencangnya. Sebisa mungkin dia harus bisa mengejarnya. Dia tidak boleh terlambat sedetik pun. Soojung tidak boleh kehilangannya. Kim Jongin, tidak boleh pergi meninggalkannya.

Tanpa berusaha mengambil nafas terlebih dahulu, Soojung menggedor sebuah pintu pagar tinggi di depannya. Dan tak terhitung berapa kali dia menekan tombol bel pada interkom yang menempel pada tembok pagar. Tapi sebanyak apapun dia menekan bel dan menggedor pintu tersebut tetap tak ada satupun orang yang muncul membukakan pintu untuknya. Bahkan Soojung sudah berteriak sekeras-kerasnya memanggil nama Jongin, tetap tak juga muncul pemuda itu.

"JONGIN-AH!! AKU DI LUAR, BUKA PINTUNYA!! JONGIN-AH!!" Teriak Soojung yang masih belum putus asa. Dia merasakan panas pada mata dan wajahnya.

Tidak, dia tidak sedang menangis. Wajahnya basah karena terkena air hujan. Bukankah Soojung seorang gadis yang kuat, dia juga gadis yang tangguh. Tidak mungkin dia akan semudah itu menjatuhkan air matanya.

"Tidak mungkin kau meninggalkanku kan Jongin." Nafas Soojung terengah. Cuaca dingin di tambah volume air yang terus mengguyurnya, perlahan membuat tubuhnya terasa lemah.

"Tidak mungkin kau pergi begitu saja tanpa berpamitan denganku." Soojung tak mampu lagi berdiri. Kakinya terasa lemas, hingga membuatnya akhirnya terduduk bersandar pada tembok di belakangnya.

"Csh, betapa bodohnya aku." Kata Soojung. Nadanya mulai kembali teratur meskipun sekarang tubuhnya tampak bergetar.

"Kenapa kau pergi sebelum aku mengatakannya padamu?"

"Kenapa kau tidak menungguku menyatakan perasaanku padamu, Jongin."

"Rasa yang begitu lama aku pendam. Rasa yang selalu membuatku merasa nyaman saat bersamamu."

"Aku juga menyayangimu Jongin."

Mata Soojung kembali terasa memanas. Dia menolak jika itu karena efek air mata yang mulai jatuh melewati pipinya. Dia menolak, menjadi gadis cengeng yang dengan mudahnya menangis hanya karena hal sepele. Tapi, dia tidak bisa menahannya. Hatinya sakit. Jongin, pemuda yang selama ini dia sukai pergi meninggalkannya. Tanpa pamit.

"Suatu saat kau akan kembali. Aku yakin kau pasti akan kembali dan mencariku."

"Aku menyayangimu Jongin."

"Aku akan selalu menunggumu."



Soojung tersentak saat seorang sopir taxi membangunkannya beberapa saat lalu. Dia tidak sadar, baru saja dia tertidur di dalam taxi. Lantas, Soojung pun turun setelah membayar tagihan taxi nya.

Soojung melangkahkan kaki melewati pintu pagar yang sengaja belum dikunci. Dia baru saja melewati halaman rumahnya dan melihat mobil sang ayah sudah terparkir di sana. Satu hal yang dia harapkan jika lelaki itu pulang lebih cepat darinya, semoga saja lelaki itu sudah tidur. Jadi dia bisa dengan leluasa masuk ke dalam rumah tanpa rasa takut sedikitpun.

Sang ibu tampaknya masih menunggunya pulang, karena beliau tampak tertidur di depan tivi yang masih menyala di ruang tengah. Dia berjalan menghampiri sang ibu dan dengan perlahan membangunkan wanita itu.

"Eomma, tidurlah di dalam. Eomma." Panggil lirih Soojung pada sang ibu.

"Oh, kau sudah pulang. Apa baru saja aku tertidur?" Tanya wanita itu menegakkan tubuhnya. Lantas wanita itu melihat jam di dinding rumahnya yang menunjukkan pukul sembilan malam.

INSANE  #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang