Chapter 22 - Ingatan Yang Hilang

1.2K 114 26
                                    





Tidak terasa tiga bulan terlewat begitu cepat. Hubungan Jongin dan Soojung masih berjalan seperti biasanya, banyak kekonyolan, kadang di selingi pertengkaran dan sesekali Jongin kembali mengajak Soojung membolos. Tentu Soojung tidak pernah menolaknya, karena hanya dengan membolos mereka mempunyai waktu untuk berkencan.

Namun di balik hubungan mereka yang tampak baik-baik saja, Jongin merasakan kegelisahan yang dia pendam dalam hatinya. Tak lama lagi, rencana perjodohannya dengan Sohee akan benar-benar berlangsung. Dua minggu dari sekarang, sang kakak memberitahukannya pada Jongin acara tersebut akan diadakan.

Jongin memang sudah mengatakan rencana perjodohannya dengan Sohee pada Soojung. Tapi dia belum cerita jika acara itu akan dilaksanakan secepat ini. Jongin sendiri tidak tahu bagaimana cara dia menyampaikan hal itu pada gadisnya. Yang pasti dia tidak sanggup jika harus melihat kekecewaan dari gadis itu.

"Apa yang kau pikirkan? Kau tampak murung hari ini." Tanya Soojung. Memang hari ini Jongin terlihat lebih pendiam dari biasanya.

Jongin mendengus keras mengotak atik botol minumnya di atas meja kantin. "Dua minggu lagi."

"Mwoga?"

"Acara pertunanganku dengan Sohee akan digelar." Kata Jongin tak bersemangat. Dia melihat wajah Soojung seketika menegang mendengar pernyataan yang baru saja dia ucapkan.

Soojung tidak menjawab. Hatinya bergemuruh, terasa sesak sampai membuatnya tak bisa bernafas. Dia kembali teringat lamunannya tempo hari saat Jongin memberitahukan perihal perjodohannya dengan Sohee.

Apakah ini suatu pertanda bahwa Jongin memang tidak bisa aku miliki seutuhnya?

Matanya yang semula baik-baik sajapun terasa begitu panas dan juga perih. Dia mengibas-ngibaskan tangannya pada kedua matanya yang mulai berair.

"Aigoo, kenapa tiba-tiba berair? Pasti karena debu." Kata Soojung berbohong.

Jongin makin tidak tega, lagi-lagi dia harus menyakiti hati Soojung dengan sebuah berita yang selalu tidak baik untuk hubungan mereka. Jongin menarik tangan Soojung yang masih dia kibaskan di depan matanya, lantas menggenggamnya. Jujur dia ingin memeluk gadis itu, namun situasi tidak memungkinkan untuknya melakukan hal tersebut.

"Aku sungguh tidak berguna. Hanya bisa menyakitimu." Kata Jongin menyandarkan keningnya pada bahu Soojung. Dia mulai mendengar isak pelan gadisnya.

"Ini kan bukan kemauanmu. Dan kau tidak punya pilihan." Jawab Soojung mencoba mengerti. Sebelumnya dia mungkin bisa berpura-pura kuat dan bahkan menyuruh Jongin membatalkan perjodohan mereka, tapi seketika, saat Jongin memberitahukan waktu pertunangan yang hanya tinggal dua minggu lagi, sontak kepercayaan dirinya kembali runtuh.

"Tapi Jongah noona bilang dia akan membantuku. Dia bilang, dia akan mengusahakan untuk membatalkan perjodohanku dengan Sohee." Kata Jongin penuh antusias menegakkan tubuhnya menatap Soojung.

Soojung tidak menjawab, karena dia memang tidak tahu harus memberikan jawaban apa atas masalahnya kali ini. Dia hanya membalas genggaman tangan Jongin lantas mengangguk dengan senyuman yang tampaknya tersungging dengan sedikit paksaan.

"Hai kalian!" Ketegangan Jongin dan Soojung harus terganggu oleh kedatangan kedua makhluk yang baru saja muncul dengan senyuman merekah dari bibir keduanya.

Jongin menatap tidak suka saat lagi-lagi Sehun harus muncul di hadapannya. Entahlah, jika urusan tidak suka pada seseorang, Jongin pasti selalu konsisten dengan hal itu. Sementara Soojung, dengan cepat dia merubah ekspresinya agar Sehun dan juga Mina tidak melihat kesedihan di wajahnya. Tak lupa menghapus air mata yang masih tertinggal di ujung mata indahnya.

INSANE  #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang