Chapter 30 - Melepaskan

1K 128 27
                                    





Jongah mempercepat langkahnya menyusul Jongin di toilet. Di ujung ruangan yang tampak sepi, Jongah melihat plang bertuliskan toilet yang lantas membuatnya melangkah ke arah plang tersebut. Jongah baru saja akan masuk ke sebuah gang sempit di ujung lorong namun dia berhenti dan kembali mundur saat dia melihat seorang lelaki menghadang Jongin. Lelaki itu berdiri di depan pintu toilet menghadap Jongin.

Jongah yang tampak penasaran tak ingin beranjak dari tempat itu. Lantas, wanita itu lebih menajamkan pendengarannya agar bisa mendengar lebih jelas lagi pembicaraan lelaki itu dengan Jongin. Sementara itu, lelaki yang adalah Sehun itu terlihat menatap Jongin dengan tatapan iba. Bagaimana tidak, Jongin yang biasanya terlihat segar dan juga tampan dengan semua pesonanya, hari ini terlihat begitu pucat dan juga tampak tak bersemangat.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Jongin benar-benar terkejut dalam tubuhnya yang terasa lemas. Namun, meskipun begitu dia tetap terlihat berdiri tegap di hadapan Sehun. "Aku harus keluar, acara sebentar lagi akan di mulai."

Jongin mulai melangkah maju menuju pintu, namun saat dia tepat berada di depan Sehun, pemuda itu menghentikan langkahnya.

"Ada apa denganmu? Apa kau sakit?" Tanya Sehun benar-benar tampak khawatir.

"Aku baik-baik saja." Jawab Jongin melanjutkan langkahnya namun ditahan sekali lagi oleh Sehun.

"Kau pucat. Inikah alasan kau menghilang selama dua hari? Kau tahu Soojung sungguh sangat mengkhawatirkanmu." Kata Sehun masih mencengkeram lengan Jongin.

"Aku tidak apa-apa Hun-ah. Sudahlah aku harus keluar." Jawab Jongin lemah mencoba meloloskan diri sekali lagi dari Sehun.

"Jongin-ah!!" Sehun yang tampak sewot, mendorong tubuh Jongin hingga mundur beberapa langkah. Tubuh Jongin yang lemah bersandar pada wastafel.

"Kau menghilang tanpa berita. Pesan dariku dan juga Soojung pun tak ada yang kau balas. Dan sekarang, lihat dirimu. Kau tampak seperti mayat hidup." Kata Sehun dengan nada tinggi.

"Ah, seharian aku sibuk mengurusi acara ini dengan Sohee, dan aku meninggalkan ponselku di rumah. Maaf Hun-ah." Jawab santai Jongin dengan senyuman yang tampak dipaksakan.

"Kau pikir aku percaya?" Sehun berjalan mendekat ke arah Jongin. "Katakan Jongin, apa ini ada hubungannya dengan ayahmu? Apa beliau yang menyuruhmu untuk menjauhi Soojung?"

"Kenapa harus selalu disangkutpautkan dengan ayahku?" Tanya Jongin sinis dengan nada bicara teramat dingin.

"Entahlah. Tapi yang aku tahu, kau tidak akan mungkin meninggalkan Soojung begitu saja. Kau tidak akan mungkin meninggalkannya, lagi."

"Heh, meninggalkannya." Jongin berjalan mundur beberapa langkah dari Sehun.

"Ayolah Jongin, pertunangan ini bukanlah hal besar yang bisa membuat kalian berpisah bukan?"

"Tapi jika perpisahan kami bisa membuat hidupnya jauh lebih bahagia, bukankah itu lebih baik?" Jawab Jongin menarik satu sudut bibirnya. Dia sendiri merasakan sesak dalam dadanya, menahan semua emosi yang rasanya sudah tak sanggup lagi dia simpan.

"Apa maksudmu? Kau, tidak bermaksud meninggalkan Soojung bukan?" Sehun terlihat membulatkan matanya. Dia meperpendek lagi jaraknya dengan Jongin. "Jawab Jongin!!"

"Akan ada lelaki yang jauh lebih baik dariku yang akan mampu menjaga dia. Melindunginya tanpa pernah sedikitpun menyakitinya."

"Kau gila!!" Sehun mencengkeram kerah jas Jongin, sementara pemuda itu hanya diam saja tak menepisnya. "Ayo, ikut aku! Kita pergi dari sini!! Pertunangan ini tidak boleh terjadi!!"

INSANE  #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang