Chapter 12 - Cemburu <2>

1.6K 139 6
                                    



Kris terlihat begitu tampan dengan setelan jas hitam yang membuatnya makin terlihat tinggi menjulang. Di sampingnya sang adik terlihat tak kalah memukau dengan dres mini tanpa lengan berwarna putih sepanjang pahanya. Mereka berdua terlihat tengah menunggu kedua orangtua mereka yang baru saja tiba untuk bergabung bersama mereka. Setelah mereka berempat berkumpul, seorang roomboy mengantar mereka ke sebuah ruangan yang berada sedikit jauh dari loby. Di sana sudah di sediakan delapan kursi dengan meja persegi besar di tengah dengan tatanan ruang yang terkesan elegan namum mewah.

"Aku penasaran. Seperti apa wajah calon tunanganku." Kata adik Kris berbisik pada kakaknya.

"Berdoa saja semoga dia bisa bertahan dengan sifat manjamu."

"Kenapa eoppa berbicara seperti itu. Ish. Menyebalkan."

"Heh."

Tak berapa lama mereka menunggu, rombongan keluarga yang mereka tunggu pun muncul. Diawali dua orang yang tampak seperti suami istri tengah bergandengan memasuki ruangan yang langsung di sambut dengan tangan terbuka oleh ayah Kris. Setelahnya kedua putra dan putri mereka mengikuti di belakang. Kris membulatkan matanya saat melihat putra rekan bisnis sang ayah. Apa dia tidak salah lihat?

Jongin?

Sama halnya seperti Kris yang menatap tanpa mengedip pada Jongin, adik Kris di sampingnya pun menatap Jongin tak kalah antusias. Gadis itu menatap penuh kekaguman pada Jongin yang sekarang tengah berbisik sesuatu pada kakak perempuannya.

"Eoppa, kenapa aku seperti pernah melihatnya sebelumnya?" Bisik gadis itu pada Kris. Namun matanya masih menatap lurus pada Jongin.

Kris hanya diam. Dia bahkan tak mendengarkan apa yang baru saja diucapkan oleh adiknya. Dia hanya terus memikirkan, jika benar apa yang dikatakan adiknya malam kemarin soal perjodohan, brt Jongin lah yang akan dijodohkan dengan adiknya. Sementara Kris tahu, dan teramat tahu Jongin tidak akan pernah melupakan Soojung nya. Dan jika benar perjodohan itu terjadi suatu hari nanti, bukankah itu hanya akan menyakiti hati adiknya. Sebab sampai kapanpun Jongin tidak berniat mengganti posisi Soojung di hatinya untuk gadis lain.

"Ah, aku ingat. Bukankah dia teman sekolah eoppa sebelum kita pindah ke Seoul enam tahun yang lalu?" Gadis cantik di samping Kris masih saja berbisik.

"Tidak baik bicara berbisik di depan banyak orang." Kata Kris menanggapi sang adik. "Duduk yang benar."

"Tapi aku benar kan?"

"Hemm." Angguk Kris halus.

Dalam acara jamuan, Kris tak mengatakan sepatah katapun tentang dirinya. Dia tiba-tiba menjadi sosok pendiam malam itu. Dia bahkan tidak bersedia sekedar mengangkat wajahnya untuk menatap anggota keluarga rekan kerja ayahnya. Tidak juga bersedia menatap Jongin yang sedari tadi terus melirik ke arahnya. Sampai dia mendengar suara ayahnya yang mengatakan keluarga mereka berjodoh. Dalam hati Kris, tak pernah sekalipun dia memimpikan akan menjadi keluarga dengan Jongin.

Membayangkannya saja aku malas.

Hanya beberapa detik Kris mengangkat wajahnya dan menatap pada sumber suara saat ayahnya dan ayah Jongin berbicara. Namun Kris harus kembali menundukkan wajahnya saat kedua orang tua mereka mulai membahas masalah perjodohan. Kris benar-benar tidak bisa memperlihatkan ekspresi wajah kecewanya pada mereka, terlebih pada ayahnya. Dia hanya merasa teramat disayangkan jika sang adik harus bertunangan dengan Jongin. Lelaki yang tak akan pernah lepas dari masa lalunya. Masa lalu yang membuat pemuda itu menjadi sosok yang seolah tidak butuh wanita di sisinya.

INSANE  #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang