Chapter 10 - Cinta Yang Lain <SM>

1.9K 166 7
                                    

Kris terlihat duduk di tangga penghubung lantai dua dan lantai tiga. Hari ini dia sungguh merasa bosan, tak ada hal menarik yang membuatnya bersemangat. Terlebih telpon dari sang ayah yang dia terima pagi tadi, makin membuatnya tidak bersemangat mengikuti pelajaran.

Sang ayah memberitahukan padanya bahwa beliau ingin Kris mulai memikirkan masa depannya. Maksud sang ayah adalah, bahwa beliau sudah akan mulai mengontrol apapun yang dilakukannya. Beliau tidak ingin bila Kris sampai salah langkah yang dapat menjatuhkan kehormatan sang ayah. Selain itu, sang ayah berencana akan mulai meperkenalkan Kris pada kolega-kolega bisnisnya. Seperti yang tadi beliau sampaikan, besok beliau mendapat undangan jamuan makan malam. Dan katanya dalam jamuan kali ini beliau ingin memperkenalkan anak-anaknya pada rekan bisnisnya, sekaligus memberitahukan pada Kris tentang bisnis sedini mungkin. Yang benar saja, menghafal pelajaran saja dia malas, apalagi harus berbisnis.

Tapi sebagai putra tertua di keluarganya, Kris tidak ingin mengecewakan sang ayah. Meskipun keninginannya untuk menolak jauh lebih besar, namun dia tetap mengiyakan ajakan sang ayah.

"Apa ya, yang sedang mereka berdua lakukan?" Mina datang tiba-tiba berdiri bersandar pada dinding menghadap Kris.

"Kau kenapa?" Mina kembali bertanya, menatap aneh pada Kris. Tidak biasanya dia melihat Kris melamun.

"Tidak apa-apa. Hanya berpikir pulang sekolah enaknya ke mana?"

"Csh, otakmu sungguh dangkal, hal sesepele itu saja kau memikirkannya sampai seserius itu."

"Terserah apa katamu."

"Kris."

"Ish, kau lagi!" Sehun baru saja muncul dari lantai tiga. Pemuda itu berniat turun namun langkahnya terhalang oleh tubuh Kris yang duduk memanjangkan kakinya, memenuhi undakan.

Mina mendengus malas, lantas membuang mukanya dari Sehun. Sejak pertemuannya terakhir kali dengan pemuda itu, Mina tidak bisa melupakan kejadian itu. Selama ini tidak ada pemuda lain di sekolah ini yang berani berinteraksi dengannya selain Kris, dan Jongin tentu saja. Tapi melihat Sehun yang seperti itu padanya, benar-benar membuatnya kesal pada pemuda itu. Sama kesalnya seperti rasa kesalnya pada Soojung.

Sementara Sehun baru saja berhasil melewati Kris dan hampir melewatinya, Mina menoleh dan menatapnya penuh selidik.

"Apa saja yang kau lakukan? Bisa-bisanya gadis itu lolos dari hadapanmu?" Tanya Mina.

"Kau pasti merindukanku, sampai sekeras itu mencari bahan obrolan agar bisa menyapaku. Csh." Sahut Sehun terkekeh. Dia melirik kesal sekaligus entahlah, senang secara bersamaan.

"Aku, merindukanmu? Jangan-jangan itu impianmu, dirindukan olehku!" Sahut Mina menimpali ejekan Sehun.

"Kalaupun aku mimpi, pastinya bukan wajahmu yang aku inginkan muncul di sana, karena wajahmu hanya akan membuatku bermimpi buruk." Sehun kembali menimpali sahutan dari Mina.

"Kau hidup, itu baru mimpi buruk buatku. Jadi ada baiknya kau enyah dari hadapanku."

"Yakin kau ingin aku pergi?" Tanya Sehun. "Tidak takut kalau kau merindukanku?"

"Ya!!" Seru Kris mengagetkan baik Sehun maupun Mina. Mereka seketika lupa bahwa di tempat itu juga ada Kris. "Kalian ini sedang apa?"

Kris mentap Sehun dan Mina bergantian. Sementara Mina menatap kesal pada Sehun, begitupun sebaliknya.

"Kalau ingin menyapa, bukankah seharusnya cukup 'Hai' atau 'Halo' bukan? Kenapa kalimat sapa kalian begitu panjang?" Tanya Kris masih duduk santai memandang pemandangan aneh di depannya.

"Kau tidak dengar, tadi dia dulu yang memulainya?" Mina bertanya pada Kris. Berusaha membela dirinya.

"Bukankah justru kau yang mengha-

INSANE  #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang