Mohon maaf atas ketidaknyamanannya....
Part ini sudah kupublish kemaren, tapi karena ada plot hole, jadi kurevisi saja....Makasih banyak untuk readers yang sudah turut serta mengoreksi karya saya....
Akhir kata,
Terima kasih.***********************************
November, 2016
Kulirik ponsel yang sedari tadi bergetar di atas kasur. Sudah lebih dari dua puluh kali Aa' menelepon hari ini, tapi tak juga kuangkat. Kumatikan ponsel dan meletakkannya di bawah bantal.
Kutekuk lutut hingga menempel di dagu, lalu memeluk erat kedua kakiku. Mataku menerawang ke pintu kamar, seolah itu adalah kapsul waktu yang membawaku kembali ke kejadian tiga minggu lalu, saat Ibu meneleponku.
"Assalamualaikum, Mbak."
"Wa'alaikumsalam. Ibu sehat?"
"Alhamdulillah, Nduk. Begini, Ibu sebenarnya mau bilang sesuatu ke kamu. Kamu baru sibuk, ndak?"
"Enggak, Bu. Ini Gaya sudah di kontrakan, tadi juga kerjaan di kantor nggak begitu banyak. Ada apa, ya, Bu?"
Waktu itu aku sudah menduga akan ada pembicaraan serius, tapi sama sekali tak menyangka kalau topik bahasannya bisa sangat mengejutkanku.
"Begini, Nduk. Adimu, Rania kemaren, kan, sudah dilamar Tian. Keluargane Tian yang dari Pekalongan dateng semua. Kamu rak yo tahu sendiri, Rania pacaran sama Tian sudah empat tahun lebih. Mangkanya, kemaren orang tuane Tian minta mereka segera disahkan."
"Disahkan?"
"Mereka kemaren ndak cuma ngelamar, tapi juga minta secepatnya Rania nikah sama Tian."
Lagi-lagi aku merasa seperti diguyur air es seember penuh, kala Ibu mengatakan hal itu. Menikah secepatnya?
"Tapi, Bu---"
"Ibu sebenere ndak mau cepet-cepet, umur Rania juga masih dua satu, lagian kamu ...." Ibu menghela napas. "Ibu ndak mau kamu dilangkahi, Mbak, tapi kalau pernikahan mereka ndak disegerakan, Ibu takut timbul fitnah. Kata tantemu juga ndak elok kalau nunda-nunda hal baik. Dalam Islam juga ndak boleh pacaran, biar ndak bikin zina, lagian mereka juga sudah siap. Mangkanya, Ibu mau minta izin sama Mbak Gaya untuk merestui adekmu. Nek misale, kamu dilangkahi adimu piye, Nduk?"
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSION (TAMAT)
Fiction généraleAku bukan sampah! Aku juga bukan kotoran ayam yang bisa kalian injak seenaknya. Aku akan berubah. Namun, aku tak menyangka. Obsesiku akan kesempurnaan, menjerumuskanku dalam lingkaran setan yang berjudul anoreksia. Membuatku kehilangan segalanya. Se...