Author P.O.V
Disebuah gang yang gelap, terdapat banyak sekali motor ditempat tersebut. Tidak ada hal yang istimewa ditempat itu. Hanya sebuah motor yang medern dengan tatoo berbentuk sayap. Disana terdapat sofa yang tak terpakai, dan terdapat seorang laki-laki yang duduk ditempat tersebut. Ia menghirup asap rokoknya lalu membuangnya dengan santai. Menikmati kegelapan yang menghantui pikirannya.
"Yo, Malik! Apa kabar bro!" teriakan cowok yang nampak terdengar dari letak ia menduduki sofa tersebut.
"Kayaknya baru tadi kita ketemu," cowok yang bernama Malik tersebut nampak tersenyum dan mengarahkan matanya ke orang yang memanggilnya, "tumben lo kesini? Ada apa? Lagi kabur dari pramuka?"
"Haha bukan juga," nampak cowok ini menggarukan kepalanya dan mereka langsung tertawa.
"Eh ya Saveri," Malik memanggil cowok yang bernama Saveri tersebut, "lo lihat Brian gak? Tumben dia gak dateng kesini. Biasanya dia dateng kesini tiap jam pramuka kan?"
Saveri mengangkat kedua pundaknya, "Mana gw tau, gw juga gak denger kabar dari Hani. Gw denger sih mereka lagi terkena masalah."
"Itu lo tau," Malik membuangkan rokoknya kebawah.
"Gak tau banget ye," mereka tertawa kembali.
Nampak seseorang datang yang terasa familiar dimuta mereka berdua. Cowok tersebut nampak habis kabur dari kegiatan pramuka namun disekolah sebelah. Mereka menjalankan hubungan baik dengan sekolah sebelah. Cowok tersebut nampak tercantum tattoo dibagian lengannya dengan bentuk yang kecil. Tattoo tersebut menggambarkan sebuah saya yang mendeskripsikan bahwa dia adalah anggota WINGS.
"Yo, apa kabar bro?" Tanyaan anggota tersebut sambil melambaikan tangannya.
"Baik, jangan bilang lo kabur juga?" Tanyaan Saveri.
"Sekolah gw pramukanya gak ketat, teruratama pembinanya," ia melirim kearah Malik lalu tersenyum, "sekolah lo gimana?"
Malik tertawa lalu berkata, "Pasus sialan itu bener-bener bodoh juga ya.. wkwk."
"Siapa yang bilang kalau kita bodoh?" suara yang familiar ditelinga Saveri dan Malik.
Seorang perempuan dengan membawa nota berwarna biru nampak menatap mereka dengan tatapan sinis kearah mereka. Tercantum nama dibagian dada kanannya bertulisan 'Sarah Ruslyan' sepertinya perempuan ini lebih tua dibandingkan mereka. Dia dengan pakaian rapih dan rok coklat yang panjang dan bersih tak ternoda. Terdapat pulpen yang berada dikantung kirinya. Gadis ini pun memulai pembicaraanya.
"Kalian berdua, kecil-kecil udah main ngerokok aja. Kalian tau perbuatan ini tidak boleh dilakukan. Sampe ada acara kabur segala, jadi anak jangan sok keren deh. Mentang-mentang kalian ganteng dengan motor yang aku bahkan gak tau mereknya tapi yang pasti motornya gede," dia menyilakan tangannya seakan dia kesal dengan kelakuan mereka, "terutama kalian memanggil pramuka itu 'bodoh' dihadapanku."
"So? Gw harus ngapain? Emang kalian bodoh terus kenapa?" Malik menatap sinis balik ke perempuan ini.
"Perbuatan kalian saya catat!" Sarah mengambil pulpennya lalu mau menulis nama mereka di nota tersebut namu dihentikan oleh Saveri.
"Main nyatat aja, lo pikir lo ini lebih kuat dari kita?" pegangan itu semakin erat ditangan Sarah hingga membuat Sarah mengerutkan dahinya untuk menahan rasa sakitnya.
Kalo aku tonjok baru tau rasa...
Batinnya dengan sedikit emosi didalam dirinya. Instingnya menyuruhnya untuk memukuli Saveri tersebut. Dengan muka yang kesal, ia menghela nafasnya lalu membuangnya secara perlahan seakan ia melepaskan semua rasa sakitnya. Sedangkan Malik dan temannya? Malik sedang duduk melihatinya dan temannya kembali kesekolahnya.
"Udah belum rekamnya?" pertanyaan Sarah keluar dari mulutnya yang membuat Saveri dan Malik langsung terkejut.
Seseorang muncul secara tiba-tiba muncul dibelakang Sarah. Seorang perempuan dengan membawa kamera dan tercantum namanya yang bernama 'Dyan Darisah' Dia menggunakan topi pramuka dan mengancungkan jempolnya yang menandakan bahwa dia sudah selesai dengan tugasnya. Hal itu membuat Saveri melepaskan pegangannya lalu memundurkan dirinya kebelakang menjauh dari Sarah. Malik yang melihat hal tersebut langsung berdiri dan menatap sinis kearah Sarah dan Dyan yang menatap mereka berdua dengan santai.
"Tujuan kalian apa sebenarnya?" pertanyaan dengan nada menyeramkan dikeluarkan dari Malik membuat mereka berdua menyadari hal tersebut.
"Gak sopan banget sama kakak kelas, mana etika kalian nih?" Dyan memulai menggantikan topik pembicaraan mereka.
"Lo jangan memancing pembicaraan gw," suara yang menyeramkan dikeluarkan dari Malik membuat Dyan nampak mengangkat alis matanya, "tujuan kalian apa sebenarnya?"
"Gak perlu tau, lagian kita juga udah dapet bukti," Sarah tersenyum menghela nafas lega, "kalian tetep saja saya catat perbuatannya, karena kalian tidak mengikuti pramuka."
Sarah dan Dyan meinggalkan mereka berdua digang yag gelap tersebut. Saveri nampak tak percaya dengan kelakuan gadis-gadis tersebut. Malik nampak kesal dengan kelakuan kakak kelasnya sendiri.
"Cih!" Malik membuang air liurnya karea kesal.
***
Hani Arohanah P.O.V
Ha..ha..ha.. minggu kemarin kita cuman diinfokan untuk menghafalkan dasa dharma dan kalau belum afal apa yang terjadi? Nanti dikenakan sanksi yang berat dan bahkan gw gak mau mengingat itu lagi, terlalu menyeramkan.
Berita bagusnya sih gw afal dasa dharma karena gw emang anak pintar. Berita buruknya? Gw berada di regu bunga anggrek dan gw kurang suka bunga itu. Bodo amat yang penting gw selamat dari sanksi berat tersebut. Gw pun ngambil tas gw yang isinya gak ada apa-apa, kosong dan hanya kunci loker gw. Kenapa? Karena buku-buku gw ada diloker.
Hari ini gw gak nemu Malik sama Saveri, mungkin mereka kabur kali ya? Padahal gw lupa bilang ke mereka kalau... mereka gak akan pernah lolos dari pasus-pasus yang sangat menyeramkan dan hampir membuatku membeku ditempat.
Semoga mereka gak terjadi apa-apa...
***
Author P.O.V
Suasana yang sepi diruangan rapat pramuka, hanya ada enam orang disini dan sisanya mereka sudah pulang ada menyelesaikan masalah mereka masing-masing. Nampak gadis berambut pendek ini melihat rekaman dengan serius bersama pratama putra dan wakil pratama putra. Mereka sedang melihat hasil kerja dari sekertaris 1 dan dokumentasi 1. Ketika vidio itu selesai ditampilkan, Zaki menghela nafasnya lalu membuangnya dengan santai.
"Jadi, WINGS ini ternyata bisa membuat kekerasan ya?" Zaki menatap kearah sekertaris 1 yang nampak banyak pikiran, "gimana perasaanmu sebagai korban? Sarah?"
"Kalau boleh jujur, aku pengen nonjok dia sih.. " Sarah menunjukan telapak tangannya lalu menutupnya dengan erat hingga membuat teman-temannya merinding.
"Oh ya jadi gimana kabar mpk yang dihajar habis-habisan?" tanyaan Rezal keteman-temannya sendiri.
"Aku denger katanya dia terkena cedera di bagian tulang-tulang. Semoga dia baik-baik saja.. aku bahkan baru sadar yang menghabisi adalah WINGS."
"Apapun yang terjadi, kita harus menyelesaikan masalah WINGS ini secepatnya," Dyan yang tadinya santai berubah menjadi serius.
"Ya sudah, kita mau gak mau harus menyelesaikan masalah yang rumit ini dengan cara memilih jalan yang benar. Mau gak mau!" nampak Zaki terbawa emosi.
"Ya sudah sekarang kita selesaikan rapat ini. File ini masukan ke flashdisk dan taruh saja di gudang dan tempat khusus buat file," gadis ini memulai pembicaraanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Pramuka
AdventureIni bukan pramuka biasa Jangan meremehkan kemampuan mereka [Vote yak!]