Author P.O.V
"Kita berangkat! Peralatan sudah siap??" Zaki menatap sekelompoknya dengan tatapan seriusnya.
"Siap sudah!" Serentak anggotanta yang penuh semangat bercampur kegrogian.
Kelompok Zaki pun berpamitan dan berjalan menjauhi teman-temannya. Beberapa perempuan mulai melambaikan tangannya. Dira yang berjalan dipaling belakang bersama dengan Alya yang menemaninya. Hutannya memang sangat rimbun, mereka hanya perlu lurus dan mungkin dalam beberapa jam sampai ketujuan.
"Dir," Dira langsung melirik kearah gadis yang berada disebelahnya, "lo.. kenapa tadi bicara? Maksud gw bukan berarti lo harus diem atau bisu. Tapi kan aneh aja kalo lo bicara.."
Dira menatapnya dengan senyuman tipisnya
"Kamu kan terkenal dengan cewek yang nilainya selalu dibawah rata-rata. Kenapa kamu selalu santai?" Kini Dira bertanya balik.
Wah ngomongnya banyak.. - Alya
"Karena.. aku sebenarnya tidak suka menunjukan kemampuanku. Aku gak mau ria. Aku meminta guru untuk menurunkan nilaiku saat dipajang," Alya tersenyum tipis, "aku hanya tidak ini menampilkan nilaiku.."
"Sama jawabannya denganmu," Dira mengatakannya, "aku selalu menutupi diriku. Supaya tidak ada yang kenal denganku. Lebih baik aku diam dari pada berbicara dan menyakiti perasaan orang lain."
Entah apa yang terjadi, delapan orang didepannya langsung berhenti dan menatap mereka berdua dengan tatapan bingung.
"Gw.. gak salah denger kan?" Kevin kini berbicara
"Tadi mereka.." Dyan menatap mereka berdua dengan tatapan yang dalam, "jujur-jujuran?"
"Sekeras itukah suara kita berdua?" Alya bertanya.
"Iya," Rezal menjawab dengan singkat jelas dan padat, dia berjalan disebelah Zaki, Zaki hanya menggaruk kepalanya bingung.
Jadi.. gw milih anggota yang penuh dengan misteri ini? - Zaki
***
12.57
"Huh.. istirahat bentar napa!" Laila mendengus kesal sambil menjatuhkan dirinya ditanah yang subur tersebut.
"Emang jauh apa tempatnya?" Dhika membenarkan kacamatanya, menatap Zaki seakan tempatnya dekat dengan letak kampingnya.
"Jauh," singkat jelas padat, Rezal mengatakannya dengan muka datarnya.
Dira yang masih berbincang dengan Alya, ternyata Alya adalah anak yang sangat enak diajak ngobrol, begitu pula sebaliknya. Alya menatap langit-langit hijau yang indah dengan sinar matahari yang menusuk kemata, tapi tidak banyak cahaya yang bisa manembus dedaunan.
"Ckh!" Dhika berdecak kesal dan memanjat pohon yang tidak terlalu tinggi, dia duduk disitu sambil bersender kebatang. Memejamkan matanya sejenak.
"Dhika kayaknya marah deh," Kevin menatapnya yang sedang duduk disitu, "aku naik keatas bentar."
Kevin memang orangnya penakutan, tertutama tentang ketinggian. Kevin menarik nafas secara perlahan dan membuangnya. Ia memanjat pohon perlahan untuk melawan rasa takutnya. Pohonnya memang tidak terlalu tinggi, tapi ketakutan Kevinlah yang tinggi.
"Dhika.. boleh geseran gak?" Dhika langsung terkejut ketika melihat Kecin yang seperti memeluk guling yang sangat erat.
"Lo ngapain kesini??" Dhika menggeserkan posisi duduknya dan membantunya untuk duduk disebelahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/109156727-288-k488364.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Pramuka
Phiêu lưuIni bukan pramuka biasa Jangan meremehkan kemampuan mereka [Vote yak!]