Kamis (Awal misteri 4)

183 20 0
                                    

Author kerja kebut.. Biar ada waktu buat ngerjain PR Bahasa Indonesia :v

***

Dira P.O.V

"Hah?! Kita bakalan mati kelaparan kalo ditinggal!!" Tangisan murid yang terdengar dari kelompok sebelah.

Yah..

Saat mereka tau berita ini, banyak yang ketakutan sekaligus pada nangis terus.

Aku?

AKu gak akan pernah nangis

Karena nangis itu tidak akan menyelesaikan segalanya.

"Coba kita kumpul perkelompok," Zaki menyuruh sembilan anggotanya, termasuk aku.

Kami pun membentuk lingkaran, ada satu cewek yang sudah ditenangkan. Kebanyakan disini ceweknya tomboy semua. Kecuali aku dan dia, cewek yang habis nangis tadi.

"Coba kita absen dulu. Sekalian biar gw tau nama kalian semua," Zaki menjelaskan dan memberikan kertas absennya kepadaku, "wakil tolong absenin"

Ugh..

"Zaki?" ketua kelompokku mengangkat tangannya.

"Rezal?" orang dingin ini mengangkat tangannya.

"Alya?" kini cewek aneh yang mengangkat tangannya.

"Sari?" cewek yang berkuncir dua yang mengangkat tangannya.

"Kevin?" yang berambut landak itu mengangkat tangannya.

"Sarah?" cewek rambut panjang yang digerai itu mengangkat tangannya.

"Dhika?" cowok yang berambut kriting dan berkacamata bulat ini mengangkat tangannya.

"Dyan?" cewek yang rambutnya diikat, dan aku bisa menebak poninya sangat panjang.

"Laila?" cewek yang terakhir yang nangis, rambutnya kriting.

Aku melihat semuanya sudah selesai kuabsen, disaat seperti ini, Zaki masih terlihat santai dan tenang. Aku memberikan kertasnya ke Zaki dan dia menatapku dalam-dalam, ah aku punya firasat buruk tentang ini.

"Kau.." Zaki berbicara dengan nada pelannya dan aku menelan ludahku dengan penuh ketakutan.

Gulp

"Lupakan," dia lalu melipat absennya.

Huh.. lega..

Aku menghela nafas lega dan merileks tubuhku. Tatapanku kini tertuju ke Alya, dia dari tadi menatap sekelilingnya dengan keseriusannya, seakan dia sedang berfikir keras. Mungkin gak cuman aku aja yang sadar.

"Eh," Alya mengagetkan satu kelompok, "adakah yang berani untuk naik pohon keatas?"

Kita menatap satu sama lain (A/N: Pohonnya itu diatas yaa)

"Cari mati lo?" Dhika mengatakannya dengan tatapan sinis.

"Tingginya cuman 20 meteran kok," dengan polosnya dia mengatakan seperti itu.

"Cuma ya. Kalo jatuh udah mati kita. Yang pasti gw gak mau," Kevin udah kelihatan pucat kulitnya.

"Tujuannya apa sih? Sampe pengen naik ke pohon segala," Zaki bertanya lalu entah apa yang merasukinya dia langsung tersenyum, "nyari sinyal.. Tujuannya buat nyari sinyal!"

Alya tersenyum dan mengangguk, wow aku terkagum dengannya. Dia lumayan pinter juga ternyata.

"Siapa yang naik?" Rezal bertanya, "harus dua orang. Jaga-jaga kalo ada masalah diatas."

Dibalik PramukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang