Epiloge

313 23 2
                                    

Beberapa tahun kemudian..

Rintikan hujan yang turun dari langit, angin yang berhembusan dengan pelan namun masih tetap berasa dorongannya. Sekolah yang sudah mulai sepi karena sore hari. Walaupun waktu sore terasa, tetap saja langit berwarna abu-abu tua.

Tiba-tiba sebuah mobil berwarna hitam mendekati lobi, turunlah sosok perempuan berambut ikat dengan jepit berwarna hitam di poninya. Membawa payung berwarna bening dan menggunakan baju casual. Celana panjang berwara biru dan kaos putih bertulisan Love me

Gadis ini dilihati oleh beberapa murid yang berada dilobi menunggu jemputan, namun dia tidak menghiraukannya. Dia tetap maju menggunakan sepatu sporty berwarna putih bergaris merah di selapak sepatunya itu.

"Jadi kotor"

Ucapnya sambil mendengus kesal.

Payungnya dia tutup kembali dengan rapat dan berjalan santai menuju lantai satu dimana letak ruangan misteri yang ingin dia ketahui berada. Ia berjalan menuruni tangga dengan perlahan dan berjalab menuju belakang sekolah

Dulu saluran air yang terkenal bau masih terasa, tapi sekarang sudah tidak baginya. Saluran air sudah ditutupi dengan semen sehingga airnya mengendap di daerah itu.

Walaupun dia kena rintikan hujan, tapi tujuannya masih kokoh dipikirannya. Sampai munculah pintu kayu yang ingin dia masuki. Dengan keadaan digembok, dia mendengus kesal.

Kenapa harus digembok??

Untung saja dia membawa jepit poni di rambutnya, dia lalu mengambil jepit itu dan membongkar gembok dengan sangat perlahan. Saat itu, hujan mulai berhenti perlahan-lahan dan akhirnya pun berhenti.

Ceklek!

Terbukalan gembok itu, dia membukanya dan menaruh di lantai, dia membuka pintu secara perlahan. Baru dibuka langsung terasa embusan debu ke hidungnya. Berkali-kali dia bersin tapi dia tetap menghiraukannya.

Sebuah meja terbuat dari kayu berbentuk bundar dalam keadaan kotor, sepuluh kursi yang tadinya berada disitu sudah dipindahkan dan pergi entah kemana. Gadis ini menekan tombol lampu dan ajaib lampu itu menyala.

Kini dia berjalan menuju gudang, membuka pintunya perlahan dan langsung debu berdebar dimana-mana. Gadis ini mengibas-ngibaskan tangannya supaya debu tidak mendekati mukanya. Dia melihat saklar lampu, tanpa berfikir dia menyalakanannya.

 Matanya langsung terbelak ketika melihat ruangan yang sudah kosong, hanya meja kayu kecil dengan poto sepuluh anggota berada disitu. Dan sepuluh surat putih yang berdebu dan kotor.

Udah lama

Ucapnya kembali, dia mendekati poto itu dan mengusap kacanya perlahan. Terlihat sosok sepuluh orang yang berdiri di bawah bendera merah putih. Salah satu dari mereka, kedua tangannya diperban dan berada ditengah dengan sosok perempuan berada disebelahnya, berambut sedang dan tersenyum manis, diikuti dengan delapan orang ini.

Pantes berdebu orang gak pernah dirawat

Katanya sambil mengangkat pundaknya

Kini dia melihat surat, sepuluh surat yang berada di atas meja, persis didepan potonya. Kini dia membuka surat pertama yang dia pilih secara acak.

Hai

Wah gak nyangka jabatan kita udah diturunin, aku yakin pasti ada aja yang menemukan surat ini hehe. Yah.. aku gak tau mau ngucapin apa yang pasti.. semoga pramuka gak akan pernah padam semangat apinya!

Pratama putri

Pfttt

Entah kenapa gadis ini tertawa pelan, menaruh di lahan kosong meja kecil ini. Kini dia mengambil surat secara acak lagi.

Dibalik PramukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang