Rabu 11 (Flashback)

185 20 0
                                    

Author P.O.V

Sekolah yang berada tak jauh dari Sekolah SMA PB. Sekolah tersebut terkenal atas sekolah yang paling damai karena gak pernah ada yang namanya masalah.

Salah satu dari murid tersebut terkenal atas keluarga yang namanya terkenal dikota tersebut. Ayahnya bekerja sebagai pengusaha barang modern yang sangat bagus dan modern. Ibunya bekerja sebagai dokter spesialis yang selalu bekerja dan sampai pernah ditawarkan untuk  bekerja diluar negeri.

Keluarga tersebut mempunyai anak yang memiliki ciri-ciri badannya gemukan dikit namun termasuk kategori tinggi. Anaknya mempunyai salah satu pekerjaan bersama teman-temannya disekolahnya. Pekerjaaan yang harusnya tidak boleh dilakukan dan dilarang.

Bandar narkoba.

Dia menjual narkoba dalam bentuk permen-permen yang unik. Tujuannya adalah supaya anak-anak dan bahkan kalangan remaja dapat membeli narkoba tersebut. Pembelinya juga terkenal sangat laris. Mereka tidak pernah dicurigai oleh polisi karena keluarganya yang terkenal.

"Leo," salah satu dari anggotanya bertanya, "sekarang kita bakalan jualan dimana?"

Ya anak tersebut bernama Leo. Anak yang berasal dari keluarga ternama tersebut tersenyum karena mengetahui jualannya berkembang pesat.

"SMA PB kayaknya menarik deh," dia mengatakannya sambil menyila kedua tangannya.

"SMA P-B?" Anggotanya tersebut bertanya sambil terbata-bata.

"Iya? Kenapa? " dia menyadari bahwa anggotanya bersikap aneh.

"Ah enggak. Gw denger sekolah itu aneh. Apa lagi kalo hari Rabu," dia lalu mengerutkan dahinya

"Gossip? Gitu aja percaya," Leo mengatakannya tanpa ada rasa takut.

"Bukan itu masalahnya ta-" pembicaraanya terpotong.

"Gw mau disana ya disana. Masih kurang jelas?" Mendengar perkataan itu, anggota itu langsung terbungkam dan mengangguk.

***

Mereka lalu berjalan menuju Sekolah PB dengan santainya. Ya. Mereka membolos pramuka karena disana tidak terlalu ketat. Mereka juga mungkin berfikir kalo di SMA PB banyak yang kabur dan mungkin ingin membeli permen ini.

Leo yang menatap terkejut ketika melihat gerbang sekolah yang terlihat dikunci dan bahkan gak ada tanda-tanda murid yang keluar dari gerbang tersebut.

"Eh itu gak ada orang woy," anggotanya pada berbisik satu sama lain.

"Kita nunggu aja. Pasti ada yang bakalan keluar," Leo mengatakannya sambil berjalan menuju gerbang dan terlihat gerbang ini terkunci.

SMA PB yang terlihat sepi dan sepertinya tidak ada seoarang murid disini. Hal ini membuat mereka harus menunggu diterik panas yang luarbiasa panasnya.

Tiba-tiba ada murid yang berjalan menuju gerbang sekolah dari dalam. Dia membawa buku tulis disampingnya yang berbentuk binder hitam. Menggunakan seragam pramuka dengan rapih membuat Leo dan temannya bersemangat dan memulai pembelajaanya.

"Mau permen gak? Enak lho.. cuman 10 ribu 10 biji," salah satu anggotanya mengatakan dengan murah senyun.

Murid ini menaikan alis matanta bingung. Dia lalu mengambil kantumg bening dan terlihat 10 biji didalam kantu kecil tersebut. Berbentuk karakter kartun yang lucu dan bisa menarik perhatian kalangan anak-anak dan rasanya menarik kalangan remaja karena unik.

"Bukannya ini jam pramuka?" Murid SMA PB ini bertanya.

"Iya.. kenapa emang?" Leo berbicara, "mau gak?"

Murid ini membuka kantung permen dan mencium permen tersebut. Ketika mencium dia langsung menutup permen tersebut dan memberikan 10 ribu ke mereka. Disaat itu murid tersebut memutarkan badannya dan mengambil hp yang tidak berfitunya dari sakunya. Dia menelfon seseoaang sambil melihati permen tersebut.

"Kesini deh," dia mengatakannya dan membuat Leo sama temannya tersenyum senang karena berfikir bahwa murid tersebut memanggil temannya untuk membeli permen ini.

Beberapa saat kemudian yang datang bukanlah temannya. Melainkan dua mobil polisi yang langsung mengepung mereka dengan muka keterjutannya. Mereka lalu berkumpul dengan penuh ketakutan dan menengok kearah murid yang masih memegang permen tersebut.

"Ya kalian sekarang datanglah kekantor polisi," keluarlah 4 polisi yang terdiri dari 2 polisi di satu mobil.

"Apa maksudnya ini. Kami cuman ingin berjualan permen," Leo berusaha untuk membela diri.

Murid tersebut langsung menjatuhkan permennya dan memajukan dirinya mendekati gerbang dimana Leo dan anggotanya merasa ketakutan karena takut ditangkap polisi.

"lo kenapa manggil polisi?" Anggotanya bertanya ke murid yang berdiri didalam gerbang SMA PB ini.

"Kamu salah sekolah dan salah orang. Kau pikir aku ini murid yang kabur dari pramuka?" Dia mengatakannya sambil menggunakan kacamata bulatnya yang dia taruh di kantung celana sebelah kanan.

"Emang lo ini apa?" Leo berusaha menggedor gerbang namun gak bisa karena terkunci.

"Aku pasus sekertaris," mereka langsung terdiam tak berkata-kata, "kenapa? Aku gak mau sekolahku kena masalah gara-gara permen ini."

Polisi pun mulai bertanya, "emang kenapa nak? Kok manggil kita?"

Murid yang menggunakan kacamata bulat ini langsung membenarkan bajunya dan dasinya. Setelah itu dia mengatakan dengan mukanya yang menyeramkan.

"Om coba om cek permen-permen ini. Kalo udah cek baru om boleh melakukan sesuatu yang berhubungan dengan peraturan uu atau yang berhubungan dengan pemerintah," anak ini langsung melambailan tangannya, "saya mau urusin dulu pramuka om dan teman-teman disini. Dadah."

Semenjak hari itu, Leo yang tercemari nama keluarganya dan nama baik sekolahnya. Dia dikena denda yang sangat besar agar dia bisa bebas dari penjara. Dulu dia yang sering dibanggakan sekarang dia suka dijauhkan oleh teman temannya. Dia pun menyimpan dendam kepada SMA PB, terutama organisasi pramuka.

Tidak hanya itu saja, semenjak membayar denda di pengadilan. Ayahnya menjadi bangkrut dan ibunya pun jadi bangkrut. Mereka yang setiap hari selalu bertengkar pada akhirnya berpisah dan Leo memilih untuk mengikuti ibunya.

Dibalik PramukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang