Sabtu 7 (bagian 3)

217 24 0
                                    

Vargan Vargolia P.O.V

Sial! Sial! Sial! Kita dari tadi muter-muter gak nemu itu bocah. Kita juga udah dikagetin beberapa kali gara-gara (terpaksa) lewat pepohonan yang rimbun. Gw sih dikagetin (syukurnya) gak kaget, tapi gw keringet dingin.

"Duuh! Kita udah muter-muter masih aja belum ketemu!" Teriakan Kristalian.

"Untung gw sabar," Duta berbicara sengan nada tenang.

"Lah gw kagak! Keren kan??!" Kafi sepertinya terbawa emosi.

Kita terus aja berjalan dan melihat sekilas tenda kita dari kejauhan. Nampak beberapa regu sudah kembali lagi ke tenda masing-masing dan beres-beres. Lah gw? Gw mah lagi keluyuran disini.

Sresek!

Gw membeku. Beneran membeku. Apalagi sekarang? Bakalan dikagetin lagi? Tapi kok di semak-semak ya? Mana semak-semaknya gede lagi. Kelompok gw langsung diam tak bergerak dan menengok kebelakang dimana letak gw berada. Gw nyesel dibarisan paling belakang (walaupun ada Kafi dan Dani.)

Puk

Ada yang megang pundak gw dan otomatis gw langsung teriak tapi ditahan oleh tangan gw sendiri.

"Aahpmmm" gw menahan nafas secara perlahan dan memberanikan diri untuk menengok kebelakang.

"Eh ini gw woy!" Kirain siapa, untung gw gak pernah menggunakan kata-kata kasar.

"Giran? Lo ngapain sih?" Tanyaan Kafi, wah mereka saling kenal.

"Kelompok gw gak pada bawa senter dan kalian harus tau perasaan gw," ternyata dia namanya Giran toh, gw gak kenal dan gw gak peduli.

"Siapa dia?" Tanyaan Dani dengan muka yang datar dan polos?

"Oh ya dia Giran, dia anggota mpk yang ngawasin osis-osis dibidang kesenian," Kafi memperkenalkannya kekita.

"Eh ketua regu lo siapa?" Tanyaa  Giran.

"Gw," tiba-tiba Duta nyambung dengan muka datarnya, "kenapa?"

"Gw boleh bareng gak sama kelompok lo? Soalnya kita gak ada penerangan sama sekali," Giran menggunakan puppy face ke Duta, itu metode gw kalo minta-minta -_-

"Kita udah nemu lilin tapi ada anggota kelompok kita yang ilang," Duta tersenyun ramah, "sekalian bareng aja. Gimana?"

"Ok," Giran dan anggotanya berbicara secara bersamaan.

Kita pun berjalan kembali namun agak jauhan dari lapangan. Kita akan menuju hutan-hutan yang terlalu rimbun. Suasana yang sangat hening dan gelap. Sekarang gw beneran merinding dan kalo ada yang ngagetin, gw bisa teriak histeris.

"Alya udah balik duluan kali," Kristalian tiba-tiba memecahkan keheningan.

"Bukannya katanya kita gak boleh terpisah ya?" Dani menyambungkan kata-katanya kembali, "kalaupun misalnya Alya udah balik, pasti dia diusir lagi dan disuruh balik keregunya."

"Bener juga sih," Duta mengusap kelapanya karena berkeringat.

Kita pun melanjutkan jalan kita menuji tengah-tengah hutan yang rimbun ini. Gw semakin berjalan,  keringat dingin gw semakin bercucuran. Belakang gw adalah Giran dengan anggotanya yang 'kayaknya' pada alim-alim semua.

Sresek!

"Eh itu suara apaan?" Tanyaan Kristalian ketika melirik kebelakang.

"Tikus kali," Kafi bicara dengan santai seakan semuanya baik-baik aja.

Kita pun melanjutkan perjalanan kita untuk mencari Alya. Gw ngerasa ada yang ngikutin gw dari belakang. Kayaknya gak cuman gw doang deh yang ngerasain ini. Dani dari tadi ngelirik kebelakang mulu, Giran juga dari tadi ngelihat kebelakang dan aggotanya terlihat gelisah.

"Kalian gak pada rasain kalo ada yang ngikutin kita dari belakang?" Giran memecahkan keheningan.

"Maksudlo apa sih?" Duta nengok kebelakang dan mendapati barisan belakang adalah barisan yang paling gelisah.

"Gw ngerasa diikutin," Dani melanjutkan dan kita pun mensetujuinya.

Suara langkah kaki dari tanah yang ada rumput-rumpunya membuat langkag kaki tersebut terdengar jelas. Duta langsung menampangkan muka pucatnya, semua barisan ini mukanya pucat semua. Dan gw bener-bener ingin berteriak namun gw urungkan niat tersebut.

"Kabur!!" Teriakan anggota dari kelompok Giran yang paling belakang.

Kita lantas berlarian namun  tetap dibarisan kita sendiri. Gw beneran pengen teriak dan gw beneran keringat dingin. Cowok kok pengecut? EMANG GW PENGECUT!

Bruuuk! *suara benda jatuh*

"AAH SETAN!" Teriakan anggota paling belakang yang ngebuat gw dan kelompol gw refleks teriak.

"WAAAAAAÀAAAA!!!!"

***

Author P.O.V

Lapangan yang sudah ramai karena kelompok yang terdiri dari dua regu telah berdatangan. Tersisa dua kelompok yang belum datang yang membuat guru-guru nampak kawatir tapi delapan pasus terlihat biasa saja, seakan-akan tidak terjadi apa-apa.

"Lapor!" Ada anggota pasus yang datang ke pratama yang sedang berbicara dengan sekertaris.

"Hmn?" Denga  santainya pratama tersebut hanya bergumam.

"Dua kelompok belum datang dan tak terlihat di daerah sekitar tenda," anggota tersebut adalah perempuan dengan tahi lalat dibagian dagunya dengan rambut yang diikat tersebut.

WAAAAAAAAAAAAA

Baru saja dilaporkan tentang dua kelompok yang belum datang, suara teriakan yang berasal dati hutan rimbun yang tak telalu lebat membuat pratama nampak terkejut. Teriakan tersebut membuat lapangan ini menjadi hening sejenak lalu mereka tertawa secara bersamaan, termasuk guru dan pasus-pasus.

"Kompaknya~" pratama tersebut nampak tertawa kecil dengan dua kelompok yang berada di hutan rimbun tersebut.

***

Vargan Vargolia P.O.V

Perkiraan gw bener, gw refleks teriak dan langsung pada berdekatan membentuk bulatan yang terisi. Parahnya, gw letaknya dipaling depan dan belakang gw adalah Kristalia. KEZEL banget.. tapi harus sabar sebagai cowok.

"Du-duh.. sakit~" itu.. ALYA?!

"Alya bodoh! Lo bikin kita semua jantungan tau gak?!" Duta terbawa emosu.

"Maaf~ lagian tadi gw deketin kalian malah lari. Ya udah gw ikut-ikutan lari eh gw jatuh deh," dia menggarukan kepalanya yang gatal?

"Lo dari mana aja sih!?" Kafi menggeram kesal.

"Toilet, nanti takutnya ngompol ditengah jalan," ini anak beneran bodoh ya?

"Lo-lo ketoilet sendiri?" Gw shock dia kan cewek?!

"Iya.. emang kenapa?" kelompok gw pada merinding semua termasuk kelompok Giran.

"Kebetulan gw nemu lilin di toilet," dia menunjukan lilinnya yang kelihatannya seperti baru.

"Kita udah nemu lilin, buat kelompok Giran aja," Alya tanpa berfikir langsung memberikannya kepada Giran.

Kami pun kembali ke tenda kita dengan hati yang penuh kesenangan. Gw beneran seneng tau gak, akhirnya gw bisa istirahat dengan damai ditempat ini.

Kesengan gw hilang ketika gw kepikiran sama Alya. Kalo dipikir-pikiir secara logikanya..

Emang ada toilet di hutan rimbun kayak gini?

Dibalik PramukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang