Author P.O.V
19.00
"Ini sudah malam" Zaki menghentikan langkahnya, "kita istirahat dulu sampai jam 3. Lalu kita berangkat lagi."
"Uuh banyak nyamuk!" Laila mrngibas-ngibaskan tangannya.
"Namanya juga dah malem la," Sari menghela nafas pasrah.
Dira yang sedari tadi menguap karena kelelahannya. Seharian mereka jalan dan sekarang mereka harus istirahat 8 jam an.
"Kalo ada uler gimana??" Kekawatiran Kevin menaik namun kepalanya langsung dipukul sobat oleh Dhika, "aduu sakit.."
"Jangan jadi penakut~ nanti ada ratusan ular yang akan memakanmu~" jahill Dhika membuat Kevin merinding.
Hingga kini satu kelompok tertawa lagi. Namun Zaki masih menyadari bahwa Rezal hanya diam dengan muka datarnya.
Rasa penasaran kini langsung menghantui dirinya.
"Kita tidur dimana?" Tanyaannya Sarah.
"Kita buat api dulu deh. Dari pada nanti gak ada api terus ada ular~" dan kini Dyan menjahili Kevin.
"Gulp" Kevin menelan ludah.
Semakin lama tempat yang mereka dirikan semakin gelap. Alya menggunakan trik-trik dengan menggunakan kayu dan daun. Membutuhkan dua kayu untuk menyalakan api.
Kayunya dibolongin dengan piso lipat yang dibawa oleh Dira. Awalnya mereka terkejut, namun semakin kelamaan, semakin mereda bahwa alat itu untuk bertahan hidup.
"Ah kok gak nyala sih?!" Alya mendengus kesal.
"Sini gw aja, " Zaki menggesekan kayunya namun gagal.
"Batu?" Rezal kini berbicara membuat mereka menatap satu sama lain.
"Bener juga ya.." Alya mengusap-ngusap kepalanya.
***
01.43
Api unggun kini menyala. Mereka yang sudah tertidur dengan lelap didalam sleeping bag mereka. Hanya satu sleeping bag yang terlihat kosong dan terbuka.
Sayang tidak ada yang menyadarinya.
Sosok laki-laki menggunakan kaos putih dengan celana panjangnya berwarna biru.
Menggunakan jaket hitam sambil menggunakan hoodie nya, menundukan kepalanya rerumputan yang dingin. Udaranya bisa dibilang sangat dingin, sehingga laki-laki ini terlihat menggigil.
"Hooh~" dia mengusap-ngusap kedua tangannya.
Matanya langsung tertuju kepada jalan yang tidak ada pepohonan sama sekali. Karena rasa penasarannya, dia memutuskan untuk mengikuti instingnya.
Matanya langsung terbelak ketika melihat pemandangan jurang, dengan pemandangan ngarai yang tidak terlalu terlihat tapi indah sekali terlihat dilangit malam. Pepohonan yang masih bersih tidak ada polusi sama sekali, sbenernya dia tidak tau dimana letaknya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Pramuka
AdventureIni bukan pramuka biasa Jangan meremehkan kemampuan mereka [Vote yak!]