Author P.O.V
"Ini rencana paling buruk yang pernah kita dengar!" suara perempuan yang terdengan dari luar tenda.
"Ini adalah tes untuk mereka," suara laki-laki kali ini terdengar, "lakukanlah yang terbaik dan ikuti rencana saya."
***
Seorang laki-laki yang berambut kriting ini terbangun dari tidurnya. Ia membangunkan beban tubuhnya yang masih berat disusul oleh tiga orang kelompoknya yang terbangun juga dari tidurnya.
"Kenapa bangun?" laki-laki dengan rambut yang acak-acakannya mengucek-ngucek matanya karena bingung, "ini masih jam satu. Mau ngapain sih?"
"Gw pengen ketoilet," singlat jelas padat, cowok ini menggunakan kacamata bulatnya dan bersigap keluar dari tenda.
"Mau gw temenin?" cowok berambut landak ini berbicara dengan polosnya.
"Ey privasi!" cowok berambut kriting dan berkacamata bulat ini meninggikan suaranya namun dalam keadaan bisikan.
Lalu cowok ini lantas keluar dari tenda dan beranjak untuk menuju tempat yang agak jauhan dari tenda. Sedangkan teman-temannya kembali ketidur lelapnya karena rasa sejuk daerah ini membawa rasa kantu yang kuat.
***
Tiga orang cowok ini masih saya tertidur. Suara cowok berambut kriting ini membuat mereka bertiga langsung terbangun dari tidur mereka dengan tatapan terkejut bercampur kesal.
"Apa sih?!" suara bisikan namun nada kecang oleh Zaki, "Dhik. Lo kenapa sih gedebak gedebuk mulu?!"
"Kok ditenda guru kosong??" Dhika berbicara dengan tatapan seriusnya.
"Hah?!" mereka bertiga terkejut tapi dengan suara bisikan.
"SHhhhtttt!" Dhika menyuruh mereka untuk diam, dia melihat keluar dan ternyata murid-murid lainnya masih berada ditenda dan masih dalam keadaan tidur lelap.
"Lo tau dari mana?" dalam keadaan apapun, cowok yang terlihat bingung ini terlihat masih tebar pesona, walaupun dia paling jijik kalo tebar pesona.
"Zal," Dhika lalu membuka pintu tenda perlahan dan memperlihatkan tenda guru yang sudah tidak ada sepatu, bahkan tas pun gak ada, "gw terlihat boong bagi lo?"
"Pa-pada kemana?" cowok berambut landak ini bertanya dengan tatapan takut.
"Kevin tenang jangan panik," Zaki berusaha untuk memenangkan Kevin, "seriusan gak ada tas apa?"
"Lo punya mata gak sih?" Dhika bertanya kembali dengan muka seriusnya.
Dhika menutup tendanya kembali, menyeleting tendanya. Waktu masih saja berjalan lambat bagi mereka. Rasanya mereka sedang ditinggal oleh gurunya sendiri. Hanya mereka berempat yang menetahui jika gurunya telah menghilang entah kemana.
"Kelompok kita yang cewek gak ilang kan?" Zaki bertanya.
"Coba kita cek bareng-bareng," Rezal mengatakannya sambil menggunakan jaketnya yang berwarna hitam, "berharap tidak ada privasi wanita disitu."
Mereka langsung keluar dari tenda secara perlahan. Kevin yang sedikit ketakutan karena kabut yang sangat tebal bercampur dengan langit malam dan pohon jati yang tinggi sekali. Rasanya seperti berada di film-film horror disini. Mungkin saja ada sesuatu yang akan muncul dibalik pepohonan ini, itulah yang dipikirkan Kevin karena dia hampir setiap hari hidupnya selalu menonton film horror.
Dira P.O.V
Ugh..
Aku terbangun dari tidurku karena Alya beberapa kali menendangku dengan kakinya dan hampir membuatku biru kali ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Pramuka
AdventureIni bukan pramuka biasa Jangan meremehkan kemampuan mereka [Vote yak!]