Author P.O.V
Sudah enam puluh orang yang sudah berada didalam bis sekolah. Ada tiga bis sekolah yang terdiri dari dua puluh orang. Dira berada di bis dua, dia membawa tas hitam yang besar dan membawa sesuatu yang disarankan sama orangtuanya sebelum pergi.
Flashback on
"Bu?! Ngapain aku bawa pisau lipat?! Bahaya!" Dira mengatakanannya dengan serius.
"Dira ku cantik," ibunya mengelus kepala anaknya yang tingginya sama dengan ibunya, "namanya juga kamping. Pasti ada yang namanya perjuangan untuk bertahan hidup di hutan. Kamu bawa aja buat jaga-jaga."
Dira sempat tidak menerima dengan perkataannya ibunya sendiri, "Tapi bu.. kita kamping diawasin sama guru. Ini bahaya bu!"
"Diraku cantik.. dengerin ibu," Ibunya mengelus pipi halusnya sambil tersenyum, "hutan itu bahaya nak. Kamu gak tau hutan itu dimana. Belum tentu guru kamu bisa mengawasimu. Ibu soalnya pernah berpengalaman pramuka."
Dira hanya menghela nafas pasrah karena sikap ibunya yang tidak bisa ia kalahkan. Dia lalu mengambil pisau lipatnya dengan kasar dan memasukan pisaunya di paling dalam. Dia lalu berpamitan kepada ibunya dan pergi menuju sekolah dengan muka kesalnya.
Flashback off
Dira hanya mendengus kesal sambil memegang tas hitamnya di bis. Dia hanya melihat sekitar dan melihat bis sudah jalan. Dia tidak memiliki partner sama sekali. Dia selalu sendirian.
Tapi tidak untuk hari ini
Dira P.O.V
Ya tuhan..
Harus banget ya bawa piso lipet?
Gak perlu kan?
Untung aja aku gak punya temen, kalo punya gimana ya? Beuh groginya minta ampun.
Aku ini tempat duduknya dikursi yang berdua. Sendirian tentu saja. Tasku ada ditempat lemari atas bis itu apa sih namanya? Lupa
Tiba-tiba.. ada cewek duduk disebelah aku. Dia rambutnya digerai dan panjang.. aku kayaknya pernah lihat ini orang tapi gak tau dimana.
"Gw serba salah mulu dah. Gw tau nilai gw jeblok. Tapi jangan gini juga kaliii," dia bicara sendiri.
Gila ya ni orang?
Aku kan termasuk orang yang pendiem jadi aku memutuskan untuk gak bicara. Aku gak mempedulikan dia dan cuman ngelihat kearah jendela bis. Semakin lama, pemandangan menjadi perdesaan. Aku cuman tersenyum tipis karena perkiraanku adalah.. bentar lagi sampe.
"Eh," dia mengagetkanku, "kenalan yuk."
Aku natep dia dengan tatapan aneh. Aneh? Ya aneh banget. Aku gak nyangka kalo dia seaneh ini. Maksudnya.. dia tiba-tiba dateng terus langsung minta kenalan padahal gak kenal.
"Gw Alya," dia memberi tangan kepadaku yang membuatku menatapnya bingung, "lo siapa?"
"Dira," aku membalas salam tangannya dan melepaskannya lagi, melihat jalanan yang semakin terlijat hutannya.
Belum lima detik ini orang udah nanyain lagi
"Kelas berapa?" Tanyaannya yang membuatku menatapnya aneh.
Ya kelas sepuluh lah! Gimana sih ni orang.
"Oh ya maaf. Kan kita seangkatan hehe," aku menatapnya aneh dan merasa sedikit kesal dengannya.
Alya..
Kudenger dia itu anak yang nilainya paling jelek diantara semua kelas IPS. Dia masuk kelas IPS tapi aku gak tau dia IPS berapa..
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Pramuka
MaceraIni bukan pramuka biasa Jangan meremehkan kemampuan mereka [Vote yak!]