H-3 Rama and Inez's Wedding
Ingin rasanya Inez menghilang sejenak dari muka bumi.
Bagaimana tidak, sudah hampir satu minggu ini dia menghabiskan waktu luangnya sesudah ke kampus untuk mempersiapkan pernikahannya.
Ya, PERNIKAHANNYA.
Belum lagi, tugas-tugas kuliahnya yang menumpuk, menuntut untuk segera dikerjakan.
"Bisa gila gue lama-lama," ujar Inez. Dia sedang berada di patio rumah Sophia, tetangga sekaligus sahabatnya. Arina juga ikut bersama mereka. Kebetulan, pohon mangga dan jambu merah dirumah Sophia sedang berbuah. Jadi dia mengajak Inez, yang mengajak Arina, untuk ngerujak.
"Lagian, nyokap lo kelihatannya terobsesi banget Nez, sama pernikahan lo... Apa gara-gara Kak Allya sama pacarnya belum menikah juga?" Ujar Sophia. Dia menggigit bibirnya yang perih karena kepedasan.
Inez mengambil rujak didepannya, lalu memakannya dengan lahap. "Lah, tahun ini kan Kak Allya sama Kak Virgo mau nikah. Masih akhir tahun nanti sih," ujarnya.
"Tapi kalau gue bilang ya, nyokap lo dan nyokapnya Rama nggak seharusnya ngebuat perjodohan satu pihak gitu. Masa lo sama Rama sampai nggak tahu apa-apa gitu," ujar Arina. Sophia mengangguk-angguk setuju.
"Yah, entahlah." Inez menghela napas. "Udah ah, males banget ngomongin itu, orang lagi santai-santai ju--"
"Permisi."
Kata-kata Inez terpotong oleh seseorang di pintu teras. Mereka bertiga menoleh.
Ketika melihat orang yang memanggilnya, Inez hampir saja jatuh dari kursi patio. "Lo!"
Orang itu--Rama--menatapnya dengan tajam. Hal itu membuat Inez menelan kembali kata-kata yang hendak dilontarkannya.
"Rama ngapain kesini? Jemput calon istri ya?" Ledek Arina. Sophia mendengus, berusaha menahan tawanya yang hampir meledak.
"Eh, kok bisa masuk?" Tanya Sophia. Dia dan Arina menarik Inez keluar patio.
"Tadi Bibi yang bukain pintu, Non Sofi. Katanya si Mas ini mau cari Non Inez," ujar pembantu keluarga Sophia. "Bibi ke pasar dulu ya, Non." Sophia hanya mengangguk.
Rama menatap Inez yang daritadi hanya menunduk kaku. "Nez, lo nggak mau kenalin gue ke sahabat lo?" Tanya Rama. Dia menjaga nada suaranya agar tidak meledak, sesuatu yang bisa, bahkan sering terjadi bila dia sedang bersama gadis ini.
Inez mendongak. "Eh? O-oh iya. Ini Sophia, tetangga sekaligus sahabat gue dari kecil," ujar Inez. Rama menyalami Sophia.
"Kalau gue udah kenal kan?" Tanya Arina. Rama hanya mengangguk.
"Oh ya, tahu dari mana aku disini?" Tanya Inez.
"Tadi Mama yang kasih tahu. Katanya suruh jemput lo disini."
"Emang mau kemana?"
"Lo lupa kalau hari ini fitting baju?" Tanya Rama. Mata Inez membulat.
"Ya ampun! Gue lupa beneran!" Inez beralih ke dua sahabatnya. "Gue pergi duluan ya, Soph, Rin."
Mereka berdua mengangguk. Setelah berpamitan sebentar, Rama dan Inez segera meninggalkan rumah Sophia.
"CARI YANG BAGUS YA, NEZ!" Teriak Sophia sebelum mereka keluar dari rumahnya.
∞
Inez's POV
Aku, Rama, Mama dan Bunda memasukki sebuah butik. Butik ini khusus menjual baju pengantin. Dan berhubung butik ini milik salah satu saudara Mama, jadi beliau memberiku 2 gaun pengantin rancangannya secara cuma-cuma, alias gratis. Dan aku bebas memilih mana yang aku suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forced Wedding
RomanceInez Mahestari tidak suka dijodohkan! Baginya, pernikahan itu seharusnya atas dasar sama-sama suka, sama-sama cinta. Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa, karena ternyata orang tuanya sudah mempersiapkan semuanya! ∞ Ramakrisna Handaru hanya bisa...