Dengan perlahan Al melepaskan pelukannya. Apa yuki sudah mengetahuinya? Apa ini yang membuat yuki berbeda terhadapnya? apa yuki benar-benar kecewa padanya? Banyak pertanyaan yang muncul dalam dalam otak Al.
"Ka.."
"Selamat pagi anak-anak" tiba-tiba pak raffi datang, dia sedikit mengerutkan dahinya saat tak ada yang menjawab. Dan kini pandangannya beralih kepada Al. "Al kenapa kamu ada di kelas ini?" Tak ada jawaban dari Al. Pak raffi geleng-geleng kepala.
BRAK
semua orang terlonjat kaget, dan mereka tambah kaget saat ada pak raffi di depan. Kini semua orang kembali kepada tempat duduknya masing-masing, kecuali Al dia masih betah disana memandang yuki yang masih belum pada posisi sebelumnya.
"Al apa kamu masih mau berdiri disana?" Tanya pak raffi. "Sebaiknya kamu keluar sekarang, kalau tidak saya akan melaporkannya ke wali kelasmu." Al memegang tangan yuki hendak membawanya pergi. Tapi, yuki menahannya. "Kembali ke kelas Al, kita bicara nanti." Ucap yuki masih belum mau memandang Al.
Kesabaran pak raffi pun habis. "AL APA KAMU MENDENGAR SAYA?" Bentaknya, tanpa mengatakan apapun al langsung pergi begitu saja, pak raffi hanya dapat menghela nafasnya. "Sudah, perhatikan ke depan...." mereka pun lalu memperhatikan pak raffi yang menjelaskan tentang pelajarannya.
Sedangkan Al, dia tak lagi kembali ke kelasnya. Tapi lebih memilih pergi ke atap sekolah, sudah lama sekali Al tak pergi kesana. Jika dulu atap sekolah adalah tempat paforitnya, tapi tidak semenjak Al mengenal yuki dan mereka menjadi dekat.
Al akan dimana saja asal di tempat itu ada yuki, Al akan betah berlama-lama memandang yuki dari kejauhan. Konyol memang seorang Al melakukan itu, tapi memang itu kenyataannya Al akan merasa bodoh jika dulu dia berhadapan dengan yuki. Hingga akhirnya Al memberanikan diri mendekatinya secara langsung dan menembaknya, yuki menerimanaya asal dengan syarat tidak boleh ada yang tau tentang hubungan mereka. Awalnya Al tidak setuju Al tidak akan bisa memperlihatkan bahwa yuki miliknya tapi dengan alasan yuki 'takut kepada fans' al maka dengan berat hati Al menerimanya.
Lalu sekarang? Apa Al akan kembali seperti dulu? Hampa? Menjalani hidupnya tanpa merasa ada warna? Tidak. Al tidak mau itu terjadi, Al tidak mau kehilangan yuki, yuki adalah warna di kehidupannya.
Lama Al berdiam disana memikirkan hal-ha buruk yang akan terjadi, sampai dia tak menggubris hpnya yang terus berdering.
"Kemana sih nih anak?" Gerutu Adi. Sejak tadi adi mencoba menghubungi Al tapi tak pernah ada jawaban dari Al. "Rel, kira-kira si Al pergi kemana ya?" Tanya Adi, verrel malah mengangkat bahunya acuh lalu dia pergi meninggalkan Al "kenapa pada aneh sih? Mereka kenapa?" Ucap adi aneh.
Verrel tak hentinya tersenyum, sebentar lagi dia akan bertemu dengan pujaan hatinya, yuki. Dia akan membuat yuki menjauh dari Al. Tapi, seseorang menahan tangannya.
"Citra?" Ucap verrel. "Ada apa?" Tanya verrel.
"Mau kemana?" Tanya citra "mau nemuin yuki." Seketika senyum yang tadinya ada di bibir citra langsung luntur seketika.
"Apa kamu gak bisa lepasin yuki?" Tanya citra sendu. "Verrep pun menatapnya aneh. "Kenapa sih cit? Ini rencana awal gue buat dapetin yuki" katanya tajam.
"Tapi, yuki udah sama Al" kini citra merasa akan ada yang jatuh dari matanya "lo gak bisa relain dia?" Verrel melepaskan tangan citra.
"Denger cit sejak awal gue cinta sama yuki dan gue gak akan pernah biarin siapapun milikin yuki, yuki itu cuma punya gue. Dan... sebaknya lo juga mulai deketin Al" setelah mengatakan itu, verrel langsung pergi meninggalkan citra sendiri.
"Apa gue gak bisa ngerasain cinta? Apa salah gue jatuh cinta? Rel gue mohon liat gue" ucapnya lirih. Citra juga tidak tau kapan perasaan ini datang yang jelas semenjak dia dekat dengan verrel citra menjadi nyaman dan merasa terlindungi, dan entah sejak kapan juga perasaannya kepada Al menghilang begitu saja.