Kevin menatap tajam Al.
"Cinta?.... cinta lo bilang? Tau apa lo soal cinta hah? Orang kayak lo itu gak akan pernah ngerti sama apa yang namanya cinta." Ucap kevin tajam. Saat akan melangkah lagi-lagi Al berbicara dan mampu membuat kevin terdiam.
"Gue tau lo benci sama gue karna masa lalu. Tapi, vin semenjak gue ketemu yuki gue sadar akan arti cinta gue tau cara menghargai cinta..." Al berhenti sejenak "dan maafin gue soal mila, gu....."
"Stop.... gue gak suka nama itu disebut apalagi pake mulut lo, lebih baik lo pergi gue gak apak pernah biarin kalo yuki tetep sama lo."
"Oh dan inget, gue bakal pastiin kalo yuki bakal tunangan sama gio." Sambung Kevin.
"Vin gue mohon...gue Cinta sama yuki...."
Kevin tak menggubris omongan Al, dia malah pergi meninggalkan Al sendiri yang masih setia berlutut. Saat akan menaiki tangga kevin dikagetkan dengan adanya yuki disana.
Kevin memang berniat akan melihat keadaan yuki dan sepertinya kevin tak usah susah-susah menaiki tangga untuk melihat yuki, karna sekarang yuki sudah ada di hadapan kevin. Dan jangan lupakan tatapan kecewa yang yuki berikan kepada kevin.
Perlahan tapi pasti yuki menuruni anak tangga dan sekarang dia sudah berada di hadapan kevin.
Pluk...
Yuki memukul dada kevin.
Pluk....
Pluk...
Pluk....
Yuki memberikan pukulan bertubi-tubi sambil menangis, Al yang jauh di sana langsung berdiri.
"Hiks...hiks.... kenapa? Hiks...kenapa kakak jahat?" Tangis yuki dan masih tetap memukul kevin, kevin hanya diam tak melakukan apa-apa.
"Kenapa kak? Hikss... kenapa kakak lakuin itu? Apa salah Al?" Tanya yuki, yuki memang mendengar pembicaraan Al dan Kevin. Tapi, tidak semua dia hanya mendengar perdebatan terakhir mereka.
"Kak jawab yuki Kak....kenapa hikss....." yuki tak bisa lagi mengontrol dirinya hingga pandangan yuki mulai kabur dan....gelap.
"Yuki...yuki...yuki...." hanya itu yang terakhir yuki dengar.
.
.
.
.Kini di rumah yuki udah banyak orang yang datang. Mulai dari maxime, keyna, chika, bunda maia, adi, dan verrel.
Terlihat gurat kehawatiran di wajah mereka.
Al yang sejak tadi hanya duduk sambil tertunduk, kini keadaannya sangat kacaw tapi al tak peduli itu yang dia pedulikan kini hanya yuki tak ada yang lain.
"Asallamualaikum.... yuki...." semua orang langsung melihat ke arah suara, terlihat Bram yang tergesa-gesa.
"Waalaikumsalam...ayah." ucap kevin lirih.
"Vin... yuki mana? Adik kamu mana?" Terlihat sekali bram sangat khawatir.
"Ayah... maafin kevin yah" kevin tertunduk, semua orang tau kalau kevin sedang menahan tangisnya. "Maaf kevin gak bisa jaga adek, maaf yah. Kevin udah gagal jadi kakak buat yuki." Bram memeluk kevin dia tau bagaimana sayangnya kevin kepada yuki. Kevin sudah seperti ibu, ayah, sahabat dan kakak yang baik untuk yuki.
"Kamu kakak yang baik, yuki pasti bangga punya kakak kayak kamu. Ini bukan salah kamu vin." Semua orang memandang haru 2orang itu. Mungkin kecuali Al karna sejak tadi Al tak pernah mengangkat wajahnya.
"kamu jangan cengeng vin, kalo kamu cengeng ayah gak bisa percayain lagi yuki sama kamu." Kevin hanya mengangguk, karna sebenarnya kini kevin sedang menangis.