Sinar mentari pagi mulai masuk kedalam kamar yuki, dan itu mampu membuat yuki terusik dari tidurnya. "Eenngg" secara perlahan yuki membuka matanya. Tapi, di tutupnya lagi untuk mengumpulkan kesadarannya. Setelah kesadarannya terkumpul, yuki mulai membuka matanya dan membuat dirinya duduk.
Yuki melihat sekeliling, ini adalah kamarnya. Seingatnya yuki berada fi mobil Al, apa Al membawanya pulang?
Al?
Saat yuki mengingat Al tangannya dengan perlahan menyentuh bibirnya "aawshh" yuki meringis kecil, dia menjadi teringat kejadian kemarin saat Al menciumnya dengan kasar yuki tak menyangka Al akan berbuat seperti itu kepanya. Selama ini Al sangat lembut jika dengan yuki dan tak pernah sekasar kemarin.
Tidak mau terlalu lama memikirkan kejadian kemarin, yuki langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Dan kini yuki sudah siap dengan baju seragamnya, dia memanut dirinya di cermin. Setelah merasa pas, yuki langsung turun dari kamarnya.
Tap
Tap
Tap
"Pagi kak"
Cup
"Pagi princess" wajah yuki terlihat sedikit lesu, kevin yang ingin membicarakan sesuatu yang penting menjadi sedikit ragu. Tapi, jika kevin tak mengatakannya sekarang harus kapan lagi?
"Dek..." yuki menatap kevin, dia sedikit menyerngitkan dahinya saat melihat raut wajah kevin yang nampak sendu.
"Kakak sayang sama kamu" yuki langsung berhenti mengunyah, dan menatap kevin dalam. "Ada apa sih kak?" Tanya yuki, entah kenapa melihat wajah kevin yang sendu membuat hati yuki tak enak.
"Kakak bakal pergi..."
"Kemana?" Tanya yuki.
"Singapur" kevin menundukan kepalanya. "Mau liburan? Berapa lama? Mmm yuki mau ikut yah kak yah... otak yuki lagi sumpeg" cerocos yuki, kini kevin menatap yuki dengan tatapan yang sulit di artikan hingga membuat yuki terdiam.
"Ada apa?" Tanya yuki. Kevin diam cukup lama. "Ada apa kak?" Tanya yuki lagi.
"Kakak bakal ngurus perusahaan ayah yang ada disana" tiba-tiba hati yuki sakit, dari matanya ingin mengeluarkan sesuatu. "Kakak mau ninggalin yuki?" Tanya yuki sedikit bergetar.
"Engga ki, kakak cu...." tiba-tiba yuki berdiri dengan air mata yang sudah turun, yuki menatap kevin tajam. "Kakak janji bakal ada buat yuki, kakak gak bakal ninggalin yuki. Terus kenapa sekarang kakak pergi? Kenapa kakak ninggalin yuki?" Kevin hendak mendekati yuki, tapi yuki memundurkan tubuhnyam "yuki benci kakak" ucap yuki sambil berlalu pergi. Kevin terdiam sesaat, inilah yang dia takutkan.
"Yuki.." kevin lalu menyusul yuki. "Yuki.."
"Taxi" yuki langsung menaiki taxi tak memperdulikan kevin yang terus memanggilnya dan mengejarnya dari belakang.
"Hos..hos..hos.." kevin pun berhenti dengan nafas yang memburu dan keringat yang bercucuran. "Maafin kakak ki" lirih kevin.
.
.
.Yuki menangis dalam taxi dia tau dari dulu juka suatu saat kakaknya pasti akan meneruskan perusahaan ayah mereka. Tapi, yuki tidak tau jika harus secepat ini. Ini terlalu cepat, dan yang paling penting yuki belum siap jika harus berjauhan dari kevin. Yuki masih membutuhkan sosok kakaknya di sisi yuki.
"Non kita sudah sampai" ucap supir taxi, yuki pun dengan segera menghapus air matanya dan segera membayar setelah itu yuki langsung keluar.
Yuki berjalan sambil menundukan kepalanya, meskipun sekuat yuki menahan air matanya tapi kadang air mata itu akan jatuh juga. Jika mengingat kevin akan segera meninggalkannya.