css3

8.2K 538 10
                                    

Cogan

Bi, kamu marah ya sama aku? Maafin aku ya. Jangan marah dong, aku kan udah jelasin semuanya. Sayang aku mohon jangan marah

Yuki hanya menghela nafas dan kembali menaruh henponenya, tak ada niat untuk membalas pesan itu.

"Eheh bu Rini dateng." kata salah satu temen sekelas gue. Dan saat Bu Rini datang Soni muanya tampak tenang aman terkendali.

..........

Kriiingggg.....kkrrriiiinggg

"Baik anak-anak untuk hari ini cukup sekian. Dan kita akan melanjutkannya di pertemuan mendatang." ucap Bu Rini. Bu rini pun keluar dari kelas dan seketika seisi kelas bernapas lega.

"Huft cape banget ya kalo belajar sma bu Rini."

"Aduh pinggang gue sakit nih." itulah yang dikatakn anak-anak di kelas Yuki, ya itu sudah jadi kebiasaan karna kalau saja kalian bergerak sedikt saja saat pelajaran Bu Rini dia akan langsung memanggil anak tersebut dan menyuruhnya untuk menerangkan kembali apa yang barusan dia jelaskan.

"Ki kekantin Yuk." ajak Dinda, yang sudah siap untuk pergi ke kantin ran dengan Dinda di sebelahnya.

"Yuk." ucapnya lesu, dan saat Yuki berdiri Max sudah merangkul bahu Yuki terlebih dahulu.

"Apansih Max?" tanya Yuki males.

"Yaelah Ki, cuma rangkul doang juga. Kita ke kantin sama-sama." kata Max dengan senyum hasnya. Max pun pangsung membawa Yuki pergi dan meninggalkan Dinda dan Chika yang jengah melihat Maxime.

"Dasar si Max, cari kesempatan aja."

"Iya dasar cowo ganjen." Dinda dan Chika terus menyumpah serapah Max yang membawa Yuki.

"Eh Max kenapa lo ninggalin kita?" tanya Chika yang sudah duduk di hadapan Yuki dan Maxime.

"Abis kalian itu lelet, dan lemot." katanya

Pltak...

"Aww sakit Chik." kata Maxime sambil mengelus kepalanya.

"Uuppss sorry, sengaja." katq Chika dengan tampang polosnya.

"Dasar cewe kasar." sungutnya. Yuki yang sudah jengah dengan keberisikan ini, langsung memberhentikan cekcok mereka.

"Stooopp, kalian itu. Dimana-mana ribut mulu. Kalo pada jatuh cinta baru nyaho lo." katanya sambil melihat Chika dan Maxime.

"What? Gue jatuh cinta sama cowo kaya gini?" ucapnya sambil melihat Max seperti tatapan menilai. "Mending gue jomblo deh." lanjutnya.

"Heh cewe kasar emangnya gue mau apa sama cewe kayak lo? Ogah banget gue." kata Max, lagi-lagi Yuki ingin memisahkan mereka tapi tak jadi karna ada seseorang yang memanggil namanya.

"Yuki...." yuki pun melihat ke arah suara dan dia langsung menampilkan senyumnya.

"Eh kak Verrel, ada apa kak?" tanya Yuki ramah.

"Kamu di panggil ke ruangan osis." seketika wajah yang tadinya menampilkan senyum kini telah berubah dengan wajah yang lesu.

"Kenapa ki?" tanya Verrel, lembut.

"Eh,,, gak ada apa-apa kok kak hehe."

.........

Yuki

Kok gue bisa lupa ya, kalo cowo resek itu nyuruh gue buat ke ruang osisi. Iiissshhh gimana dong? Gue lagi males ketemu sama dia.

"Ki....Yuki." gue mengerjap-ngerjapkan mata saat bahu gue ada yang nyentuh.

"Eh apa?" tanya gue kikuk.

"Uuuhhh kok malah bengong sih?" tanya Verrel.

"Heheh gak ko kak."

"Iya deh, kalo gitu gue duluan ya." pamit kak Verrel.

"Aaahhh males gue." kata gue.

"Yuki harusnya lo itu bersukur karna bakal ketemu sama pangeran gue." kata Dinda dengan gaya alaynya itu.

"Ya udah sono lo aja yang kesana ngewakilin gue."

"Hah gue? Aduh ikuy ku sayang bukannya gue gak mau tapi, kalo gue bertatapan langsung sama pangeran gue bisa-bisa gue jadi patung atau yang lebih parah gue pingsan." tuturnya panjang lebar.

"Yaudah lo aja Chik." kata gue ke Chika,yang lagi makan.

"Hah?" udah gue tebak dia pasti gak dengerin.

"Makannya kalo ada yang ngomong itu denger, jangan makan mulu." celetuk Maxime.

"Iisshh dasar lo itu cari gara-gara mulu ya sama gue." haduh kalo gue disini terus bisa-bisa pala gue pecah.

"Stop." kata gue, dan akhirnya mereka berhenti. " gue mau ke ruang osis dulu. Nah kalo gue udah pergi baru deh kalian lanjutin berantemnya." kata Gue dan lngsung pergi, dan tak menghiraukn apa kata Dinda yang tak terima karna di tinggalkan diantara 2orang gila ini.

Iisshh nyebelin banget sih, masa gue harus ketemu sama dia? Ayolah bisa-bisa gue meledak depan dia gara-gara emosi. Dasar cowo sinting.

Gue terus menggerutu dalam hati hingga gak kerasa kalo gue udah nyampe di depan ruang osis.

Cklek...

Tanpa mengetuk pintu gue langsung nyelonong masuk dan kalian tau apa yang pertama kali gur liat? Cowo yang nyuruh gue kesini lagi berduaan sama cewe. Oke gue harus ngatur emosi gue, tarik nafas buang, tarik....buang....tarik.....buang.....

"Eh maaf kak saya ganggu." kata gue dan hendak melangkah keluar, tapi gak jadi karna ada suara yang nyuruh gue berhenti.

"Yuki, kemarilah. Tadi kan saya suruh kamu kesini." katanya, dan gue pun berbalik lagi menghadap mereka.

"Iisshh ganggu aja, yaudah aku kekelas dulu ya." kata cewe itu, iisshh dasar cewe ganjen, centil, menor, sok cantik, nenek lampir. Akhirnya dia pergi dari hadapan gue.

Oke gue harus bersikap biasa aja, oke Yuki jangan emosi.

"Ini daftar anak-anak yang bakal ikutan lomba." kata gue jutek, tapi gue gak denger dia ngomong. Akhirnya gue putusin buat natap dia. Lama kita saling natap akhirnya gue menghembuskan nafas.

"Saya permisi." ucap Gue, tapi saat gue mau pergi dia memegang tangan gue erat.

"Kamu masih marah sama aku?" ucapnya. "Bie aku mohon sama kamu jangan kayak gini, aku gak kuat liatnya." gue hanya tersenyum kecut.

"Udah aku capek." kataku dan berusaha melepas genggamannya.

"Sayang dengerin aku dulu, kemarin itu cuma salah paham. Aku juga gak tau kalau dia bakal ngelakuin itu." ucapnya lirih.

"Bie, bicara dong. Aku mohon maafin aku, aku bakal ngelakuin apa aja asal kamu gak marah sama aku." gak kerasa air mata gue runtuh juga.

"Sayang, maaf....maaf...." ucapnya sambil meluk gue erat, gue terus memukul dadanya berusaha menumpahkan rasa sakit gue ke dia.

"Geu benci banget sama lo hikss gue benci." kini gue terisak di dadanya.

"Sssttt Bie, maaf kamu boleh pukul aku sesuka hati kamu. Tapi, aku mohon jangan nangis. Aku sakit liat kamu nangis." tuturnya dan mencoba menengkan gue lewat usapannya di kepala gue.

"Kamu harus dengerin penjelasan aku Bie, kemarin itu...." ucapnya berhenti karna gue dorong dia kenceng, oke gue jadi keinget masalah kemarin dan itu buat gue sakit banget.

"Al..."

Segini aja dulu ya maaf kalo gantung hehehe, biar kalian tambah kepo heheh. Nah cowonya Al, gimana kalian setuju gak?

Cinta Sembunyi-sembunyi(end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang