Kini al dan yuki saling diam tak ada diantara mereka yang berniat membuka pembicaraan, Al mau yuki merasa canggung seperti orang yang baru saja kenal.
"Kita udah sampai" ucap Al, memecahkan lamunan yuki. "Mm i..iya"
Hening
Mereka kembali diam. Saat ini mereka ada dekat taman, tak ada niat untuk mereka keluar dari mobil.
"Bie.." akhirnya Al menyerah, dia sudah tidak tahan dengan keheningan diantara mereka. "Aku gak tau harus mulai dari mana, aku juga gak minta buat kamu maafin aku karna kesalahan di masa lalu aku. Tapi,,,aku mohon kasih aku kesempatan terakhir buat perbaikin semuanya." Al sudah mulai menghadap yuki, tapi yuki masih enggan untuk melihat Al.
"A..apa bener yang di ceritain kak kev tentang masa lalu kamu?" Akhirnya kini yuki memberanikan diri buat natap Al. Al mengangguk dan jangan lupakan matanya yang merah.
"Aku gak tau apa aja yang kevin ceritain tentang aku ke kamu. Tapi, jika itu menyangkut mila itu bener, itu emang salah aku dulu aku emang laki-laki brengsek laki-laki yang gak pernah ngertiin perasaan orang. Tapi,," Al meraih tangan dan menggenggamnya dengan erat. "Semenjak aku ketemu kamu, hidup aku berubah. Hidup aku terasa lebih berwarna dan yang lebih penting aku selalu belajar agar aku jadi cowo yang gak berengsek lagi biar kamu selalu nyaman deket aku, aku mohon ya kasih aku kesempatan." Tak ada jawaban dari yuki, hanya ada air mata yang keluar dari matanya. Secara perlahan al mengangkat tangannya dan menghapus air mata yang membasahi pipi yuki.
Mata mereka saling memandang, ada kerinduan dimata mereka. Secara perlahan Al mendekatkan wajahnya ke wajah yuki, Al memandang mata dan bibir yuki silih berganti. Kini mereka bisa merasakan hembusan nafas masing-masing, dan kini bibir mereka sudah bertemu awalnya hanya menempel kini Al menggerakan bibirnya hanya Al sedangkan yuki hanya memilih berdiam tak tau harus bagaimana yang yuki lakukan hanya menutup matanya.
"Bales bie" Al mengatakannya sambil sedikit terisak, entah kenapa hati Al sangat sakit saat yuki hanya diam tak merespon apa yang Al lakukan. "Aku sayang kamu" setelah itu Al menempelkan lagi bibirnya kini Al sedikit memaksa yuki untuk membuka mulutnya.
"Mmfftt..mmff" yuki ingin melepaskan ciuman mereka. Tapi, semakin yuki menolak semakin juga Al kasar dan memaksa yuki untuk membalas ciumannya. Dan kini rontaan yuki sudah semakin melemah, bukannya mendapatkan balasan ciuman dari yuki. Al malah merasakan jika air mata yuki semakin deras dengan sangat pelan Al melepaskan ciuman mereka.
"Bie.."
"Hiks...hiks....hiks..." kini Al baru sadar apa yang sudah dia lakukan sangat keterlaluan dan Al baru menyadarinya saat melihat bibir yuki sedikit mengeluarkan darah, Al merasa bodoh, marah kepada dirinya sendiri karna telah menyakiti gadisnya. "Hiks..hiks..." yuki kembali terisak.
"Sayang..bie..hey maafin Al ya sayang, Al emang brengsek. Ayo pukul aja Alnya mmm bie jangan nangis sayang.."Al membawa yuki kedalam pelukannya. Dia merasakn tubuh yuki yang bergetar karna menangis. "Bie,, bicara sayang. Al nyakitin bie? Maaf sayang"
"Hiks..a..ak..u hiks..mau..pulang..hiks..."
"Iya sayang kita pulang, jangan nangis ya. Al jahat ya? Pukul aja bie alnya" Al merasa bersalah banget, apalagi saat liat yuki semakin terisak.
"A..ku hiks.. ben.ci kamu a.ku b.enci hiks.." sekali lagi Al membawa yuki kedalam pelukannya, Al mengusap punggung yuki untuk menenagkannya. Mereka bertahan dengan posisi ini cukup lama, meskipun Al merasa pegel tapi dia tetep nahan karna masih mau nenangin yuki.
Al bisa merasakan kini yuki sudah mulai tenang, dan Al tau jika kini yuki pasti sedang tertidur karna kelelahan menangis. Al pun membenarkan posisi yuki dengan menyenderkan tubuh yuki ke kursi di lihatnya wajah yuki.