Takdir adalah sebuah misteri. Kau tidak akan tahu apa yang akan terjadi besok, satu jam lagi bahkan sedetik yang akan datang.
§§§§§§§§§§§§§§§§§§§§§§§§§§§§
____________________________________
§§§§§§§§§§§§§§§§§§§§§§§§§§§§"Bunga apa yg anda inginkan, sir?" Tanya Liliane pada pelanggan pertamanya pagi ini.
Dari segala yg melekat di tubuh pria itu menegaskan status sosial pemakainya. Dari situlah Liliane tahu bahwa pria dihadapannya adalah seorang bangsawan.
Mata emerald tajam milik sang bangsawan menatap manik hazel Liliane. Sejenak, lalu perhatiannya kembali tertambat pada bunga-bunga cantik yang tertata rapi dalam sebuah keranjang besar berbentuk persegi dan beroda di sebelah Liliane.
"Aku mencari bunga untuk seorang wanita." suara bariton pria itu serasi dengan wajahnya yang tampan.
"Um...kekasih anda?" tanya Liliane hati-hati.
"Bukan, um...maksudku belum."
Liliane mengarahkan matanya ke atas seolah sedang menatap langit biru di atas kepala mereka. Sementara jari telunjuknya mengetuk-ketuk bibir bawahnya pelan.
"Bagaimana bila mawar oranye ini, sir? Mawar oranye memiliki arti 'aku ingin mengenalmu lebih dalam'. Lihatlah, mereka cantik bukan?" Liliane menyodorkan sebuah buket mawar oranye pada sang bangsawan yg tampak berpikir.
Akhirnya pria bangsawan itu mengambil bunga yg ditawarkan kemudian memberikan sejumlah pound sebagai harga yg telah mereka sepakati.
"Kau pasti banyak tahu tentang bunga, miss..."
"Liliane Green."
"Miss Green."
"Tentu, sir. Bukankah saya penjual bunga?" Liliane tersenyum ramah.
Pria itu membalas senyum Liliane. "Baiklah miss Green, senang bisa berbisnis denganmu."
"Terima kasih, sir." Liliane menekuk sedikit lututnya.
Pria itu segera berbalik kearah kereta berlambang Hamsford. Pastilah pria itu adalah earl of Hamsford, pikir Liliane.
Setiap pagi earl of hamsford kembali untuk membeli bunga-bunga dari Liliane untuk wanita pujaan sang earl. Pria itu tampaknya enggan untuk membeli bunga pada penjual lain. Ia selalu datang pada Liliane, membuat mereka lama-lama menjadi teman baik. Banyak hal yg dipelajari Liliane dari pria bangsawan itu. Bahkan Liliane yg semula hanya bisa membaca beberapa kata dengan terbata-bata kini sudah mulai lancar membaca berkat lord Huntley. Terkadang keberuntungan Liliane yang satu ini membuat teman-teman sesama penjual bunga merasa iri padanya.
§§§
William Huntley, earl of Hamsford tampak percaya diri malam ini. Penampilannya lebih rapi dari biasanya. Wajahnya juga terlihat lebih tampan dengan rambut disisir rapi kebelakang dan Ia tak membiarkan sehelai jenggot pun tumbuh di dagunya. Di lengannya bertengger cantik seikat buket mawar merah dan di saku jasnya telah tersimpan sebuah cincin bertahta berlian yg telah ia pesan khusus untuk gadis pujaan hatinya Kathrine Rotherstone, putri bungsu earl of Courtland.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be His Countess (END)
Tarihi Kurgu#7 in Historical Fiction (9.11.17) #4 in Historical Fiction (17.11.17) Liliane Green seorang gadis penjual bunga. Pertemuannya dengan William Huntley, Earl of Hamsford awalnya biasa saja layaknya seorang pembeli dan pedagang biasa. Seringnya sang ea...