Satu

322K 19.4K 304
                                    

Paris menatap dirinya dari pantulan cermin, ia sangat bersemangat karena hari ini adalah hari pertamanya bekerja. Keinginannya untuk bekerja di gedung pencakar langit akhirnya terwujud juga. Dulu ia hanya bisa berandai-andai dan membayangkan bagaimana rasanya bekerja di perusahaan besar seperti itu tapi sekarang Paris bisa merasakannya secara langsung. Hal itu membuatnya sangat-sangat bersyukur. 

Setelah penampilannya di rasa cukup rapi barulah Paris berangkat. Ia berangkat menggunakan taxi online. Beginilah susahnya jika hidup sendirian dan tidak mempunyai kendaraan. Saat akan bepergian Paris harus mengeluarkan uang lebih untuk transportasi.

Saat di jalan Paris menyempatkan diri untuk sarapan. Ia memakan roti dan susu yang sudah ia beli kemarin malam di minimarket.

Paris segera membayar ongkos taxinya, begitu tiba di depan perusahaan tempatnya bekerja. Ia tidak bisa menahan senyumnya yang semakin mengembang. Ia sampai takut jika dianggap gila oleh orang-orang yang melihatnya.

Paris berjalan menuju meja kerjanya yang berada di dekat pintu masuk perusahaan. Ia tidak menyangka jika akan diterima kerja di perusahaan ini, apalagi menempati posisi sebagai resepsionis. Ia yang awalnya tidak berharap banyak, menjadi sangat senang saat mendapat kabar jika lolos.

Paris menaruh tasnya, lalu duduk di kursinya. Ia mengelus papan namanya yang sudah terpajang di meja sambil terus tersenyum.

"Hai." Paris terlonjak kaget saat mendengar sebuah suara dan kemunculan seorang wanita yang tiba-tiba sudah berdiri di hadapannya.

"Ya?" jawab Paris sambil refleks berdiri.

"Kamu resepsionis baru yang namanya Paris itu kan?" tanya wanita di hadapannya dengan ramah.

"Iya," jawab Paris sambil tersenyum kikuk.

"Kenalin aku Kesya." Wanita yang mengaku bernama Kesya itu mengulurkan tangan kearah Paris.

"Paris," jawab Paris singkat sambil menerima uluran tangan Kesya.

"Atasan ngasih tau. Katanya akan ada resepsionis baru dan aku diminta untuk mengajari kamu beberapa hal mengenai pekerjaan."

"Oh gitu ya," ujar Paris sambil menganggukkan kepalanya mengerti. Jadi Kesya akan menjadi rekan kerjanya nanti.

"Santai aja nggak usah gugup gitu. Nanti aku jelasin pelan-pelan sambil langsung kerja ya."

Paris menghembuskan napasnya dengan perlahan. Semoga saja di hari pertamanya ini bisa ia lewati dengan lancar.

***

Paris memdengarkan dengan baik penjelasan dari Kesya, sambil mengingat-ingat tugasnya yang penting.

"Biasa yang paling sering ditanyakan itu ruangan Pak Direktur ada di lantai berapa. Kamu harus tanyakan dulu, apakah tamu itu sudah membuat janji atau belum. Kalau belum, kamu jangan kasih tau letak ruangannya. Kamu harus minta tamu itu supaya membuat janji terlebih dahulu." Paris mengerti, ia sudah tahu sedikit banyak mengenai pekerjaannya.

"Kalau ternyata tamu itu sudah membuat janji, kamu tekan tombol ini. Tombol itu langsung mengarah ke sekertaris Pak Bos dan kamu bilang ke sekertarisnya kalau ada tamu bernama blablabla. Terus udah deh tinggal nunggu jawaban sekertaris itu dan kamu kasih tau ke tamu. Paham kan?" tanya Kesya menatap Paris.

"Iya aku paham." Paris menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Nah ini ada nama lantai dan isinya ada ruangan apa saja di lantai itu, kamu harus hafalin ya. Supaya kalau ada tamu yang tanya kamu bisa langsung kasih tau." Kesya memberikan dua lembar kertas kearahnya.

Asisten MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang