Tiga Belas

134K 10.1K 362
                                    

Paris berjalan dengan lesu kearah ruang kerjanya. Ia tidak tahu hari ini akan dibutuhkan atau tidak. Tapi ia tetap datang ke kantor dan membuatkan sarapan untuk Ken.

Paris sengaja membuatkan Ken nasi goreng, karena ia sedang malas membeli sarapan di luar. Paris melihat Salsa sudah duduk di kursinya, dengan segera ia tersenyum sambil menyapanya. Setelah itu Paris masuk ke ruang kerjanya.

"Selamat pagi Pak," sapa Paris. Ia melihat Ken sudah sibuk di meja kerjanya.

"Pagi," jawab Ken singkat sambil melirik Paris.

"Anda ingin sarapan sekarang Pak?" tanya Paris.

"Boleh, saya tidak punya banyak waktu. Pekerjaan saya sudah menumpuk sekarang." Baru ia tinggal sehari pekerjaannya sudah menumpuk begitu banyak, ini semua akibat ulah Eleya yang minta ditemani belanja kemarin.

"Baiklah kalau begitu." Paris segera menyiapkan sarapan untuk pria itu.

"Saya membawakan nasi goreng untuk sarapan Anda." Paris menaruh piring di hadapan Ken. Tidak lupa juga ia menyiapkan air untuk pria itu.

Tanpa basa-basi, Ken langsung memakan nasi goreng yang sudah Paris siapkan.

"Kamu beli dimana nasi goreng ini?" tanya Ken penasaran.

"Saya membuatnya sendiri Pak," jawab Paris sedikit takut jika rasa nasi goreng buatannya tidak enak atau tidak sesuai dengan lidah Ken.

"Benarkah?" tanya Ken tidak percaya.

"Apakah rasanya aneh atau tidak enak Pak?" tanya Paris.

"Tidak, rasanya sangat enak. Saya suka," jawab Ken sambil tersenyum kearahnya.

Melihat respon Ken seperti itu, Paris merasa senang. Entah kenapa perasannya begitu membuncah hingga ia tidak bisa menahannya.

"Terimakasih Pak," jawab Paris tulus sambil tersenyum menatap Ken.

***

"Paris," panggil Ken pelan melihat Paris yang sedang sibuk di meja kerjanya. Entah apa yang gadis itu lakukan dengan bulpoin dan buku kecilnya.

"Ya Pak?" tanya Paris mendongakkan wajahnya untuk menatap Ken.

"Bisa tolong belikan kopi, saya sudah mulai mengantuk sekarang," ujar Ken.

"Baik Pak akan saya belikan. Seperti biasanya kan?" tanya Paris.

"Iya," jawab Ken singkat.

Paris keluar dari ruang kerjanya, ia melihat Salsa juga sibuk dengan ipad di depannya. Sepertinya hanya ia yang terlihat seperti pengangguran di kantor ini.

"Salsa," panggil Paris pelan.

"Ya, ada apa Paris?" Salsa mengalihkan pandang dari ipadnya lalu menatap Paris.

"Kamu mau kopi? Sekalian aku belikan karena aku mau ke cafe bawah."

"Boleh. Ice vanilla latte ya."

"Okay, aku ke bawah dulu." Dengan segera Paris turun ke lantai bawah.

Sambil menunggu pesanannya siap, Paris melihat-lihat sekeliling. Tiba-tiba pandangannya tertuju pada pria paruh baya yang baru saja masuk dari arah pintu utama. Paris seperti kenal dengan pria itu, tapi ia lupa. 

Asisten MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang