Sepuluh

169K 12.6K 276
                                        

Paris bersenandung pelan sambil berjalan kearah ruang kerjanya. Ia merapikan rambut dan poninya yang sedikit kusut akibat terkena helm saat berada di jalan tadi. Beginilah susahnya jika memiliki rambut panjang yang hampir mencapai pinggang, ia jadi kepikiran untuk memotong rambutnya menjadi pendek lagi seperti saat kuliah dulu. Tapi jika dipikir-pikir sangat sayang, sudah lama ia merawat dan memanjangkan rambutnya ini.

Paris mengabaikan masalah rambutnya sejenak, ia segera mengetuk pelan pintu ruang kerja Ken lalu masuk ke dalam.  

"Selamat pagi Pak," sapa Paris yang melihat Ken masih berdiri hendak menaruh jasnya di stand hanger di samping meja kerjanya.

Kini Paris mulai membiasakan diri saat menghadapi Ken dan berusaha profesional ketika sedang bekerja. Sedikit banyak Paris sudah tahu kebiasaan pria itu. Jika sedang bekerja Ken biasanya hanya memakai kemejanya yang ia gulung sampai siku, pria itu akan memakai jasnya lagi saat rapat atau saat menemui kliennya di luar.

"Pak?" Paris menggerakkan tangannya di depan wajah Ken, karena melihat pria itu diam sambil terus menatapnya. 

"Ya?" tanya Ken saat tersadar dari lamunannya. Ia berdehem pelan untuk menghilangkan rasa gugupnya.

"Anda tidak apa-apa?" tanya Paris bingung melihat tingkah aneh pria itu.

"Saya baik-baik saja," jawab Ken mengalihkan tatapannya dari Paris lalu duduk di kursi kebesarannya.

Sejujurnya Ken tadi terpesona dengan kecantikan Paris, baginya Paris sangat cantik dengan rambut panjangnya. Gadis itu terlihat semakin dewasa dengan rambutnya yang berwarna coklat. Paris terlihat sangat berbeda dengan dulu ketika Ken pertama kali bertemu dengannya. Jika diingat-ingat Paris dulu lebih mirip dengan dora karena rambut hitam sebahunya.

"Ini sarapan untuk Anda. Saya buatkan sandwich." Paris menyerahkan paper bag berisi sandwich kearah Ken.

"Makasih, kamu sendiri sudah sarapan."

"Sudah Pak," jawab Paris.

Meong

Paris diam saat mendengar suara kucing yang cukup pelan. Ia takut jika salah dengar. Saat memperhatikan sekeliling ruangan, Paris sedikit terkejut melihat ada anak kucing di ujung sana.

"Astaga ini milik siapa Pak?" tanya Paris menghampiri kucing mungil itu yang ada di dalam kandangnya.

Ia berjongkok sambil berusaha mengeluarkan kucing itu dari dalam sana.

"Saya menemukannya di dekat rumah kemarin malam," jawab Ken asal. 

"Benarkah?" tanya Paris tidak mempercayai ucapan pria itu.

Meskipun Paris tidak begitu paham dengan jenis-jenis kucing, tapi ia tahu kalau kucing ini termasuk mahal. Karena Paris jarang melihat kucing jenis ini berkeliaran di jalanan.

"Iya, karena tidak tega jadi saya memutuskan untuk merawatnya," jawab Ken sambil memakan sandwich buatan Paris.

"Begitu ya." Paris mengangguk-anggukkan wajahnya berusaha mempercayai ucapan Ken.

"Karena siang saya sibuk bekerja, jadi terpaksa kamu yang harus merawatnya."

"Saya?" tanya Paris menunjuk dirinya sendiri.

Asisten MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang