Ken melirik Paris yang dari tadi sibuk dengan ipadnya. Gadis itu seperti memiliki dunia sendiri karena sangat fokus hingga tidak memperhatikan sekitar.
"Paris." Ken mencoba untuk memanggilnya.
"Ya Pak?" jawab Paris tanpa melihat Ken sedikit pun, bahkan melirik pun tidak.
Karena kesal dari tadi diabaikan, Ken memutuskan untuk menghampiri Paris dan mengintip ipad gadis itu untuk melihat sebenarnya apa yang sedang gadis itu lakukan.
Ken sedikit takjub, melihat apa yang sedang Paris kerjakan. Ternyata gadis itu sedang menggambar laki-laki dengan setelan jas sambil memeluk pinggang seorang wanita yang menggendong kucing berwarna putih. Tidak salah lagi, Paris sedang menggambar mereka berdua dan juga Winter. Paris menggambar mereka seperti dalam animasi webtoon.
"Bagus." Puji Ken jujur.
"Astaga Pak, sejak kapan Anda berdiri disitu?" Paris terlonjak kaget saat mendengar suara Ken yang begitu dekat di telinganya.
Paris malu karena gambarnya dilihat oleh Ken, dengan segera ia mematikan ipadnya.
"Kamu pintar menggambar ya ternyata?" Ken lalu duduk di samping Paris.
"Hanya hobi saja dari kecil."
"Kamu tidak ingin membuat komik webtoon yang sedang ramai sekarang?"
"Saya hanya bisa menggambar Pak, untuk membuat jalan ceritanya saya masih belum mampu."
"Begitu ya. Kenapa kamu tidak mendesain baju saja, pakaian olah raga yang bisa perusahaan kita produksi mungkin?"
"Jika saya bisa membuatnya, apakah saya akan dipindah ke bagian desain?" tanya Paris antusias.
"Tentu saja tidak! Kamu kan tidak kuliah di jurusan itu."
Paris mengerucutkan bibirnya, tapi apa yang Ken katakan benar juga.
"Lalu untuk apa saya mendesain pakaian olah raga seperti yang Anda maksud?"
"Siapa tahu saat perusahaan kehabisan ide, kamu bisa menyumbangkan ide desainmu itu."
Paris diam memikirkan ucapan Ken barusan. Sepertinya tidak ada salahnya jika ia mencobanya.
"Baiklah kalau begitu. Saya akan mencobanya nanti."
"Good! Sekarang tolong belikan aku kopi ya."
"Baik Pak, saya turun dulu ke cafe bawah." Paris segera berlalu dari hadapan Ken.
Ken masih belum melepaskan tatapannya dari Paris meskipun gadis itu sudah menghilang di balik pintu. Paris gadis yang sangat unik. Syukurlah hanya ia yang bisa memilikinya, tidak boleh ada laki-laki lain yang mendekati gadis itu selain dirinya.
***
Paris duduk di cafe sambil menunggu pesanan kopinya jadi. Ia menopang dagunya dengan tangan, lalu tangan satunya ia gunakan untuk mengetuk-ngetuk meja guna menghilangkan rasa bosannya. Entah kenapa hari ini cafe perusahaan begitu ramai, padahal biasanya sepi. Lamunan Paris harus terhenti karena panggilan masuk dari ponselnya. Paris melirik benda persegi itu dan nama Mamanya muncul di sana.
"Tumben Mama telpon jam segini." Gumam Paris heran, tapi tak urung ia mengangkat panggilannya juga.
"Hallo Ma, ada apa?" tanya Paris, ia takut sesuatu terjadi kepada orang tuanya.
"Eh Paris, nggak ada apa-apa kok. Mama cuma iseng aja telpon kamu jam segini, Mama kira nggak akan kamu angkat."
"Mama ini, kirain ada apa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Asisten Mantan
ChickLitParis Ariella Ulani harus bertemu kembali dengan mantan pacarnya Keanu Bagaskara, setelah sekian lama menghindarinya. Parahnya lagi kini ia harus bekerja menjadi asisten pribadinya. Karena kesalah pahaman di masa lalu membuat hubungan keduanya ber...