Delapan

157K 12.6K 238
                                    

Oh iya aku lupa kasih tau. Kalau part 7 kemarin, part terakhir throwback ya. Part ini udah masa sekarang lagi.

Selamat membaca semuaa ❤

***

Paris membuka matanya perlahan. Ia bangun dari posisi baringnya dan menggelengkan kepalanya. Untuk apa ia mengingat-ingat kenangan itu lagi. Ingatan itu hanya akan menyakiti perasaannya. Lebih baik sekarang ia mandi, agar pikirannya kembali jernih memikirkan masalah pekerjaanya nanti.

Paris mengusap kepalanya dengan handuk agar rambutnya yang basah sehabis keramas cepat kering. Selama mandi tadi ia sempat berpikir. Dan keputusannya sudah bulat, lebih baik ia resign dari perusahaan itu dari pada ia harus bekerja menjadi Asisten Pribadi Ken.

Sudah setahun lebih Paris menata hatinya supaya sembuh akibat ulah Ken. Ia tidak akan membiarkan pertahanannya hancur hanya karena ia bekerja dengan pria itu.

Lebih baik ia segera menuliskan surat pengunduran dirinya. Biarlah Paris menjadi pengangguran lagi, ia masih bisa mencari kerja di tempat lain. Paris jadi tidak sabar menunggu besok, ia ingin masalahnya dengan Ken cepat selesai. Sehingga ia tidak perlu lagi berhadapan dengan pria itu.

***

Paris menghembuskan napasnya pelan. Begitu sampai di kantor, ia langsung menuju ruang kerja Ken untuk menemui pria itu.

"Pak Ken sudah datang?" tanya Paris kepada Salsa.

"Sudah, kamu sudah ditunggu oleh Pak Ken jadi langsung masuk saja," jawab Salsa.

"Baiklah, kalau begitu."

Setelah dirasa siap Paris segera mengetuk pintu ruang kerja Ken. Ia berencana memberikan surat pengunduran dirinya hari ini juga. Saat mendengar sahutan dari dalam, Paris segera masuk dan berjalan menghampiri Ken yang sudah duduk di kursi kebesarannya.

"Permisi Pak, ada yang mau saya bicarakan," ujar Paris setelah tiba di hadapan Ken, ia lalu menyodorkan map berisi surat pengunduran dirinya.

"Apa ini?" tanya Ken tidak mengerti.

"Saya ingin mengundurkan diri Pak," jawab Paris sambil menunduk, tidak berani menatap sorot tajam Ken. 

"Apa kata-kata saya kemarin kurang jelas? Mulai hari ini kamu bekerja sebagai asisten pribadi saya," jawab Ken dengan tegas. 

"Mohon maaf, tapi saya tidak mau Pak." Lirih Paris.

"Kamu lupa dengan kontrak kerja kamu sebelumnya?" Ken mengungkit kontrak kerja gadis itu sebagai senjata terakhirnya.

"Kontrak kerja saya?" tanya Paris tidak mengerti.

"Di kontrak kerja kamu sebelumnya tertulis, kamu sebagai karyawan kontrak jika resign sebelum masa kontrak berakhir diharuskan membayar denda atau penalti kepada perusahaan saya. Ganti ruginya sebesar upah, sampai batas waktu berakhirnya perjanjian kerja." Ken menjeda sejenak ucapannya.

"Kontrak kerja kamu tiga tahun bukan? Apakah kamu sudah siap membayar penalti ke perusahaan saya?" Ken tersenyum puas di akhir kalimatnya.

Paris melongo mendengar jawaban Ken barusan. Mengapa ia bisa melupakan hal sepenting itu. Bodoh! Bodoh! Bodoh! Ia yakin wajahnya sekarang sudah memerah, karena menahan malu.

Asisten MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang