Ken menarik dasinya dengan kasar sambil menyandarkan kepalanya ke kursi mobil. Ia baru saja tiba di depan rumahnya setelah tiga hari melakukan perjalanan bisnis dan pemandangan tidak mengenakkan sudah menyambutnya. Ia melihat Eleya sudah berdiri di depan rumahnya.
Ia kini sangat merindukan Paris dan ingin menemui gadis itu, tapi mengapa harus Eleya yang ia temui sekarang. Dengan terpaksa Ken turun untuk menemui Eleya, ia tidak bisa menghindarinya lagi sekarang.
"Hai Ken." Sapa Eleya saat sudah berhadapan dengan Ken.
"Ada apa lagi Eleya? Aku sangat lelah sekarang."
"Tolong kasih aku kesempatan, aku mau jelaskan semua sama kamu."
"Nggak ada lagi yang perlu dijelaskan, kamu bisa pergi sekarang." Tolak Ken terang-terangan.
"Please Ken!"
Ken melihat tangannya yang dicekal oleh Eleya. Sepertinya tidak ada pilihan lain, ia yakin gadis itu akan terus menganggunya jika diabaikan.
***
Ken menaruh minuman di depan Eleya dan duduk di hadapan gadis itu. Mereka kini sudah berada di ruang tamu rumahnya.
"Kamu baru balik dari luar negeri ya?" tanya Eleya berusaha mencairkan suasana. Tapi melihat respon Ken yang hanya diam saja, Eleya tahu pria itu tidak ingin berbasa-basi sekarang.
Eleya menarik napasnya dalam-dalam sebelum mulai menjelaskan maksud kedatangannya kesini.
"Aku sudah meminta untuk membatalkan pertunangan kita, maaf sudah mengganggumu soal itu," ujar Eleya dengan tulus.
Ken menatap Eleya tidak percaya dan berusaha mencari kejujuran dari apa yang gadis itu ucapkan.
"Mungkin di mata kamu, aku adalah orang yang paling menyebalkan dan suka mengganggu hidupmu. Aku akui hal itu memang benar Ken."
Ken hanya diam, berusaha mencerna kata demi kata yang diucapkan Eleya.
"Tapi satu hal yang perlu kamu tahu, aku tidak pernah menyesalinya. Aku tidak pernah menyesal pernah berjuang sekuat tenaga untuk mendapatkan perhatianmu meskipun nyatanya tidak berhasil."
"Kamu tahu quotes "pada akhirnya yang tak pernah menyerah pun akan LELAH berjuang", mungkin itu gambaran yang tepat untuk aku saat ini." Eleya menyesap minumannya perlahan untuk menyegarkan tenggorokannya yang tiba-tiba terasa kering.
"Dulu saat teman-temanku tidak sengaja melihat kita, mereka semua memujiku. Mereka bilang aku gadis yang sangat beruntung. Dibesarkan oleh keluarga yang berada lalu dekat dengan laki-laki yang bisa dibilang mendekati sempurna. Sejak saat itulah aku sekuat tenaga menarik perhatianmu agar kamu tertarik kepadaku."
"Semua cara aku lakukan agar kamu melihatku tapi ternyata hal itu tidak berhasil. Disaat semua laki-laki memujaku, cuma kamu yang tidak berlaku demikian Ken. Bisa dibilang pertahananmu kuat juga ya." Puji Eleya.
Ken terkekeh pelan, mulai paham apa maksud Eleya.
"Saat apa yang aku mau tidak berhasil, aku mulai sakit hati dan marah. Hingga melakukan berbagai cara untuk menghancurkanmu. Apa kamu pikir aku puas melakukan itu?"
"Nggak Ken, aku malah semakin sakit saat tahu kamu masih baik-baik saja. Dan aku mulai sadar, kalau apa yang aku lakukan selama ini nggak berarti apa-apa. Tanpa sadar aku malah menghancurkan diriku sendiri. Disaat itulah aku tahu, kalau perasaan yang selama ini aku punya untuk kamu bukanlah cinta, melainkan obsesi. Aku hanya terobsesi untuk memilikimu agar semua teman-temanku semakin iri denganku."
Eleya kembali menarik napasnya panjang, ia merasa sudah terlalu banyak bicara sejak tadi.
"Tapi aku, tidak akan meminta maaf lagi denganmu maupun dengan gadis itu, namanya Paris bukan? Kini saatnya kamu yang berjuang untuk meluluhkan hati Papamu Ken dan aku rasa hal itu setimpal dengan waktu dan perjuanganku selama ini. Itu aja yang mau aku bicarakan, aku pergi dulu." Eleya berdiri dan segera pergi dari hadapan Ken.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asisten Mantan
ChickLitParis Ariella Ulani harus bertemu kembali dengan mantan pacarnya Keanu Bagaskara, setelah sekian lama menghindarinya. Parahnya lagi kini ia harus bekerja menjadi asisten pribadinya. Karena kesalah pahaman di masa lalu membuat hubungan keduanya ber...