Paris menggeliatkan tubuhnya, ia melirik jam dinding sudah menunjukkan pukul enam pagi. Paris segera duduk sambil mengumpulkan nyawanya yang masih setengah. Entah kenapa kemarin malam ia tidur sangat nyenyak, biasanya ia susah tidur jika berada di tempat baru. Bahkan saat pertama tinggal di kostnya dulu Paris harus terjaga sampai dini hari, tapi kemarin malam pengecualian. Entah kenapa Paris sangat nyaman tidur di sini, apalagi kasur ini memiliki aroma khas Ken sekali.
Paris menggelengkan kepalanya sambil menepuk-nepuk pipinya mengingat pemikirannya barusan. Lebih baik sekarang ia cuci muka dan gosok gigi lalu segera berpamitan untuk pulang.
Setelah menyelesaikan urusannya di kamar mandi, Paris segera keluar kamar. Ia membuka pintu dengan perlahan sambil melihat ke arah luar untuk mencari keberadaan Ken.
"Kamu sudah bangun?"
Paris terlonjak kaget saat mendengar suara Ken begitu dekat di sampingnya. Ia menatap Ken sambil memberikan senyum tipisnya.
"Sudah Pak, maaf sudah merepotkan Anda. Terima kasih atas tumpangannya, saya pamit pulang dulu," ujar Paris sambil menunduk.
"Buru-buru sekali, kamu ada urusan setelah ini?" tanya Ken.
"Tidak ada."
"Kalau begitu mandilah terlebih dahulu. Saya sudah membelikan baju ganti untukmu." Ken menyerahkan paper bag yang baru saja ia ambil dari kurir. Semalam ia menghubungi butik langganan ibunya dulu dan meminta dikirimkan baju yang cocok untuk Paris.
"Anda tidak perlu repot-repot Pak." Paris menolak pemberian Ken.
"Sama sekali tidak repot. Pakailah ini, setelah itu kita sarapan dan saya akan mengantarkan kamu pulang."
"Baik Pak," jawab Paris hanya bisa pasrah. Ia akhirnya berbalik lagi masuk ke dalam kamar untuk mandi.
***
Setelah Paris masuk ke dalam kamarnya, Ken segera menuju dapur. Ia memeriksa isi kulkasnya untuk melihat, kira-kira bahan masakan apa yang bisa ia buat untuk sarapan nanti. Ken menghela napasnya, ternyata isi kulkasnya cukup mengenaskan. Di dalam kulkasnya hanya ada telur dan makanan instan, tidak ada daging sama sekali, sayur pun hanya tinggal brokoli. Ken jadi menyesal, ia selalu menolak jika Bi Ida ingin mengisi kulkasnya. Karena ia memang jarang makan dirumah.
Bel rumahnya yang berbunyi, membuat Ken menghentikan aktivitasnya. Ia bingung, siapa yang datang pagi-pagi seperti ini ke rumahnya. Saat melihat dari layar intercom, terlihat sahabat tengilnya yang sedang menunggu pintu terbuka dengan tidak sabar.
"Ngapain lo pagi-pagi kesini," gumam Ken kesal melalui layar intercom. Ia tidak ingin paginya yang indah dengan Paris diganggu manusia satu ini. Pasti sahabatnya itu akan berpikiran yang tidak-tidak ketika melihat Paris nanti.
"Cepetan bukain pintu, gue udah kebelet nih."
Ken melihat Rangga memegang perutnya dengan kesakitan.
"Lo kira rumah gue pom bensin yang bisa dipakai buat buang air."
"Ck, yaudah kalau lo mau halaman rumah lo penuh kotoran gue."
Dengan kesal Ken mengarahkan tangannya untuk menonjok muka Rangga di layar. Tapi urung ia lakukan, dengan segera Ken mengambil kunci dan membukakan pintu untuk Rangga.

KAMU SEDANG MEMBACA
Asisten Mantan
ChickLitParis Ariella Ulani harus bertemu kembali dengan mantan pacarnya Keanu Bagaskara, setelah sekian lama menghindarinya. Parahnya lagi kini ia harus bekerja menjadi asisten pribadinya. Karena kesalah pahaman di masa lalu membuat hubungan keduanya ber...