VML25: Kesal

3.3K 240 41
                                    

LANTAS Velin mendongak saat ada seseorang yang memanggilnya. Ternyata Keisha, napas perempuan itu tersengal-sengal seperti habis dibawa berlari. Melepaskan jabatan tangan Alfar, Velin berjalan mendekati Keisha.

Keisha mengangkat tangannya di depan Velin meminta Velin untuk tidak berbicara apapun sekarang. Karena napasnya yang masih tidak beraturan. Menarik napasnya lalu membuang secara perlahan, Keisha kembali menatap Velin.

"Kenapa lo ninggalin gue?!" Keisha melotot penuh dengan rasa kesal.

Refleks, Velin menutup kedua telinganya karena teriakkan Keisha. "Kamu bisa nggak sih, Kei, nggak usah teriak-teriak.

Menyilangkan tangannya di dada, Keisha kembali berbicara, "Emang lo kenapa sih tadi lari?" tanya Keisha.

Velin tidak bisa menemukan jawaban yang pas untuk menjawab pertanyaan Keisha, dia tidak mungkin kan memberitahu Keisha kalau dia malas berurusan dengan perempuan yang tadi. Bukan hanya itu saja, Velin berlari menjauh karena perkataan Devin yang seakan menyindirnya.

Melihat Velin yang hanya diam tanpa mau menjawab pertanyaannya, Keisha akhirnya bertanya lagi. "Atau karena perempuan yang tadi?"

Velin yang dari tadi larut dengan pikirannya, kembali tersadar. "Bu-bukan karena itu."

Velin yang terlihat gugup semakin membuat Keisha bingung. Niatnya, Keisha ingin banyak bertanya dengan Velin, tentang perempuan itu, bagaimana Velin bisa mengenalnya? Tetapi melihat Velin yang enggan menjelaskan padanya, akhirnya Keisha memilih diam.

"Kalau emang lo nggak mau ngejelasin ke gue nggak papa kok, tapi lo harus temenin gue ke kantin sekarang, gue belum makan apapun Vel," rengek Keisha.

Bernapas lega, Velin kira Keisha akan terus menyudutkannya dengan banyak pertanyaan tetapi ternyata tidak. Menatap Keisha kembali Velin mengangguk.

"Gue boleh ikut sama lo Vel?"

Pertanyaan itu serta merta membuat Velin dan Keisha menoleh, Alfar sudah bangkit berdiri lalu berjalan ke arah mereka berdua. Velin hampir melupakan keberadaan Alfar disini.

Keisha menyipit memandang Velin.

"Kok lo sama dia sih?" Keisha bertanya pelan yang membuatnya suaranya hanya terdengar oleh Velin.

"Ehm... tadi nggak sengaja ketemu," jawab Velin asal.

Keisha masih menatap Velin curiga.

"Ini jadi ke kantin nggak?" Suara Alfar mengurungkan niat Keisha untuk bertanya lagi dengan Velin.

"Mending kita berdua aja yuk Vel." Tanpa memedulikan jawaban Velin, Alfar menarik tangan Velin meninggalkan Keisha yang melongo.

"Velin tunggu!" Keisha langsung berlari menyusul Alfar dan Velin yang sudah jalan terlebih dahulu.

●●●●

"Kak Vier nggak bisa jemput kamu Vel," balas Vier di sebrang telpon, "Kamu pulang bareng Devin aja ya."

Velin menghela napas kesal. Kenapa sih kakaknya selalu sibuk? Meminta menjemputnya saja susahnya minta ampun.

"Aku nggak mau pulang bareng Devin kak."

Helaan napas Vier terdengar. "Kenapa? biasa juga kamu pulang bareng Devin."

"Masalahnya...," Velin bingung mau menjawab apa, kalau tidak karena Velin masih kesal dengan Devin, mungkin dia mau pulang bersama Devin sekarang.

"Vel." Mungkin karena keterdiaman Velin kakaknya memanggil namanya lagi.

"Devin ada latihan basket hari ini, kak. Jadi Devin nggak bisa nganterin Velin."

Velina My Love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang