Lagi. Dari dalam mobilnya, Cindy memerhatikan David yang sedang memakai helm dan berencana untuk mengikutinya seperti kemarin.
Usahanya untuk mengetahui latar belakang cowok itu sepertinya dilakukan dengan penuh keniatan oleh Cindy.
Dari mulai bertanya pada guru TU di sekolahnya untuk mengetahui di mana cowok itu tinggal meskipun tidak ia peroleh info apapun dari sana karena waktu pendaftaran, David hanya mengisi nama kotanya saja dan bukan alamat jalannya seperti siswa lain. Bahkan data orangtuanya saja tidak ia isi.
Cindy juga tidak tahu kenapa dirinya senekat ini. Cowok misterius yang jarang banget ngomong dan gak ada sama sekali siswa atau guru yang tahu kisah hidupnya ini, menurut Cindy menarik untuk di cari tahu.
Dari belakang motor cowok tersebut Cindy mengendarai mobilnya dengan menciptakan jarak karena tentu saja agar David tidak mengetahui jika sedang diikuti.
Beruntung David hanya melajukan motornya dengan kecepatan sedang, jadi Cindy bisa tetap mengawasi David tanpa takut kehilangan jejak.
Cindy memberhentikan mobilnya, karena melihat motor David memasuki sebuah bengkel yang Cindy tahu itu hanya menangani mobil mewah.
"Kenapa David ke sini? Dia 'kan bawa motor. Apa jangan jangan dia kerja di sini? Masa iya sih," Cindy bertanya-tanya dalam benaknya.
Cindy bisa melihat David bertos ria dengan beberapa pegawai yang kelihatannya sudah sangat akrab dengan David.
Cindy tidak bisa mendengar apapun yang mereka bicarakan. Namun Cindy masih bisa melihat hal yang bahkan bisa membuatnya terpaku di tempatnya seperti sekarang ini.
Cindy membulatkan matanya saat David berbicara dengan sangat akrab dengan pegawai-pegawai tadi bahkan dengan sesekali tertawa.
Cindy melihat sosok lain. Bukan David cowok misterius yang selama ini ia lihat di sekolah.
"Itu bener David 'kan? Apa gue salah ngikutin orang? His ogeb yaiyalah dia David orang udah jelas jelas itu David," Cindy bergulat dengat pikirannya.
"Di sekolah kaya tunawicara. Di sini kenapa bisa banyak omong dan bahkan sampe ketawa-ketawa gitu?," Kata Cindy lagi.
Benar benar cowok yang misterius menurut Cindy.
Drrrrtttt
Cindy menghela nafasnya. Dering telepon lagi-lagi menggagunya di saat seperti ini.
Ia mengambil ponsenya dengan kesal untuk melihat siapa yang menelponnya.
Nisa is calling...
"Ngapain sih nelpon nelpon 'kan udah gue bilang gue gak ikut shopping," Gerutunya ketika melihat id caller tersebut.
Lalu ia memasukkan ponselnya ke dalam tas tanpa merespon panggilan itu. Ia kembali melihat ke arah David yang sepertinya sedang berbicara dengan seseorang di telepon.
Wajah penuh tawa David beberapa waktu lalu, kini terlihat berganti dengan wajah seriusnya. David memasukan ponselnya ke dalam saku kemudian tampak berpamitan pada para pegawai tadi.
Cindy melihat cowok itu seperti terburu-buru meninggalkan bengkel tersebut.
Membiarkan David melajukan motornya terlebih dulu, Cindy sudah men-starter mobilnya untuk bersiap mengikutinya lagi dengan masih mengabaikan ponselnya yang lagi-lagi berdering di dalam tasnya yang ia yakini itu adalah Nisa.
Keadaan jalan yang ramai membuat Cindy sedikit kesulitan untuk tetap mengawasi David agar tidak kehilangan jejak.
Ditambah lagi David melajukan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata membuat Cindy nyaris tidak bisa mengimbanginya. Namun sedikit kelihainnya berkendara meskipun ia masih pelajar menolongnya kali ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/113025433-288-k793007.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Je T'aime[END]
Teen Fiction.....hingga pada suatu hari, kisah mereka harus terjeda bahkan sebelum sempat dimulai. "Je T'aime" Terlambatkah kata itu terucap di antara kita?