Sama seperti keluarga Cindy, David juga tidak bisa berbohong bahwa diam-diam dia juga khawatir pada keadaan gadis tersebut.
Mama Cindy nampak panik dan mondar-mandir di depan pintu ruangan di mana Cindy sedang ditangani.
"Iya pak, saya minta kamar mandi itu harus segera di block agar tak ada yang menggunakannya dan terjadi hal seperti ini lagi."
"...."
"Baik. Saya serahkan semuanya pada bapak."
"...."
"Selamat sore."
Terdengar oleh David, papa Cindy sedang berbicara dengan seseorang yang ia yakini adalah penjaga sekolah yang bertugas menangani kerusakan pada sarana dan prasarana sekolah.
David tahu, papa Cindy adalah pemilik perusahaan ternama di Indonesia yang juga adalah rekan kerja papanya. Namun mungkin papa Cindy belum mengetahui siapa David dan ia tak masalah dengan itu.
Meskipun wajahnya menunduk, bisa dilihat dari ekor matanya bahwa ada yang berjalan mendekat ke arahya.
"Terimakasih," ucap papa Cindy sambil memegang pundak David. "Kamu sudah menyelamatkan Cindy. Siapa nama kamu?".
"David om," jawabnya dengan senyum tipis pada papa Cindy.
"Kamu temen seko---".
"Pa gimana keadaan Cindy?" Pertanyaan itu memotong pembicaraan sang papa dengan David. Mereka langsung menoleh ke sumber suara.
Tampak Marvel berlari kecil ke arah David dan Zaki-- papa Cindy dan Marvel. Ia baru datang karena harus menyelesaikan meeting pentingnya terlebih dahulu.
"Tidak terlalu buruk, Marvel," jawab Zaki menenangkan anaknya.
"Sofia, kamu ikut ke sini?," tanyanya kemudian.
"Iya, om. Sofia lihat tadi bang Marvel panik dan terburu-buru ke arah mobil. Lalu, Sofia tanya ada apa dan Kak Marvel bilang Cindy kecelakaan di sekolahnya. Jadilah, Sofia ikut untuk melihat keadaan Cindy," jelas gadis bule itu.
Zaki mengangguk paham. "Oh iya, Marvel ini David. Dia yang menolong Cindy."
Marvel melihat David dari ujung kaki sampai ujung rambut. David mengernyitkan dahinya saat melihat Marvel menatapnya seperti itu.
"Jadi ini cowok yang sering lo ceritain, dek?" Batin Marvel. "Thanks, lo udah nolongin adek gue dua kali," katanya pada David.
"Dua kali?" Beo papanya sambil mengerutkan keningnya.
"Waktu tempo hari Cindy pingsan di sekolah, David juga pa yang bawa Cindy ke UKS," papar Marvel.
"Ow terimakasih David, kamu sudah menjaga Cindy selama di sekolah". Zaki memeluk David yang nampak datar-datar saja.
"Om berlebihan, itu hanya kebetulan saja om," jawab David.
"Om tahu, kamu pasti akan menjawab seperti itu". Zaki melepas pelukannya dan tersenyum pada David.
Setelah itu Zaki berjalan menuju istrinya yang yang masih cemas duduk di kursi depan ruangan Cindy.
"Gue ke sana dulu ya," pamit Marvel pada David sambil menunjuk ke arah orangtuanya. Marvel menepuk bahu David lalu mulai melangkahkan kakinya.
Tinggallah David dan Sofia yang masih memandang intens wajah cowok di depannya itu.
"Hi , i'm Sofia," gadis itu mengulurkan tangannya dengan tersenyum manis. David melirik uluran tangan itu lalu beralih memandang Sofia dengan tatapan datar. "David". Jawabnya singkat sambil tersenyum tipis dan kemudian kembali ke ekspresi semula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Je T'aime[END]
Jugendliteratur.....hingga pada suatu hari, kisah mereka harus terjeda bahkan sebelum sempat dimulai. "Je T'aime" Terlambatkah kata itu terucap di antara kita?