Deon and trouble!

253 14 0
                                    

Backsound: Shawn Mendes - One of Those Night


We're young, live with no fear
Kids running wild, girls crying dove tears
We don't have this time for long


Di fajar buta begini, saat para remaja seumurannya mungkin masih malas-malasan di atas kasur, lain halnya dengan David yang sudah berada di dapur.

Terdengar aneh memang. Namun memang ini benar adanya. Semenjak mamanya depresi karena Sam kabur dari rumah, beliau sudah tidak pernah lagi memasak untuk sarapan dan makan malam seperti 2 tahun lalu.

Yaa meskipun mamanya kini sudah pulih.

Kewajiban mamanya itu diambil alih oleh David. David belajar memasak dari Bu Sania. Karena saat David berkunjung ke panti asuhan, mereka sering memasak bersama.

Sebenarnya pekerjaan ini bisa saja dilakukan oleh Bi Min---asisten rumah tangga di rumah David, namun menurut David tak ada salahnya ia menerapkan sedikit kecerdasan memasaknya untuk hidangan sarapan dan tak jarang juga ia memasak makan malam.

"Tuan muda, ada yang bisa bibi bantu?"

"Gak usah bi, ini bentar lagi juga selesai. Bibi melakukan pekerjaan lain saja."

Jika sudah begitu Bi Min pun hanya bisa mengangguk dan melenggang meninggalkan dapur menuju taman belakang untuk menyiram bunga.

David memasukkan semua sayuran yang sudah dia potong ke dalam wajan berisi bumbu halus.  Mengaduk perlahan sayuran itu.

Sreng sreng sreng

Tercium aroma masakannya. Selain Bi Min dan Bu Sania, tak ada yang mengetahui bahwa David bisa memasak. David tidak tahu, orangtuanya mengetahui atau tidak. Karena itu tidak terlalu penting baginya.

Ia memang memasak tanpa ekspresi, namun dalam hati David ia memasaknya dengan penuh cinta.

Tak lama kemudian ia menyajikan masakannya di atas piring dan walaaa! Tersajilah sepiring capcai dengan potongan udang favorit mama dan papanya.

Tak selesai sampai di situ, David kemudian memanggang beberapa potong roti dan memanaskan susu sekaligus membuat jus jambu biji untuk mamanya.

Seperti itulah.
David tahu betul apa yang menjadi kesukaan orangtuanya meskipun orangtuanya sama sekali tidak tahu apapun yang difavoritkan David.

Waktu menunjukkan pukul 05.45
David sudah menyelesaikan pekerjaan memasaknya. Ia juga sudah menyiapkan semua makanan ke meja makan lengkap dengan perlengkapan makan.

Setelah itu, ia menuju ke kamarnya untuk bersiap ke sekolah. Saat akan menaiki tangga, ia bersimpangan dengan mamanya yang sepertinya akan turun untuk mengambil jus yang selalu beliau pikir Bi Min lah yang menyiapkannya.

"Pagi ma"

"Hem"

Memandang David sekilas, lalu kemudian kembali memalingkan wajahnya. Ini sudah biasa bagi David. Sesudah jawaban singkat itu, hanya tersisa angin yang berasal dari tubuh sang mama yang melewatinya.
Angin itu terkesan seperti mengejek David yang dicampakkan oleh wanita yang di telapak kakinya terdapat surga bagi David.



"Yuk bang, gue udah," ujar Cindy setelah meneguk segelas susunya.

"Yuk."

Mereka berdua beranjak dari duduknya.

"Ma, Cindy berangkat ya," Cindy mengecup pipi kanan kiri sang mama. Hal yang sama juga dilakukan Marvel.

Kali ini papanya memang tidak ada di ritual sarapan pagi bersama, karena pukul 05.00 tadi sudah berangkat ke bandara dengan di antar supir. Papanya akan ke Singapura untuk mengundang secara khusus beberapa rekan kerjanya agar dapat hadir dalam perayaan anniversarry perusahaan milik sang papa.

Je T'aime[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang