Aroma nasi goreng tercium di dapur yang luas ini. Seseorang berwajah datar dengan cekatannya mengoseng nasi goreng tersebut di atas penggorengan.
"Bi, mama sama papa ke mana?"
"Tuan Reksa dan Nyona Riana, keluar tuan muda... katanya ada keperluan. Apa tuan muda perlu sesuatu?"
Sam menggeleng.
"Ya sudah saya permisi dulu tuan muda."
"Iya bi."
Sam lalu melanjutkan langkahnya menuruni tangga. Dahaga dirasakannya. Dia berjalan menuju dapur.
Meraih sebuah gelas yang tergantung di mini bar dan mengambil minuman di kulkas.
"Sejak kapan lo bisa masak Dav."
David yang sedang mengiris sosis untuk campuran nasi gorengnya, menoleh ke arah Sam yang sedang meneguk minumannya.
"Sejak lama," jawabnya datar.
Sam duduk di mini bar.
"Gue mau dong Dav. Kebetulan nih gue juga belum sarapan,"
"Tunggu."
Sam mengangguk-angguk sambil terus memperhatikan ketelitian David dalam memasak.
"Eh Dav."
"Hem."
"Cindy, adiknya bang Marvel cantik juga ya."
"Naksir?"
"Siapa sih yang gak naksir sama princes kaya Cindy?"
Pernyataan Sam membuat David memikirkan apakah dia harus merelakan Cindy untuk Sam jika benar Sam menyukai Cindy sama seperti dia merelakan kasih sayang mamanya.
"Eh tapi.. ya masa sih gue nikung kakak gue."
David mengerutkan dahinya.
"Udah gak usah sok bingung.. gue tahu kok lo suka sama tu cewek."
David diam.
"Jadi gak bakal gue rebut."
"Bagus deh," ucap David sambil meletakkan sepiring nasi goreng yang masih mengepul asapnya di depan Sam.
"Tuh 'kan lo beneran suka sama Cindy."
David tak menanggapi pernyataan Sam. Dia berjalan menuju meja makan dan melahap nasi gorengnya.
"Gila Dav. Enak banget nasi goreng buatan lo," heboh Sam yang sudah duduk juga di depan David.
"Pelan-pelan."
"Gak nyangka gue. Lo bisa masak seenak ini."
David hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia sedikit merasa senang bisa membuat sedikit moment baik bersama Sam.
"Kenyang," celetuk Sam setelah meneguk air putihnya.
"Kapan-kapan masakin gue nasi goreng lagi ya Dav," ujarnya pada David.
"Buat sendiri."
"Yah lo kan tahu gue gak bisa masak,"
"Belajar"
"Alah ribet amat. Gue 'kan laki. Masa masak. Gak gentle dong."
"Inex, nge-vape, balapan liar, itu gentle?"
Skat mat!
"Yahh ni anak, gue 'kan udah gak kaya gitu lagi. Sekarang gue mau jadi anak baik kaya lo biar di sayang papa."

KAMU SEDANG MEMBACA
Je T'aime[END]
Teen Fiction.....hingga pada suatu hari, kisah mereka harus terjeda bahkan sebelum sempat dimulai. "Je T'aime" Terlambatkah kata itu terucap di antara kita?