lagi

287 12 0
                                    


"Buruan bang," pekik Cindy yang tengah menunggu Marvel mengambil sesuatu yang tertinggal di kamarnya.

"Cindy, mama berangkat dulu ya, kamu jangan lupa makan siang."

"Siap ma, take care yaa."

Cindy melambaikan tangan pada mamanya yang sudah melajukan mobilnya keluar halaman rumah.

"Kamu belum berangkat Cindy?" Tanya sang papa papa ketika keluar rumah akan menuju mobilnya.

"Belum pa. Bang Marvel lama banget tuh, gak tahu ngapain di dalem, dandan kali," gerutunya.

Papanya terkekeh. "Ya sudah papa duluan ya," pamit papanya sambil mencium kening Cindy.

"Oke pa, papa hati-hati di jalan ya."

Papanya pun mengangguk dan mulai melajukan mobilnya.

"Banggg," Cindy kembali meneriaki Marvel.

"Iya iya bawel," Marvel yang sudah keluar dari sarangnya kemudian berlari masuk ke dalam mobil.

Cindy mengerucutkan bibirnya. "Ngambil apaan sih lama banget."

"Ngambil berkas penting, nanti buat meeting."

"Ceilah, yang jadi orang sibuk sekarang," goda Cindy.

"Iya lah. Gue 'kan bantu papa."

"Iya iya percaya gue mah."

"Eh dek, gimana sama cowok misterius itu? Lo masih penasaran sama dia?" Marvel iseng menanyakan ini pada Cindy.

"David maksud lo? Eh dia itu yang nolongin gue waktu gue pingsan itu loh bang."

"O ya? Kok bisa?"

Cindy mengangguk. "Sebelum gue pingsan, seinget gue dia itu duduk di samping gue dan pas itu gue ngerasa pusing banget terus gue pingsan dan dia nolongin gue deh."

"Dia bisa ngomong dek?"

"Ya bisa lah bang. Dia itu cuma jarang ngomong sama senyum aja."

"Iye iye,"  Marvel terkekeh. "Terus selama dua hari lo ngikutin dia itu, apa yang lo tahu dari dia?".

"Gue lihat dia belok ke panti asuhan. Gue sempet mikir, jangan jangan dia itu tinggal di panti asuhan. Tapi ya bang, masa iya sih anak panti asuhan pake tas dan sepatu branded bahkan motornya itu motor kaya punya lo itu bang."

"Kali aja dia mau nemuin seseorang di panti itu dek."

"Maybe. Terus nih ya yang hari ke---".

"Udah nyampe. Nanti lagi ceritanya ya Cindy manis yang bau-baunya lagi falling in love," Marvel mencubit pipi adiknya.

"Hah?" Cindy menengok ke luar mobil. "Kapan sampenya?"

"Dari tadi. Lo sih keasikan bahas first love itu," jawab Marvel dengan menekankan kalimat "first love".

"Ih apaan sih. Udah ah," kesal Cindy sambil keluar dari mobil.

"Jangan cemberut. Lo jelek kalau kaya gitu,"  Marvel masih saja menggoda adiknya yang pipinya memerah karena Marvel menggodainya perihal David.

"Udah sono masuk. Gue jemput jam 3 ya," kata Marvel lagi.

"Iyaa. Sukses ya meeting nya calon CEO."

"Siap princes."

Cindy memandangi sejenak mobil Marvel yang mulai berjalan menjauh hingga kemudian masuk ke dalam sekolahnya.

Je T'aime[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang