getaran hati

292 17 0
                                        


Angkat kepala mu, nanti mahkotamu jatuh Princes..

-David-

Tatapannya kosong ke luar jendela mobil. Nisa seakan menguasai pikiran Cindy saat ini. Sejak kejadian dua hari lalu di rumah sakit, Nisa tidak pernah lagi datang ke sana untuk menjenguk Tiara dan Diana.

Cindy berusaha menelponnya, mengiriminya spam chat, Cindy juga berusaha menemuinya di rumahnya namun pengabaian yang Cindy terima. Tak hanya itu, ia pun mencari tahu, apakah Nisa berangkat ke sekolah atau tidak saat Cindy dua hari lalu tidak masuk dan ternyata Nisa juga tidak ke sekolah.

Cindy heran, saat Tante Rina saja memaklumi kesalahannnya, kenapa Nisa terlihat begitu terluka sendiri dan malah terkesan menjauhinya seolah Cindy melakukan kesalahan yang tidak bisa di perbaiki? Toh Cindy juga sudah mendonorkan darahnya untuk Diana yang sempat drop karena anemianya kambuh saat mendonorkan darahnya untuk Tiara.

"Kita udah sampe dek, lo gak mau turun?" kata Marvel yang melihat adiknya masih melamun meskipun mobil sudah berhenti di depan sekolahnya.
"Lo baik-baik aja 'kan?".

Cindy hanya tersenyum tipis ke arah Marvel. Tidak ceria seperti biasanya. Kemudian Cindy keluar dari mobil dengan langsung berjalan memasuki sekolahnya dengan menunduk.

Marvel menghela napasnya dan tersenyum maklum melihat kemurungan adiknya sejak kejadian malam itu. Ia mengerti apa yang tengah di rasakan Cindy, dan hanya berharap semoga semua lekas membaik seperti biasanya.

Berita kecelakaan Tiara, Diana, dan juga Nisa begitu cepat sekali menyebar ke seluruh penjuru sekolah. Berita itu diketahui dari grup sekolah. Karena mereka memang masuk jajaran siswa famous dan berpengaruh di SMA Nusa Bangsa yang kerap menjadi topik pembicaraan di grup sekolah.

Tak hanya karena Cindy adalah cucu pemilik yayasan sekolah yang memiliki otak cerdas, juara satu selalu menjadi predikatnya sejak kelas 10 semester satu hingga kelas 11 semester satu lalu, Nisa juga adalah kapten tim basket cewek yang ada di sekolah Nusa bangsa.

Diana. Cewek bersuara perak itu adalah singer sekolah. Sejak SMP, ketika ada acara di sekolah, ia kerap mengisi suara di acara tersebut. Bahkan dia juga sering menyalurkan bakatnya untuk menyanyi di sebuah cafe- cafe di Jakarta.

Sedangkan Tiara adalah anak berjiwa sastra. Kemampuan cipta puisi dan bermain teaternya yang membuatnya dikenal seluruh penghuni sekolah.

Jika sekarang ini para siswa melihat muramnya wajah Cindy, mereka sudah tau apa sebabnya. Tak sedikit teman sekelas menguatkan Cindy yang tampak tidak baik-baik saja.

Menolak ajakan teman-temannya untuk ke kantin, Cindy lebih memilih tinggal di kelas dan menenggelamkan kepalanya di lipatan tangannya.

Dari sudut kelas diam-diam ada memerhatikan Cindy. Seperti siswa lain, David juga bisa melihat bahwa Cindy tidak baik-baik saja.

Dan melihat betapa kacaunya Cindy hanya menambah kebenciannya pada adiknya.

Bagaimana tidak. Karena adiknya lah yang dengan tidak tahu dirinya berkendara dalam keadaan mabuk dan menabrak mobil Nisa serta ke dua sahabatnya.

Jika di dalam mobil itu juga ada Cindy bagaimana? Ia mungkin akan mengutuk adiknya. Saat mengetahui Cindy tidak ikut dalam kecelakaan itu, David sedikit lega.

Dengan menepis semua rasa ragunya. David melangkahkan kakinya menuju bangku gadis itu.

Cindy masih menenggelamkan kepalanya di lipatan tangannya dan David langsung mengambil duduk di bangku kosong di samping Cindy yang mana ini adalah bangku Nisa.

Je T'aime[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang