Bang Marvel my the best brother

273 11 0
                                    

Lengkungan bibir dari gadis berparas ayu itu,
Mengalihkan duniaku yang hampir mati.





"Diana,Tiara wait," Sofia berlari menyusul Tiara dan Diana yang berjalan menuruni anak tangga.

"Why?".

"Kalian mau ke hospital?"

"Iya. Kenapa, lo mau ikut?".

Sofia mengangguk. "Kalian semobil?".

"Iya, gue nebeng Diana. Soalnya sopir gue gak bisa jemput."

Sofia mengangguk paham.

Sampailah mereka di parkiran. Mereka menuju mobil masing-masing dan melajukan mobilnya menuju rumah sakit untuk menjenguk Cindy seperti yang sudah direncanakan Tiara dan Diana tadi sewaktu istirahat.

Cindy menghela nafasnya. Entah ke berapa kalinya dia melakukan ini. Dia merasa bosan. Sedari tadi yang ia lakukan hanya menscrol beranda instagramnya.

Selang oksigen yang tadi tersumpal di hidungnya kini sudah bisa di lepas. Karena keadaannya sudah membaik. Namun jarum infus masih tertancap di pergelangan tangannya.

Setelah cairan infus ini sudah habis, barulah Cindy diperbolehkan pulang.
Dari depan pintu ruangannya, ada seseorang yang membuka perlahan kenop pintu. Sejenak berdiri di sana memandang gadis yang nampak bosan berada di rumah sakit ini.

"Hem."

Cindy yang fokus pada gadgetnya kini menoleh.

"Lo?!" Kaget Cindy yang refleks langsung bangkit posisi tidurnya menjadi duduk."

"Biasa aja."

"Lo gak sekolah?" Tanya Cindy sambil pandangannya mengikuti ke mana David melangkah dan tibalah dia sekarang berdiri di samping brankarnya.

"Udah pulang."

Setelah itu Cindy hanya diam menetralkan detak jantungnya yang selalu saja konser ketika berada di samping cowok ini.

"Udah mendingan?" David kembali bersuara.

Cindy mengangguk. "Semalem lo ke mana, gue nyari lo."

"Kenapa?"

"Gue mau makasih sama lo, karena lo uda--".

"My pleasure," Potong David. "buat lo."

"Martabak?! Yaampun Dav lo tahu makanan favorite gue?" Heboh Cindy saat David menyodorkan plastik putih yang berlogo toko martabak langganannya.

"Kebetulan aja," jawab David santai.

"Makasih ya, ya ampun."

David mengangguk. Dia memandang intens Cindy yang sedang asyik memakan martabaknya.

"Nyokap, bokap, sama abang lo ke mana?".

Je T'aime[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang