Backsound: Shawn Mendes : Never be Alone
Take a piece of my heart
And make it all your own
So when we are apart
You'll never be alone
You'll never be aloneSesekali Cindy melatunkan lirik lagu yang terputar di radio mobilnya.
Ia menikmati kemacetannya. Setelah tadi meminta maaf pada kedua sahabatnya untuk tidak bisa menemani mereka kembali ke rumah. Cindy langsung mengendarai mobilnya menuju rumahnya.
"Hallo bang. Gue kejebak macet nih, mungkin gue nyampe rumah agak telat dikit. Gapapa ya."
"Iye entar gue bilangin mama."
"Tamu papa emang dateng jam berapa bang?".
"Kata papa jam 7 gitu."
"Ya udah. Gue tutup yaa bang bye."
"Yoi. Baik-baik lo di jalan."
"Siap bos."
Cindy melihat jam di ponselnya yang menunjukkan pukul 16.35 pantas saja macet karena di jam-jam begini banyak orang yang pulang dari tempat mereka bekerja.
"Macet macet macet dudududu."
Cindy menghela nafasnya. "Aus banget."
Matanya menerawang ke depan dan ternyata kemacetan masih sangat panjang. Belum ada tanda-tanda mobil di depannya akan berjalan.
Keluar sebentar untuk membeli minum nampaknya tak menjadi masalah.
Cindy langsung keluar dari mobilnya dan melangkah kakinya dengan cepat menuju sebuah minimarket. Beruntung sekali, tak jauh dari Cindy terjebak macet, terdapat minimarket.
Mengambil 2 botol air mineral dan beberapa snack kesukaannya, Cindy langsung membawa belanjaannya itu ke kasir.
Antrian yang panjang beruntung Cindy berada di urutan ke dua sekarang. Setelah dua orang di depannya berlalu, kini tiba saatnya Cindy menyodorkan belanjaannya pada petugas kasir.
"Eh mbak mbak, bentar ya ada yang kelupaan," menyadari ada snack yang terlupa, Cindy kemudian berbalik dan "Aw!"
Dia merasa menabrak sebuah dada bidang yang sedari tadi berdiri di belakangnya membawa banyak makanan dan minuman.
"M.maaf mas," Cindy kemudian menatap orang tersebut. "David?".
David tampak tak begitu terkejut. Karena sejak gadis itu memasuki minimarket, David sudah melihatnya.
David malah mengarahkan jempolnya ke orang-orang di belakangnya. Tanda menyuruh Cindy untuk bergegas karena antrean masih panjang.
Cindy memilih membalikkan tubuhnya ke kasir tadi. "Semua berapa mbak," tanyanya sambil mengambil atm dari slingbagnya.
"Loh gak jadi ngambil barang lagi mbak?" Tanya sang kasir.
"Enggak mbak buru-buru".
"Ini belanjaannya. Semuanya 157 ribu."
"Ini mbak," Cindy menyerahkan atmnya dan mengambil belanjaannya.
"Ini atmnya. Terimakasih," kata kasir itu dengan ramah.
Ia melirik David yang sedang berdiri di depan meja kasir.
Tin tin tiiin
Cindy melihat beberapa mobil di depan mobilnya sudah merayap. Tentu saja Cindy langsung berlari menuju mobilnya untuk menghindari amukan pengendara yang berada di belakang mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Je T'aime[END]
Jugendliteratur.....hingga pada suatu hari, kisah mereka harus terjeda bahkan sebelum sempat dimulai. "Je T'aime" Terlambatkah kata itu terucap di antara kita?