bengkel Rahadian's Family

224 9 0
                                    





Meskipun jam bekernya sudah berdering puluhan kali namun Cindy masih belum bergerak dari balik selimutnya. Dia sudah tidak menangis. Hanya saja hatinya masih terasa sakit.

Tok tok tok

Marvel yang dari semalam bingung mengapa adiknya pulang dalam keadaan menangis, kini berusaha kembali mengetuk pintu kamar Cindy.

"Dek, gue tahu lo udah bangun. Cepet buka pintunya. Udah siang nih, nanti kalau mama pulang dimarah tau rasa lo."

Cindy akhirnya mulai bangkit dari posisinya dan melangkah menuju pintu dengan langkah gontai.

"Brisik."

"Lo hutang penjelasan sama gue tentang semalem. Sekarang gue tanya kenapa semalem lo gak pulang bareng David dan lo belepotan air mata?"

Cindy menghela napasnya kasar. "Kepo amat, heran."

"Lo berantem sama David? Atau jangan-jangan David ngapa-ngapain lo? Iya??"

Gadis itu menggaruk pelipisnya, lalu tiba-tiba membulatkan matanya saat melihat sosok yang dia rindukan akhir-akhir ini sekarang berdiri di belakang abangnya dengan wajah sumringah.

"Papaa," pekiknya sambil berlari ke arah sang papa dan memeluknya sejenak.

"Anak gadis papa, jam segini baru bangun," ucap Zaki sambil mengecup puncak kepala Cindy.

"Kebo tuh pa. Dari tadi dibangunin gak bangun-bangun," adu Marvel.

"Rese lo bang. Papa pulang gak bilang-bilang ke gue."

"Ya tadi gue mau bilang, lo aja keb--"

"Udah-udah. Jangan berantem terus. Nanti giliran udah tinggal jauhan kangen. Mending kita semua turun ke meja makan. Karena mama udah nyiapin makanan untuk kita semua."

"Pa," lirih Cindy.

"Iya sayang, ada apa?"

"Em.. Sof-Sofia, Sofia masuk rumah sakit."

Zaki tersenyum. "Papa udah tahu. Mama kamu udah cerita semuanya,"

"Terus gimana pa? Itu bener bukan salah Cindy."

"Udah gak papa. Sofia juga udah membaik. Bahkan dia sekarang, udah boleh pulang. Tadi dari bandara, papa sama Om Michel langsung jemput Sofia. Sekarang dia di bawah."

Cindy sedikit lega.

"Ya udah ayo sekarang kita turun. Tuh bang Marvel aja udah turun dari tadi. Papa kangen sarapan bareng kalian."

Cindy tersenyum mendengar kata-kata sang papa. Lalu, dia pun turun ke meja makan.

Sesampainya di sana, dia menarik kursi dan mendudukinya.

"Cin gimana promnight semalem? Duh sayang banget nih gue gak dateng," ucap Sofia.

"Meriah. Lo sendiri udah baikan?"

"Udah."

"Maaf ya gue gak ikut jemput lo."

"Gak papa kali Cin. Gue tahu kok lo pasti kecapek.an karena semalem pulang larut," Sofia kemudian menyodorkan sebuah bingkisan pada Cindy. "Nih buat lo, oleh-oleh dari papa gue.. semoga lo suka ya."

Cindy memandangi bingkisan tersebut.

"Let's open, dear."

Gadis itu menoleh ke arah Michel; papa Sofia. Dia tersenyum kaku dan akhirnya mengangguk.

Lalu dia membukanya perlahan dan dilihatnya sebuat robot Tazmania Devil berwarna pink.

"Thanks om, i like it"

Je T'aime[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang