Haii!! Sorry lama nggak apdet. Ada banyak alasan yang nggak bisa dijelaskan.Sorry banget!
|<>|
Beberapa tahun kemudian,
Hana menghela nafas lelah sambil menatap keluar jendela. Ia lelah dengan semua ini. Ia butuh Yoel atau Noe. Ia meneguk minuman yang baru saja diberikan Caca.
Hana, Caca, dan Alden berhasil mendapatkan beasiswa. Awalnya mereka mengira itu semua hanya sebuah mimpi. Vella bahkan harus mencubit pipi mereka bertiga agar mereka menerima kenyataan kalau nama mereka lah yang terpampang di papan pengumuman.
Caca dan Alden yang duduk di depan Hana hanya menatap kasihan pada Hana. Caca menyikut pelan Alden, "Gimana nih? Galau lagi dia."
Alden mengangkat bahu, "Tau deh. Lo 'kan sahabatnya, hibur gih."
"Ya, kalau dia kayak gini gak bisa diganggu. Yang ada gue ba--"
"Excuse me, Hana. Can we talk?"
Caca dan Alden kompak menatap horor cewek berambut pirang sepunggung itu. "Mending lo jangan de--"
"Bego, dia bule bro. Gak ngerti bahasa Indonesia" kata Alden.
"Hello? Hana?"
Hana menatap cewek itu dingin, "Who are you?"
"I'am Annie. I want talk with you."
"Annie, can you go?" Tanya Caca.
"Who are you?" Tanya Annie memandang heran Caca.
"Go" ucap Hana datar.
"What?"
"Can you go?"
"No! We must talk!"
"Go!" Hana membentak Annie. Ia benci saat ketenangannya diganggu oleh orang yang bahkan tidak ia kenal.
Caca menghela nafas. Ini terjadi lagi. Caca harus menghentikan Hana sebelum dia membentak Anni dengan kata bahasa Inggris yang tidak Caca dan Alden mengerti.
"Na, jangan langsung marah dong" kata Caca, "Inget kata Noe."
Hana menatap Caca lalu menghela nafas, "Okey."
Caca menoleh pada Annie, "You can talk now."
"Thanks."
Kemudian, Annie duduk di sebelah Hana. Mereka terlibat pembicaraan yang Caca sama sekali tidak mengerti. Tapi satu hal yang pasti, mereka berdua membicarakan soal tugas. Terbukti dengan Annie yang menunjukkan beberapa lembar kertas dan menunjuk sesuatu dari kertas itu.
"Okey. I agree" kata Hana sebelum Annie beranjak dari sana.
"Ngomongin apa?" Tanya Alden.
"Cuma pembagian tugas buat presentasi doang" jawab Hana. Lalu kembali melamun.
Ia sangat-sangat merindukan Yoel, atau Noe.
|<>|
Hana merebahkan dirinya di asrama kampusnya. Ia lelah.
"Hai, Vel!"
Hana menoleh pada Caca, "Vella?" Tanyanya memastikan.
Caca mengangguk, "Sini deh."
Hana berjalan mendekat dan duduk di samping Caca, "Hai" sapanya datar.
"Lo napa deh, kek orang sakit aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
I With the Ghost {END}
Подростковая литератураAku tak pernah menyangka akan bertemu dengan makhluk seperti ini.