Duapuluh dua

800 64 0
                                    

"Gue kok kayak lupa sesuatu ya?" Tanya Hana.

Caca menatapnya, "Emang kenapa?"

"Ya gue lupa. Tapi kayaknya gue melupakan sesuatu" kata Hana, "Tapi apa itu? Kalian tau gak?"

"Lha, mana gue tau" jawab Vella sambil tersenyum geli, "Lo yang lupa, kenapa tanya gue?"

"Kali kalian kasih gue jawaban soal hal yang gue lupain" ucap Hana.

"Yoel" celutuk Caca, "Kayaknya tentang Yoel."

"Apa?" Tanya Hana mengernyit heran. Tangannya menopang dagunya untuk mendengar penjelasan Caca.

Caca mengangkat bahu, "Gue gak tau. Tapi kayaknya, ini tentang Yoel. Kayaknya, lho. Gue juga gak tau."

"Oh" gumam Hana. Ia lalu menjentikkan jarinya, "Kalian mau ketemu Yoel gak?" Tawarnya.

"Mau!" Seru Caca, "Kalau dari penjelasan lo, kayaknya Yoel itu tamvan!"

"Jahat lo, Ca" kata Vella dan Hana bersamaan. Mereka berdua kompak menunjuk Vero yang duduk di kursi dapur sambil menatap Caca kesal. "Dia cemburu tuh."

Caca nyengir, "Sori, Ver. Cuma liat doang gak papa 'kan?"

Vero hanya mendengus lalu kembali ke kamarnya. Caca berdecak, "Cowok baperan!"

"Halah, gitu-gitu lo suka" kata Vella sambil menyikut pinggang Caca.

Kalau kalian mau tau, Caca dan Vero sudah baikan dari kemarin. Kata Caca, ia tak bisa tidak memaafkan Vero yang sudah meminta maaf sampai bungkuk-bungkuk segala.

"Dih, orang kasmaran" desis Hana kesal. "Kalian mau ikut gak?"

"Ikut!" Seru Caca dan Vella serempak.

"Ayo" kata Hana semangat.

Mereka bertiga berjalan keluar dari rumah. Saat Vella membuka pintu, dari luar juga ada orang yang membuka pintu. Vella mundur beberapa langkah sambil mengumpat karena pintu yang terdorong dari luar.

"Sori" ucap laki-laki itu.

Hana dan Caca terkejut melihat orang yang datang, Alden. Ia melirik Vella yang terlihat biasa saja dan malah menceramahi Alden, "Buka pelan-pelan dong! Kebiasaan!"

"Bodo, Vel" kata Alden, "Vero mana?"

"Di kamar" jawab Vella, "Lagi kesel dia."

"Oh."

Saat Alden pergi, Caca dan Hana langsung menatap Vella. "Dia udah tau?" Tanyanya.

Vella mengangguk, "Kemarin" jawabnya. "Waktu gue lagi buang sampah, dia tiba-tiba datang. Walaupun gue bohong, ujung-ujungnya dia tau kalau gue kakak Vero" katanya. Ia lalu tertawa keras, "Seandainya lo tau wajah dia waktu tau gue kakak tertua Vero, Rexa, dan yang lain, dipastikan kalian bakalan ngakak sampe pingsan! Yah, gak selebai itu sih. Yang jelas kalian pasti bakal ngakak."

Hana memutar bola mata, "Iya-iya."

"Mau kemana lo?" Tanya Noe yang baru datang setelah berjalan-jalan entah dari mana.

"Yoel" jawab Hana singkat, "Ikut gak?"

Noe menggeleng, "Mending gue disini aja. Lo pulang ke rumah atau kesini lagi gak?"

Hana mengangkat bahu, "Entah. Dah ya, bai!"

|<>|

"Dia Yoel?" Tanya Vella sambil menunjuk seseorang yang terbaring dengan mata terpejam.

Hana mengangguk, "Kenapa?" Tanyanya.

"Cakep!" Seru Caca, "Sumpah, kok lo gak bilang kalau Yoel cakep gini!?"

I With the Ghost {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang