Gila. Tau gak sih. Dibanding semua ceritaku yang lain, yang paling sukses tuh ini lho!
Beneran dah! Emang aku bikin ini waktu masih kecil sih, jadi imajinasinya gak banyak terganggu. Kesibukan juga gak ada, jadi lancar aja. T_T
Oke deh! Karena udah mencapai 10k pembaca, sesuai janji, aku bakal kasih bonus chapter.
Silahkan dibaca!
|<>|
"Sayang."
Ucapan lembut itu disusul dengan elusan halus di rambutku. Aku bergerak kecil, masih malas untuk bangun. Semalam aku baru saja menonton banyak film-film kartun yang disukai Yoel, jadi aku baru tidur jam 11.
"Bangun .... Nanti aku cium, lho."
Aku langsung membuka mataku lebar-lebar. "Apa, sih." kataku dengan wajah panas.
Yoel tertawa renyah. Ia makin memeluku erat sambil mengusap-usap pipiku dengan pipinya.
"Uh ... Apaan, El ...."
"Bangun, sayang. Ini tuh udah siang."
"Eh? Masa?"
"Iyaa .... Lain kali jangan begadang lagi."
Aku memelototinya. "Siapa coba yang ngajak." balasku kesal lalu bangun dan duduk.
Aku terdiam, mengelus perutku. "El.."
Yoel yang ikut duduk, menopang dagu di atas bantal, menatapku heran. "Apa?"
"Mau sate."
Yoel tertawa kecil. Ia mengacak rambutku lalu memelukku singkat. "Iya. Bentar, ya. Aku cariin. Kamu istirahat aja, jangan banyak gerak."
Aku mengangguk dan kembali merebahkan diri, sementara ia berganti baju lalu pergi keluar membawa kunci sepeda motornya.
Setelah semua masalah yang ada, tanpa sadar aku sudah menikah saja. Lalu tiba-tiba aku sudah akan melahirnya 3 bulan lagi.
Waktu memang berjalan cepat ya.
Aku berterimakasih sekali pada Vella dan kembarannya itu. Kalau saja mereka gak bertemu dengan Yoel, aku mungkin juga gak akan bisa bertemu dengannya lagi.
Ah, omong-omong soal Vella, dia juga sudah menikah. Dengan siapa? Tentu saja dengan bucinannya itu. Sebenarnya mereka sempat putus. Alasannya karena, Alden tiba-tiba muncul di vlogger orang luar yang lebih cantik. Karena cemburu dengan kedekatan mereka, akhirnya Vella meminta putus. Satu bulan kemudian, karena gak tahan, Alden menurunkan harga dirinya dan pulang ke Indonesia dengan uang tabungan hasil kerja kerasnya.
So sweet ya.
Kalau soal Caca .... Tentu saja hubungan dia tetap langgeng sampai kapan pun. Sama sekali gak ada pertengkaran. Karena kembaran Vella itu sangat bucin dengan Caca, sementara Caca gak akan bisa menyukai orang lain lagi.
Yep. Sama juga denganku. Aku dan Yoel baik-baik saja. Tapi tentu saja, yang namanya pasangan pasti cekcok. Untungnya gak sampai bertengkar.
(。’▽’。)♡
"Gak dimakan? Aku udah nyari susah-susah lho."
Aku terdiam, menunduk menatap sate yang sudah disiapkan. Lalu mengambil satu sambil tersenyum lebar mengarahkannya pada Yoel. "Aaa ...."
Yoel menghembuskan nafas pelan. "Buat sarapan juga itu. Makan dulu, Hana."
"Aaa ...." Aku tetap kukuh mengarahkan sate itu padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I With the Ghost {END}
JugendliteraturAku tak pernah menyangka akan bertemu dengan makhluk seperti ini.