You're Very Different

12.

Selesai dengan pertengkaran mereka. Seulgi, Jimin, Sehun, dan Sulli memutuskan untuk pulang.

" Ayo Seul kita pulang. "

Ajak Sehun sambil merangkul Seulgi.

Seulgi yang kaget buru-buru melepaskan rangkulan Sehun dan menjitak Sehun dengan keras.

" Aw "

Sehun meringis kala Seulgi menjitaknya.

" Kau itu namja atau bukan ? Kau pergi dengan berkencan dengan Sulli, dan pulang denganku ? Dimana otakmu Sehun ? Apakah tadi terjatuh saat kau dalam perjalanan menuju sungai Han ? "

Sehun menampilkan raut wajah kesalnya saat Seulgi menolak ajakannya pulang bersama.

" Aku pulang dengan Jimin. "

Ucap Seulgi tegas sambil mengapit lengan Jimin.

" Ah tidak apa-apa Seulgi, biar Sehun pulang denganmu saja. "

Ucap Sulli tidak enak.

" Heh apa katamu ? Tidak-tidak, keputusanku sudah bulat kau akan pulang dengan Sehun. "

" Aku pergi, annyeong. "

Kini tinggal Sehun dan Sulli sendirian.

" Kajja. "

Selama perjalanan Sulli dan Sehun lebih memilih diam.

Dengan mengumpulkan sedikit keberanian, Sulli akhirnya berusaha mencari topik pembicaraan.

" Hun. "

" Hmmm. "

Sulli menghela nafasnya saat di beri jawaban seperti itu oleh Sehun.

" Maaf sudah membuatmu pulang denganku. "

Sehun mengalihkan pandangannya kepada Sulli yang sedang menunduk.

" Tidak apa-apa. "

" Kau sangat ingin pulang dengan Seulgi ya ? "

Sulli melontarkan pertanyaan tersebut dengan takut-takut.

" Sangat. "

Sulli seperti di hempaskan dari jurang, sakit sekali.

" Wae ? "

Tanya Sulli lirih.

" Entalah. Ku rasa akhir-akhir ini Seulgi sedikit berbeda. Dia......entalah aku rasa dia berbeda. "

Hanya itu obrolan antara mereka berdua selama Sehun mengantar Sulli ke rumahnya.

" Gomawo Hun sudah mengantarkanku. "

" Masuklah jaga dirimu baik-baik. "

Sehun mengelus pelan puncak kepala Sulli dan berjalan meninggalkan Sulli yang masih membatu di tempatnya.

' Apakah ini pertanda baik ? '

***

Berbeda dengan Sehun dan Sulli, Jimin dan Seulgi pulang dengan keadaan bahagia.
Bagaimana tidak,
Sepanjang perjalanan Jimin terus melontarkan lelucon yang mengocok perut membuat Seulgi mau tidak mau tertawa dengan keras.

" Gomawo sudah mau mengantarkanku. "

" Senang bisa bersamamu. "

Ucap Jimin tulus.

" Sabtu depan aku ingin membeli buku, bisakah kau temani aku ? "