Bab 12 : Dia Kembali

220 35 7
                                    


Allan memarkirkan motornya didalam garasi. Laki-laki itu mengernyit pelan kemudian berpikir sejenak. Kayaknya, ada yang hilang.

Mata Allan membulat. Kedua kakinya berlari keluar garasi menemui Mang Karto, pegawai kebunnya.

Matanya terlihat khawatir. Bagaimana tidak? Siapa yang dengan beraninya memakai mobil barunya?

"Mang! Mang Karto!" teriak Allan kencang. Terdengar marah dan panik.

Mang Karto yang sibuk pacaran sama Mbak Shanti dibelakang kebun terlihat kaget mendengar teriakan keras Allan.

Mang Karto dengan segera keluar dari "habitat"-nya kemudian mendapati wajah Allan yang memerah.

"Iya, Den? Kenapa?" kata Mang Karto takut-takut. Logat Jawanya semakin kental ketika takut.

"Mobil BMW saya mana? Kok gak ada?" tanya Allan marah.

"A-anu, Den..."

Mang Karto mengingat perjanjiannya dengan Adrian. Bahwa tidak boleh memberi tahu Allan kalau dia yang meminjam mobilnya. Dengan sogokan uang dua ratus ribu rupiah, Mang Karto janji akan membuat alasan sebagus mungkin untuk meredam emosi Allan kalau-kalau Adrian pulang terlambat.

"Dibawa Mama Aden tadi pergi ngantor," jawab Mang Karto asal.

Allan menaikkan satu alisnya, "Serius? Nggak bohong?"

Mang Karto menggeleng ngeri, "Enggak, Den. Serius."

Allan memicingkan mata lantas mengeluarkan ponselnya. Menelepon sang Mama yang mungkin masih bekerja.

Beberapa menit berlalu, telepon Mama masih sibuk. Allan menghela napas berat, "Kalau sampe ketahuan Mang Karto ngibulin saya, awas aja. Apalagi sekongkolan sama 'si tengil' itu."

Siapa lagi 'si tengil' kalau bukan adik kandungnya sendiri.

Allan beranjak pergi dari tempat tersebut kemudian masuk ke dalam rumah. Melihat isi rumah hanya terlihat pembantu-pembantunya saja membuat Allan berpikir keras.

"Mbok," panggil Allan sembari melempar tas diatas sofa dengan asal.

Mbok Roro datang dengan tergopoh-gopoh, "Iya, Den?"

Allan melepaskan dua kancing teratas seragam sekolahnya. Badannya seharian ini terasa lelah dan penat. Ketika dia naik kelas XII seperti sekarang membuatnya semakin sibuk. Apalagi ditamabah dengan kegiatan-kegiatan organisasi sekolah, pensi, bimbel, dan ujian. Itu semua menimbulkan stress tersendiri untuknya.

"Bikinin mie goreng dong, Mbok. Mienya dua sama telur setengah mateng satu, ya. Kalo udah jadi, tolong anterin ke kolam renang. Saya mau berenang bentar."

Mbok Roro mengangguk menyanggupi. Biasanya, anak majikannya itu jarang sekali menyentuh mie instan atau makanan-makanan cepat saji. Allan itu tipe-tipe cowok vegetarian yang kerjanya makan sayur dan buah setiap hari. Tapi,melihat sikap Allan yang "agak" berbeda hari ini membuat Mbok Roro sedikit terkejut.


🍒


Allan berganti celana renang kemudian mulai menggerak-gerakkan tangan dan kakinya untuk memulai pemanasan. Hari ini dia mau refreshing sejenak.

Tubuhnya yang sixpack terlihat nyata. Lengannya yang cukup kekar serta kakinya yang jenjang membuat Allan terlihat cocok menjadi model-model pakaian renang. Tubuh Allan makin terbentuk sempurna setiap dia sering meluangkan waktu untuk nge-gym.

Allan membiarkan tubuhnya terjatuh diatas air kolam yang bening. Cipratan air mengenai kermaik marmer teras rumahnya.

Allan menyelam beberapa detik, kemudian kepalanya menyundul ke udara dengan satu tarikan napas.

Beautiful InsideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang