Bab 6 : Antara Duka dan Harapan

263 52 11
                                    


Valerie's Pov.

Setiap manusia dilahirkan dengan ciri khas mereka masing-masing. Bagaimana pun rupa dan bentuk mereka, pasti terselip kelebihan-kelebihan yang Tuhan berikan.

Tidak ada satu pun manusia yang sempurna. Karena kita semua tahu bahwa kesempurnaan hanya milik Tuhan.

Dibalik sinar matahari yang hampir tenggelam, langit yang berubah menjadi jingga. Tetesan demi tetesan air mata yang jatuh membasahi pipi. Adakah sedikit belas kasihan yang timbul di benak setiap pribadi?

Iya, aku bukan manusia yang sempurna. Aku terlalu lemah untuk melawan. Wajahku yang tak rupawan mungkin menjadi penghalang diri ini untuk bahagia. Tubuh yang tidak langsing menjadi bahan hinaan. Sifat kuper dan kaku ini mungkin menjadi alasan tidak asyik untuk diajak berteman.

Namun, bisakah kamu? Bisakah kamu melihat aku tanpa memandang fisik dan kelemahanku? Bisakah kamu menatap aku layaknya manusia, bukan seorang sampah?

Bertahun-tahun aku hidup dalam kesesakan. Menelan semua ejekan demi ejekan pahit seorang diri. Sekuat diri memaksakan tersenyum untuk menenangkan luka-luka dihati yang sulit diobati. Seandainya aku seindah kamu, seandainya aku sekeren kamu, seandainya aku segaul kamu... Apa kali ini kamu berhenti membully aku?

Menangis ditempat lembab dan kotor ini membuatku sempat berpikir. Apa ini memang tempat yang layak untuk orang seperti aku? Apa ini tempat yang pantas untuk aku?

Iya, benar. Aku hanya dibully karena iri dan kedengkian mereka. Aku membangunkan kawanan singa betina yang lapar karena merebut "makanan" mereka.

Namun, aku juga ingin bahagia. Beri aku secercah harapan. Beri aku kesempatan. Adakah diantara kalian yang mengalami masalah sepahit ini? Berpikir untuk berhenti melangkah walau seseorang menunggu disana.

Kesedihan adalah sahabat dekatku. Tangisan adalah habitatku. Kegelapan adalah bayang-bayang yang selalu mengikutiku. Dan dia...? Dia adalah hadiah yang entah kapan Tuhan berikan tanpa alasan kepadaku.

Jika cinta hadir tanpa alasan, kenapa kamu memilih karena rupa dan kasta?

Tanya pada dirimu. Apa sekarang kamu mencintai orang tulus dari hati paling dalam?

Terdengar debrakan pintu. Membuyarkan semua lamunan dan kata-kata puitis yang melayang-layang dipiranku.

"Woii, kalo ada orang didalam, jawabbb!!!"

Suara perintah yang mengebu-ngebu itu membuatku agak takut, "Ehh iya, Kak! Saya ada didalam!"

Kayaknya sih itu gerombolan cowok. Duh, gimana, ya? Bajuku basah lagi.

Pintu yang dikunci itu di dobrak sekuat tenaga oleh gerombolan para siswa. Kemudian, langsung terbuka dan alhasil pintunya rusak.

Aku terdiam kaku. Kak Allan maju paling depan dan mengecek keadaan. Matanya melihat kearah gue dengan tatapan khawatir. Kemudian langsung memberi handuk yang entah sejak kapan dia bawa.

Gimana mereka bisa tahu kalau aku terkurung di sini?

"Kamu gak papa? Ini tutupin dulu seragam kamu pakai handuk," Kak Allan memberikan handuk berwarna hijau muda yang masih bersih.

Aku melongo gak percaya. Please, Val, stop kegeeran! Kak Allan manggil "aku-kamu" karena dia kelewat baik dan sopan. Pasti pada dasarnya, gak ada maksud apa-apa.

Di belakang kak Allan ada kak Faisal sama Kak Bobby. Sahabat-sahabat karib kak Allan. Kemudian ada satu cewek juga. Entah siapa namanya, tapi cewek itu terlihat manis dan baik.

Kak Allan berdecih, "Siapa yang ngunci kamu sembarangan disini? Jangan takut, ngomong aja ke kita-kita."

Aku berpikir sejenak. Gimana kalau Sarah CS makin melunjak? Gimana kalau mereka melakukan hal yang lebih dari ini?

Beautiful InsideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang