Bab 8 : Surat Cinta

234 39 11
                                    


Valerie mengehembuskan napas gusar. Hari ini dia cuma makan sayur dan buah. Minum juga cuma air putih. Valerie benar-benar bertekad untuk diet habis-habisan.

Tapi, kebiasaannya makan satu porsi nasi penuh dengan berbagai macam lauk di tambah jus apel kesukaannya membuatnya semakin gemuk.

Baru hari pertama, Valerie sudah tersiksa. Sayur-sayuran langsung direbus spesial oleh sang Mama begitu tahu bahwa anaknya mau diet. Mama yang antusias pun memberikan buku panduan diet pada anak gadisnya tersebut.

"Na, ini serius gue gak boleh makan siang?" tanya Valerie masih tidak percaya.

Kenanga mengangguk mantap, "Nggak. Sebenarnya boleh sih, tapi ya, lo cuma boleh makan sayur sama ubi rebus aja buatan nyokap lo tadi."

Valerie mendesah pelan, "Tapi gue mau makan soto Pak Hasan!"

Kenanga menjitak kepala Valerie gemas, "Tahan di hina seumur hidup atau diet sementara waktu?"

Valerie meringis, "Iya, iya."

Sebenarnya, hari ini Kenanga sudah membuat jadwal padat untuk diet Valerie. Sahabatnya satu ini benar-benar sangat niat dalam membantu. Segala jadwal makan, olahraga, tidur, perawatan. Semua diatur oleh Kenanga. Bahkan, cemilan-cemilan yang tersedia di kulkas Valerie semua dihabisin sama Kenanga.

"Abis pulang sekolah, gue ajak lo ke tempat gym langganan abang gue. Katanya disana itu pelatihnya bagus-bagus, Val," cetus Kenanga sambil membuka buku diet yang diberi oleh Mama Valerie.

Waktu ditimbang hari ini, berat badan Valerie mencapai 68 kg. Itu berarti dia sudah terlalu gemuk mengingat tinggi badannya cuma 160 cm.

Kata Kenanga, berat badan yang paling pas untuk ukuran tubuh seperti itu dimulai dari 48-53 kg. Bayangkan saja berapa banyak kalori yang harus Valerie buang saat ini?

"Lo dilarang makan-makanan gorengan, Val. Berhenti ngemil dari sekarang. Terus juga, brownies Mak Fera juga lo jangan makan, deh. Gulanya, 'kan banyak!" Kenanga mengingatkan Valerie berulang-ulang.

Sumpah, ya. Brownies Mak Fera itu yang paling enak di seluruh brownies yang pernah Valerie makan. Hampir tiap hari Valerie borong brownies itu. Sampai-sampai ngestock di rumah saking doyannya.

"Yah, Na..."

Kenanga mendelik, "Demi body bagus, Val. Lo harus berjuang!"

Valerie masuk ke dalam kelas dengan lesu. Kelas sudah cukup ramai, terlihat geng Sarah menatapanya dengan pandangan licik. Sarah berbisik sesuatu kearah Irene dan Katya seolah-olah tengah menyindir dirinya.

Valerie mengepalkan tangannya. Tahan, Val. Hari ini bersikap biasa-biasa saja. Jangan panik. Tahan emosi.

"Eh, ada yang udah keluar dari 'kurungan', nih," ucap Irene penuh sindirian.

Valerie cuma diam. Tidak mau berkomentar apa pun. Beberapa siswa yang entah siapa namanya sudah mulai kepo dengan sindiran Irene, namun hanya ditanggapi dengan kode-kodean singkat saja.

Valerie berjalan menuju kursi tempat duduknya. Sebelah kursinya kosong, mungkin Adrian bakalan bolos lagi hari ini.

"Duh, gatel banget ya tangan kiri gue. Pengen bet nabok orang," Katya menggaruk-garuk tangannya yang ia yakini tidak gatal sama sekali. Hanya bertujuan untuk memanas-manasi situasi saja.

Beautiful InsideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang