Bab 3 : Adrian

282 51 30
                                    


Seperti janji Kenanga, dia akan pergi sekolah bersama Valerie. Ketika melihat daftar kelas, mereka menerka-nerka apakah mereka masuk di kelas yang sama.
"Val, kayaknya gue di kelas X IPA 5 deh," jawab Kenanga lesu.

Tidak ada nama Valerie disana.

"Gue dikelas X IPA 1, Na. Kita gak sekelas," jawab Valerie pada akhirnya.

"Ya udah deh kalau gitu. Gue masuk di kelas gue ya, entar pas jam istirahat gue samperin ke kelas lo, ya," ucap Kenanga sambil mulai melangkah menjauh.

Gini, nih. Kalau misalnya udah punya satu temen deket tapi orangnya harus jauh. Ya, 'kan susah cari temen lagi. Mesti kenalan lagi, SKSD lagi, ujung-ujung gak diperhatiin.

Jangan diikutin sifat jelek ini.

Ngenes amat.

"Iya, Na." jawab Valerie sembari melambaikan tangan. Agak tidak ikhlas sebenarnya.

Valerie mulai melangkahkan kakinya menuju kelas. Dia merasa canggung karena teman-temannya yang lain terlihat sudah akrab dan memiliki banyak teman. Mungkin Kenanga mudah mendapatkan teman, ya iyalah, siapa sih yang nggak mau temenan sama cewek secantik dan sebaik Kenanga? Sedangkan dirinya? Hufft.

Pandangan mata Valerie tertuju pada seluruh kelas. Tepatnya setiap murid sudah memiliki teman satu meja. Sudah mengobrol akrab. Hanya ada satu meja kosong paling belakang dengan dua kursi yang masih kosong.

Valerie memberanikan diri untuk duduk disana. Yah, abis mesti duduk dimana? Dia juga bingung.

"Bodo amat dah," gumam Valerie pada diri sendiri.

Tak lama kemudian, Pak Kerto masuk ke dalam kelas. Valerie tahu namanya karena ketika dia dan Kenanga beres-beres kantor guru, ada absen guru dengan nama dan fotonya. Valerie tipe yang mudah mengingat, sehingga dia tahu dan hafal siapa saja guru barunya ini.

"Selamat pagi, Anak-anak!" sapa Pak Kerto semangat.

Semua murid menyambutnya tak kalah semangat, "Pagi, Pak!"

"Hari ini adalah MOS kedua kalian. Saya berharap, kalian semua masih tetap semangat. Kegiatan kali ini cukup simple, kakak-kakak OSIS akan menyampaikan apa saja kegiatan kalian kali ini," ujar Pak Kerto.

Begitu Pak Kerto selesai berucap, kakak-kakak OSIS mulai masuk ke dalam kelas dengan gaya mereka yang... Eh, kalian pasti tahu kalau kalian sudah jadi kakak kelas.

"Hai, gue Clara. Kali ini, gue bakalan membimbing kalian sama kakak satu ini," jawab kak Clara sambil menunjuk orang disampingnya.

Loh? Itu yang namanya kak Dimas, 'kan?

"MOS kali ini, kalian harus mengumpulkan seluruh tanda tangan kakak OSIS dan melakukan apa pun yang mereka suruh untuk mendapatkan tanda tangan itu."

Klasik abis.

Kak Clara kembali berujar, "Setelah itu, tulislah surat cinta secara random pada teman kelas kalian. Pokoknya harus lawan jenis!"

Nulis surat cinta? Apa faedahnya coba?

"Surat cinta yang udah kalian tulis dan kasih sama orang random itu akan dipasangkan satu hari bersama-sama. Ada beberapa challange yang harus kalian selesaikan, berdasarkan yang terbaik akan dipilih menjadi King & Queen MOS 2017 SMA Nusantara Bangsa," jelas kak Clara panjang lebar.

Kak Dimas yang sedaritadi diam langsung menyahut, "Oke. Waktu kalian dimulai dari sekarang."

🍒


Murid-murid mulai berhamburan. Lu bayangin deh, 800 anak lari ditengah lapangan udah sebanyak apa? Ditambah lagi, lari-lari ngejer kakak OSIS satu per satu. Terus ngelakuin apa yang mereka mau.

Beautiful InsideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang