Bab 28 : Masa Lalu Kelam

191 24 7
                                    

Kenanga menatap wajahnya di kaca besar kamarnya. Kedua manik matanya mengamati bentuk tubuh dan wajah yang dimilikinya selama lima belas tahun terakhir.

Ditatapnya bentuk tubuhnya itu. Begitu ideal dan indah. Bisa dikatakan, badan Kenanga itu body goals idaman para wanita. Kenanga ingat, Valerie selalu memuji bentuk tubuhnya yang mungil dan ramping. Sebanyak apa pun ia makan, Kenanga tidak pernah bisa gendut. Itu lah mengapa Valerie begitu iri padanya.

Kembali, Kenanga memperhatikan kedua kakinya yang jenjang dan ramping. Bentuk paha yang mungil dan kecil.

Tak terlepas pula dari bentuk bibirnya yang berisi dan sexy. Mirip Kylie Janner. Kenanga menyukai bentuk bibirnya itu.

Gadis itu memang terlahir dengan kecantikan alami yang ada padanya. Dulu, ia begitu bahagia memiliki itu semua, mendapatkan semuanya tanpa usaha sedikit pun.

Namun apalah artinya bila bentuk tubuhnya itu... "pernah" dijamah.

Sebutir air mata jatuh membasahi kedua pipinya yang mulus. Digigitnya bibir bawahnya dengan keras. Ia menangis histeris.

Kenanga benci tubuhnya. Ia benci semua itu. Ia tak suka lemah seperti ini.

Ya, Kenanga tidak perawan lagi.

Kamu tidak salah.

Kamu benar-benar membacanya.

Ia tidak perawan lagi.

Sekarang mengerti mengapa ia tak pernah memuji dirinya? Karena Kenanga tahu, tidak ada lagi yang bisa "dipuji" dari bentuk fisik ini jika sudah dijamah orang lain.

Kenanga menangis semakin kencang. Diraihnya bingkai foto di atas nakas. Dibantingnya bingkai itu sampai pecah. Gadis itu benar-benar marah.

Dalam bingkai foto itu, adalah Kenanga yang manis bersama seorang lelaki yang selalu mengisi hari-harinya. Selalu ada untuknya. Menjaganya. Mengunci rapat pintu hatinya.

Namun, lelaki itu pula lah yang meninggalkannya dengan alasan, "Lo udah bekasan."

Kenanga mengacak-acak rambutnya frustasi. Ia sudah tak tahan lagi. Hidupnya terlalu berat. Gadis itu tahu perbuatannya dulu dengan lelaki bajingan itu salah, namun Kenanga terlalu cinta. Sehingga ia memberikan segalanya yang ia punya demi pria itu.

Erick.

"Makasih ya, kamu memang yang terbaik. Aku sayang kamu," Erick mencium kepala Kenanga dalam, kemudian mengusapnya dengan lembut.

Kenanga tersenyum manis, "Iya, Sayang. Jangan pernah tinggalin aku, ya?"

"Pasti, Sayang. Aku gak akan ninggalin kamu."

Begitu janji manisnya dulu. Sampai akhirnya ia sadar akan sesuatu hal yang mestinya ia tanam baik-baik dalam otaknya.

Pria baik-baik yang tulus mencintai tidak akan pernah mungkin 'merusak' sesuatu yang ia miliki.

Pria yang mencintai dengan 'hati' tidak akan meminta 'tubuh' untuk dinikmati.

Kenanga tahu ia bodoh. Dan mungkin sebutan itu akan selalu tersemat jelas-jelas pada dirinya.

Gadis itu kembali menangis. Memeluk tubuhnya yang kotor dengan sepasang tangan gemetar.

Tidak.

Ia tidak akan membiarkan Valerie jatuh pada perangkap Erick. Bagaimana pun, Kenanga masih sangat menyayangi Valerie sebagai seorang sahabat. Valerie gadis baik-baik.

Wanita baik-baik hanya untuk pria yang baik.

Cukup dirinya saja yang seperti ini, namun tidak untuk sahabatnya. Ia lebih memilih melindungi daripada berdiam diri.

Beautiful InsideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang