Chapter 2

278 14 0
                                    


---


"Ada apa Maki-chan?" aku heran, tak biasanya dia sepanik ini.


"Be... begini... temui aku... saat istirahat nanti... a-aku akan jelaskan semuanya...!" dia menjawab, lalu pergi lagi setelah itu. Larinya cepat sekali. Wah, aku tak tahu tomat itu bisa berlari secepat kilat.


Kuterkejut oleh tepukan Umi di bahu, dia mengajakku ke kelas. Oh iya, ini sudah masuk jam pelajaran, dan guru pastinya sebentar lagi muncul. Eh?! S-Sekaranglah pembagian hasil ujian kemarin!


----


"Ehh..." aku tak sanggup berkata apa-apa lagi saat melihat ujianku nilainya nol! Benar-benar salah! Kupikir satu nomor yang kemarin itu benar... ternyata satupun tak ada yang benar, kurasa ingin menangis.


Umi mendekatiku dan sekali lagi menepuk bahu ini, "bagaimana hasilnya?" tanyanya dengan lembut, kurasa dia sudah melupakan apa yang sudah terjadi. Baguslah.


Kuangkat kepalaku, lalu kujawab pertanyaan pemanah itu, "Aah, Umi-chan! Kau seperti yang tidak tahu saja..." kulihat hasil orang lain termasuk Kotori, dan ya. Mereka dapat lebih bagus dariku, terkadang ini membuatku frustasi dan ingin cepat-cepat liburan musim panas!!


----


Akhirnya hal menyenangkan yang bernama 'istirahat' muncul, rasanya lega sekali dapat melahap sebungkus roti nikmat nan manis. Kupikir ini cuaca yang cerah dan tidak mungkin hu--


"Honoka!!" suara menggelegar bagai petir menusuk telingaku, kucoba melihat dan---


"Aduhh!!!" aku terdorong, rotiku!! Dengan mata tajam ini kutargetkan dan kuraih rotiku yang melambung jauh ke udara. Kutangkap, namun hanya bungkusnya saja... "ahhhh!!!"


"Aduh..." kupandang orang yang menabrakku itu, dan... Maki? "H-Honoka, sudah kubilang untuk menghampiriku tadi, kau pasti tidak dengar ya...?" tanyanya dengan nafas terengah, dia pun mencoba untuk berdiri.


----


"He? Kapan?" tanyaku, aku benar-benar tidak ingat, "oh! Yang tadi pagi itu?" ya aku ingat sekarang, Maki menyuruhku mendatanginya saat sudah tiba jam istirahat. Saat aku mengingat itu, Nozomi dan Eli datang.


"Ah, Honoka, aku mencarimu loh," ucap Nozomi, lalu bersama duduk denganku dibawah pohon besar, "aku ingin bertanya soal benda yang kau kirim fotonya semalam," lanjutnya, lalu Eli juga duduk bersama. Aku makin bingung tak karuan, sebenarnya apa benda itu?


"He...?" aku masih bingung dan linglung, apa mungkin ini kejutan ulang tahunku? Ah, ulang tahunku kan masih jauh, "memangnya kenapa?" tanyaku. Maki masih lelah untuk menjawab, Nozomi memejamkan mata, sementara Eli sibuk menyedot jus jeruknya.


"Begini Honoka, mungkin kau adalah salah satu orang yang beruntung dari..." Maki mulai berbicara, terdengar suara bel, namun aku masih fokus padanya. Uhhh, ini membuatku makin penasaran! Apakah alien mengirim itu untukku?!


"... Mungkin benda itu punya kekuatan?" tanya Eli tiba-tiba, lalu membuang minuman manis itu, "kekuatan spiritual...!!" ia pun menirukan perkataan dan gerakan sahabatnya.


Nozomi mengangguk, lalu berbalik padaku, "Hm, Elicchi benar. Aku curiga benda itu memiliki sejenis kekuatan--"


"Tidak! Kalian tidak mengerti!" Maki menjerit, lalu menyeretku dengan tangannya, membawaku lari seperti akan menahanku, "ayo ikut aku!!"


Kami berdua meninggalkan Eli dan Nozomi dengan wajah heran, mungkin mereka bertanya-tanya mengapa? Sementara aku juga masih tak tahu apa yang terjadi! Tolong!!


----


Beberapa langkah lagi, kami sampai di ruangan klub. Maki membawaku masuk dan menutup pintunya, gadis kaya ini kenapa sih?! "Maki-chan, ada apa?" tanyaku, sambil memiringkan kepala.


Maki menoleh padaku lalu pipinya memerah, "Be-Begini... kau mungkin adalah satu dari hanya sepuluh orang saja yang mendapatkan kejutan misterius!" he? apa?


"... seseorang diberitakan telah mengirimkan sepuluh alat canggih untuk masuk kedalam dunia lain!" a-apa? Aku tidak mengerti sama sekali...!! "begini, kita sedang ada di zaman modern dimana--"


"Panggilan kepada Kousaka Honoka dan Nishikino Maki untuk segera memasuki kelas!! Sekarang juga!!" suara speaker berdengung, membuat kepala sakit. Dengan senyum ragu kutinggalkan kesan aneh pada Maki.


"Ehehe... se-sepertinya i-itu panggilanku... e... dah!" kakiku pun terbakar menuju kelas, berharap semuanya melupakan--


"Honoka..." U-Umi sudah menungguku ternyata... w-wuah... d-dia baik sekali...


S-Sayangnya... d-dia menunggu sambil memegang...


Penggaris besi... a-ahaha...


---


Bersambung...

Kousaka Honoka: WARPEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang